Taman yang penuh bunga indah dan Vika berada ditengah bunga-bunga itu. Mengagumi indahnya ciptaan Tuhan akan bunga-bunga yang cantin dan harum sepanjang perjalanannya.
Sepanjang jalan yang dilalui Vika penuh dengan aneka bunga warna-warni yang indah.
Wangi bunga membuatnya betah berada disana, duduk disebuah kursi taman yang dikelilingi ribuan bunga sejauh mata memandang.
Tapi pemandangan itu berubah saat melihat sosok seseorang bertubuh besar dan gemuk layaknya pemain pesumo.
Tidak dapat memandang wajahnya hanya bagian belakang, saat ingin menghampiri sosok itu hilang sekejap mata.
Chika terbangun dari alam mimpinya, bingung kenapa malah bermimpi pemain pesumo ditengah taman bunga dan hilang begitu saja.
Suara alat jahit berbunyi diheningnya malam, Vika terbangun saat jam masih pukul 12 malam.
Mata yang terbangun dan susah dipejamkan kembali membuat Vika lebih baik bekerja. Mengerjakan kain-kain yang sudah di potongnya dan membentuk ****** ***** berbagai ukuran.
Mengerjakan beberapa lusin ****** ***** agar targetnya tercapai untuk cepat membuka toko ini agar bisa membayar cicilan toko bu kostnya yang baik hati.
Saat jam menunjukan pukul 04.00 subuh, Vika meninggalkan pekerjaannya untuk melaksanakan Sholat Tahajud dimana sholat sunah yang dilakukan pada malam hari, yakni pada sepertiga malam akhir atau setengah malam akhir.
Memohon doa agar yang ilahi memberkati pekerjaannya. Dengan linangan air mata Vika berdoa dan mohon ampun akan segala perbuatan dosa.
Memohon doa agar usahanya dapt berjalan, tangisnya pecah dalam doanya. Karena impian besarnya ada dikota ini untuk menuntut ilmu.
Menerima semua takdir Tuhan dalam hidupnya. Bangkit dari bullyan orang-orang dikampusnya. Yang selalu membullynya karena kemiskinan dan paras yang bagi mereka buruk.
Saat kata amin mengakhiri Sholat Tahajudnya dan sebuah ketukan di jam setengah malan akhir ini menakutkan bagi Vika. Melipat mukenanya dan membuka kamarnya dengan pelan.
Rasa takut menghampiri Vika, tapi ketukan tidak berhenti. Vika tidak berani membukanya karena dia hanya seorang diri.
Berdoa dalam hatinya agar dijauhi dari marabahaya. Vika masih terpaku di depan kamarnya. Dan kembali masuk dalam kamarnya, menguncinya rapat.
Menutupi dirinya dengan selimut seluruh badannya, tidak kembali melanjutkan jahitannya melaikan mengurung diri dikamar dengan selimut yang menutupi seluruh badan.
Tanpa Vika sadari dia terlelap dalam selimutnya, terbangun dari tidurnya suara ayam dirumah tetangga toko itu berkokok.
Saat melihat jam sudah pukul 06.00 pagi gegas Vika membuka kamarnya dan menoleh arah depan toko itu dari depan kamarnya.
Dia memastikan tidak ada bunyi ketukan lagi disana.
Vika kembali melanjutkan aktivitasnya, mandi dan membuat sarapan ala kadarnya. Dan bersiap untuk kembali berkutat dengan alat jahitnya.
Pukul 10.00 siang, Vika sudah kedatangan ibu Fatimah yang datang untuk mengambil orderannya.
Memasukan orderan dalam mobilnya, Ibu Fatimah pamit kepada Vika. Dan berjanji akan mentransfer uang orderannya. Melambaikan tangannya kearah Vika, ibu fatimah pergi membawa orderan yang cukup banyak bagi Vika.
Saat duduk melanjutkan jahitannya, Vika mendapat notif dari banking bank berwarna biru itu. Membukanya dan alhamdulillah uangnya banyak banget, gumam Vika.
Mendoakan semoga Ibu fatimah jualannya laris manis dan bisa order lagi.
Samangat Vika menyelesaikan jahitannya, senyum mengambang dari bibirnya. Dan kembali berkutat dengan jahitannya.
Lupa Vika akan kejadian subuh tadi akan ketukan pintu tokonya.
Malam pun datang, Vika berdiri dari kursinya dan merentangkan kaki tanganya karena terasa kebas lama duduk dan tangan yang kesemutan.
Mengambil air untuk diminum dan mulai ingat akan kejadian subuh tadi. Vika cepat membersihkan dirinya agar capat tidur. Biar besok pagi melanjutkan jahitannya.
Besok pagi-pagi Vika mau mengunjugi Ibu kostnya. Dan ingin bertanya apa ada keluarga atau siapa yang bisa menjahit. Agar dapat mengurangi pekerjaannya dan malam hari ada yang menemani.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments