Part 5

Rangga hanya memasang wajah datarnya , Bagaimana bisa dia bersikap begitu dingin dengan ketua OSIS .

"Hey! Kamu malah asik dengan kotak susumu itu!" bentar Ferdian tiba-tiba membuat Sena terlonjak dan menghindari tatapan tajam Ferdian .

"Hei! Ketua OSIS, lebih baik kamu urusi mereka yang lain yang ingin kabur itu "

Ferdian mengernyit heran dan mengikuti arah pandang Rangga . Dia membolakan matanya saat melihat 3 orang siswa yang mencoba mengendap untuk masuk ke dalam gedung tanpa menemuinya .Ferdian mengeram.

"HEI! KALIAN!! benar-benar kalian ya!!" teriak Ferdian frustasi

____

Hari ini Rangga berangkat dengan bermalas-malasan . Ia melirik jam di tangannya . Pukul 07.05, sudah bisa dipastikan kalau dia terlambat . Tapi bukannya bergegas , dia malah berjalan dengan sangat santai .

Kenapa? Karena hari ini adalah hari senin , ia benci hari Senin . Apalagi hari Senin di awal bulan . Alasannya adalah karena Ferdian, seorang ketua OSIS di sekolahnya.

Ferdian itu ketua OSIS yang sangat cerewet dan menurut Rangga, Ferdian itu orang yang terlalu berlebihan . Ferdian selalu mengontrol murid lain yang datang terlambat di hari senin pada awal bulan dan Rangga adalah salah satu murid yang sering datang terlambat .

Rangga benci ceramah Ferdian yang menurutnya tidak penting sama sekali . Rangga tidak suka dengan orang yang terlalu banyak bicara .

Benar saja saat Rangga sampai di depan sekolahnya sudah ada Ferdian di sana. Berdiri dengan gaya khasnya namun sepertinya ada orang lain yang telat Rangga berjalan mendekat dan sedikit tersentak saat melihat gadis itu yang ternyata adalah orang yang mendapatkan si julukan Si Gadis susu . Rangga sering mendengarnya saat siswa lain memanggilnya seperti itu.

" Maaf Ferdian , aku ..."

"Tidak ada alasan lagi , kamu terlambat 10 menit gadis susu . kamu ..." Ferdian menghentikan ucapannya saat melihat Rangga yang berjalan mendekat .

kemudian dia kaca pinggang sambil menatap Rangga. " Ahh, Rangga. kamu masih saja datang terlambat, kenapa sih kamu itu selalu memilih naik bus ? Kenapa kamu tidak mengg..."

" Bukan urusanmu" Rangga memotong ucapan Ferdian, membuat sang ketua OSIS itu menahan kesal.

Dengan berdiri gugup diantara Rangga dan Ferdian , Sena meraih kotak susu dalam tasnya . Kemudian meminumnya sambil terus menatap Rangga dalam diam.

Rangga hanya memasang wajah datarnya , Bagaimana bisa dia bersikap begitu dingin dengan ketua OSIS .

"Hey! Kamu malah asik dengan kotak susumu itu!" bentar Ferdian tiba-tiba membuat Sena terlonjak dan menghindari tatapan tajam Ferdian .

"Hei! Ketua OSIS, lebih baik kamu urusi mereka yang lain yang ingin kabur itu "

Ferdian mengernyit heran dan mengikuti arah pandang Rangga . Dia membolakan matanya saat melihat 3 orang siswa yang mencoba mengendap untuk masuk ke dalam gedung tanpa menemuinya .Ferdian mengeram. "HEI! KALIAN!! benar-benar kalian ya!!" teriak Ferdian frustasi .

Rangga tersenyum miring kemudian secara tiba-tiba ia menarik lengan senang untuk pergi dari sana . Sontak hal itu membuat Sena tercengang dia tidak bisa berkutik saat Rangga menggandeng tangannya .

" Hai Rangga kembali !! Aku tidak mengizinkan kamu masuk !" dan Rangga juga mengabaikan teriakan Ferdian.

Sepanjang koridor itu Sena tetap diam sementara tangannya masih digandeng oleh Rangga.

Tepat saat di persimpangan koridor , Rangga melepaskan genggamannya begitu saja . Kemudian berlalu pergi meninggalkan Sena yang masih terdiam .

Sena masih tidak bisa bergerak , pikirannya masih dipenuhi dengan tanda tanya besar . apa-apaan tadi itu ? Ada apa dengan Rangga , Sena memegang dadanya

" Kamu benar-benarmembuatku menyukaimu "

___

Saat beristirahat berlangsung Rangga tidak beranjak dari duduknya. dia memilih menenggelamkan kepalanya di atas meja.

"Ishh..Ferdian itu terlalu berlebihan , mentang-mentang dia ketua OSIS, dia selalu berbuat Seenaknya saja "

" Kamu benar , kamu lihat wajahnya tadi Ken. Dia benar-benar terlihat bodoh, hahaha "

"Hey! Rendra hentikan tawamu itu !"

Rangga membuat ketiga orang pria yang tengah asik mengobrol itu menoleh ke arahnya.

" Ada apa dengan tawaku? Jika kamu ingin tidur , tidurlah di UKS sana " balas Rendra.

"Hey Rendra wajar jika Rangga merasa terganggu, tawamu itu seperti Gorila yang meraung mencari anaknya " sambung sendi .

" Apa katamu?"

"Ish.. Apa kau tuli?"

"Sendi !" bentak Rendra

Kenan memutar kedua bola matanya .

" Hai hentikan, Jangan adu mulut di depanku . aku seperti melihat gorila dan bebek yang sedang bertengkar "

Rangga bangkit dari duduknya , ia merasa terganggu dengan keributan kecil itu . Ia pergi meninggalkan kelas dengan wajah datarnya .

"Dasar pria arca " komentar yang lain .

Meskipun mendengar cibiran itu Rangga bersikap tidak peduli. Ia tetap berjalan meninggalkan kelas . Saat ini ia mencari tempat yang pantas untuk memejamkan matanya walaupun hanya sebentar .

Saat di koridor kelas yang sepi , Rangga melihat seorang siswa perempuan berdiri di depan kelas. gadis susu ? Tidak salah lagi , Rangga mulai hafal dengan wajah gadis susu itu.

Hal ini membuat rangka sedikit heran , Entah kenapa akhir-akhir ini gadis itu selalu muncul di depannya dan parahnya lagi Rangga yang biasanya tidak peduli dengan urusan orang lain kini merasa penasaran dengan gadis itu.

Ia ingat dengan kejadian musim semi lalu , saat tiba-tiba Gadis itu menghampirinya dan menanyakan siapa namanya ?

" Nona Sena, bawa tumpukan kertas ini ke ruanganku . Ini bukan hukuman yang sebenarnya . Kamu akan kuberi tahu hukumanmu nanti . Sebelum itu kamu hitung jumlah kertas-kertas ini! "

"Baik bu."

Rangga melihat dan mendengar itu dari kejauhan . Gadis susu itu sibuk dengan kertas di genggamannya , dia terlihat kewalahan dengan kertas-kertas itu.

Setiap kesalahan pasti akan ada hukumannya dan itu prinsip yang di terapkan guru fisika itu dan pasti gadis itu telah melakukan sebuah kesalahan. Rangga bersikap tidak peduli tapi sikapnya seakan runtuh saat melihat salah satu lembar kertas itu jatuh dari tangan Gadis itu Dan Dia tidak tahu sama sekali .

Rangga mengambil kertas itu, memandangnya dalam diam . Tentu dia harus memberitahu Gadis itu tentang kertas ini . Tapi entah kenapa Rangga justru terdiam .

Bingung ? Yang benar saja , Rangga sadar dia tidak tahu nama gadis itu dan sepertinya langkah sang gadis semakin menjauh .

"Gadis susu !" suaranya terdengar, Rangga merasa sedikit aneh saat mengucapkan kalimat itu.

Langkah Sena terhenti , dia membalikkan badannya , tidak ada orang lain di sana selain ...

" Rangga?..."

Rangga memanggilnya ? Tidak ada yang salah dengan pendengaran Sena . Namun ia justru terdiam , Sena lagi-lagi membatu, dia tidak bisa mengendalikan rasa gugupnya setiap berhadapan dengan Rangga .

" Kamu menjatuhkan ini " kini Rangga sudah berada di hadapan Sena . Dia Menatap Sena malas karena lagi-lagi gadis itu hanya diam menatapnya.

Tanpa berkata apapun dia menaruh kertas itu di atas tumpukan kertas lain di tangan Sena . kemudian menatap Sena demi memastikan reaksi gadis itu selanjutnya.

Namun dia justru merasakan hal lain , mata Gadis itu menguncinya, Rangga tertegun. dia merasa ada yang salah dengan degup jantungnya .

Waktu Seolah terhenti , Sena tidak bisa merasakan hal lain selain wajah Rangga yang begitu dekat dengannya . Namun semua tidak bertahan lama saat Rangga bergerak menjauh dan berbalik.

" Rangga " tanpa sadar Sena bergumam dan sepertinya Rangga mendengar itu karena langkah pria dingin itu terhenti dan kembali menoleh ke arah Sena .

Masih dengan ketidaksadarannya Sena memandang Rangga. " aku suka ..."

Rangga berdiri heran, dia sedikit mengernyit saat mendengar kalimat aneh gadis itu, dia semakin memandang aneh Sena .

Karena tatapan rangka berubah , stena seakan tersadar dan baru menyadari sikap bodoh juga kekonyolannya barusan. Ia semakin salah tingkah dan mencoba mencari alasan untuk menutupi kekonyolan nya itu .

"Ma - maksudku aku suka namamu"

Diam-diam Rangga mendesah dalam hati, Ia tidak habis pikir dengan tingkah ane gadis ini. Baiklah, Rangga tidak ingin ambil pusing. Lagi pula ia tidak ingin meladeninya di sini lebih jauh lagi, Karena itu bukanlah gaya seorang Rangga.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!