Mira mengantarkan anaknya pergi ke TK yang berada di ujung jalan besar. Semua orang menyapa dirinya, dan tak jarang pula ada sekelompok bapak-bapak yang menggodanya. Mira sangat muak dengan apa yang dilakukan oleh para pria itu.
Namun wanita itu berusaha sabar ia dengan apa yang telah terjadi kepadanya. Ini adalah desa orang lain dan ia harus menghormati orang di desa itu jika tidak ingin mendapatkan masalah kepada dirinya. Kira hanya menyapa mereka dengan senyum manisnya dan lalu kemudian berjalan seolah-olah tidak terjadi apapun.
"Mama, itu teman-temanku. Aku pergi bersama mereka saja. Kamu pulanglah Mama," Cinta anaknya yang tidak tega melihat ibunya yang harus bolak-balik mengantarkannya pergi ke sekolah.
Mira mengartikan kepalanya dan lalu kemudian menyerahkan beberapa lembar uang jajan kepada anaknya. Iya melihat senyum tulus dari sang anak membuatnya merasa sangat bahagia.
"Berhati-hatilah di sekolah. Jangan banyak membuat masalah. Aku tidak ingin mendengar kau lagi-lagi berkelahi dengan teman-temanmu. Pergilah," ujarnya dan lalu kemudian Narendra pergi menghampiri teman-temannya yang sudah menunggunya.
Senyum di wajah Mira tak pernah luntur melihat anaknya yang begitu antusias. Memang sang anak sangat hobi bermain apalagi bersama dengan teman-temannya. Anak laki-laki itu juga banyak disukai oleh orang-orang karena sifatnya yang baik dan juga lembut serta memiliki wajah yang tampan seperti ayahnya.
Mira kembali untuk pulang ke rumah dan membeli beberapa sayur terlebih dahulu di tukang sayur. Namun lagi-lagi di tengah jalan ia bertemu dengan beberapa sekelompok laki-laki yang menatap dirinya dengan pandangan tidak menyenangkan. Kebetulan sekali Mira adalah satu-satunya orang di desa ini yang memiliki kecantikan yang sangat luar biasa dan tubuh mulus, putih, yang jarang dimiliki oleh orang desa.
Mira berusaha untuk bersikap biasa saja walaupun jantungnya tak berhenti untuk berdetak.
"Tuhan tolong aku."
Mira berjalan menunduk dan mengabaikan teriakan mereka. Mira benar-benar merasa dilecehkan dan pemuda di desa rata-rata memang seperti itu. Bukan hanya dirinya akan tetapi masih banyak lagi wanita di desa yang mengalami hal yang sama dengannya.
"Mbak Mira."
Mira menatap ke arah orang yang telah memanggil namanya tadi. Ia adalah ibu Sumiati yang paling dekat dengan Mira di kampung ini.
"Iya Mbak, mau pergi beli sayur juga ya?"
"Iya Mira. Bapak di rumah dan anak-anak katanya mau makan sayur. Terpaksa saya masak sayur hari ini."
Mira tertawa karena setahunnya Ibu Sumiati tidak terlalu menyukai sayur-sayuran.
"Ya mau bagaimana lagi Mbak, ini juga kan kemauan mereka. Kita mah ngalah aja."
"Nah betul itu Mira. Oh iya Mira kamu tidak mengantar anakmu ke TK?"
Mira tersenyum dan lalu kemudian menatap ke arah tukang sayur yang hendak melewati mereka.
"Katanya si Narendra mau pergi sekolah sendiri aja sama teman-temannya. Kalau dianya bisa bergaul dan juga cocok sama teman-temannya yang nggak apa-apa. Aku sih lebih senang ya Mbak, karena aku merasakan aku bisa mandiri sendiri. Semoga ajalah dia bisa memahami situasi."
"Narendra sepertinya memang anak yang pintar Mbak."
"Aamiin."
Lalu kemudian mereka menghampiri tukang sayur dan memilih beberapa sayuran untuk dimasak siang ini.
_______
TBC
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Prasetyani
syukaaa
2023-09-09
0
Soraya
thor maaf bahasa Ibu ke anaknya kok aku,
2023-08-04
0