15 menit berlalu , Sena masih sabar menunggu . Mungkin Sang Ayah masih ada pekerjaan karena tidak mungkin dia lupa untuk menjemput Sena .
Masih dengan sikap tenangnya , Sena menyeruput sekotak susu coklat yang dari tadi menemaninya menunggu sang ayah . Ini sudah kotak yang ketiga , tapi sang ayah belum juga datang. Sena membuang kotak susu yang sudah kosong itu . Saat ia menoleh , ia kembali melihat Rangga .
Pria itu berjalan seorang diri , tidak ada ekspresi di wajahnya . Langkahnya pelan dan teratur . Sikap tenang terpancar dalam diri Rangga dan tanpa sadar Sena tersenyum.
Sama seperti dulu , Rangga bisa membuat Sena memiliki kesan tersendiri saat melihatnya . Pria itu seolah memiliki magnet khusus untuk menarik perhatian Sena. Ada ketenangan saat Sena melihat wajah itu . matanya , hidungnya , bibir...
DEG!
Jantung Sena seolah berhenti berdetak untuk beberapa saat ketika tiba-tiba saja Rangga melihat ke arahnya . Sena benar-benar tergugup, matanya seolah tidak bisa lepas dari tatapan Rangga .
Entah berapa lama waktu yang ia lewatkan hingga akhirnya Rangga kembali membuang pandangannya dan kembali berjalan . Detik berikutnya Sena tersadar , ia langsung menundukkan wajahnya.
Ia merutuk dalam hati. kenapa ya begitu bodoh sampai tidak bisa berkutik dan menghindari tatapan itu.
" Apa yang kamu lihat darinya ?"
Entah untuk yang ke berapa kalinya ia terlonjak kaget hari ini dan saat ini lagi-lagi Zilan yang sudah berada di sampingnya .
"Kenapa kamu selalu saja datang tiba-tiba ?"tanya Sena sedikit kesal , Zilan memutar kedua bola matanya.
" Jadi apa kamu berpikir kalau aku ini hantu ? Lagi pula kamu itu aneh , kamu seperti sudah tersihir oleh Rangga " bibirnya , Sena terdiam . Tidak mau terlibat pembicaraan lebih jauh lagi dengan gadis tomboy itu.
"Apa sih yang mereka lihat dari pria Arca itu ?" Sena sempat mendengar gumaman dari mulut Zilan sebelum ponselnya berbunyi. Ada pesan masuk dari sang ayah , setelah membaca pesan itu , Sena terlihat sangat kesal .
"Ini bukan jadwalku untuk terapi. Ahh aku bosan dengan rumah sakit itu " tanpa sepengetahuan Sena , Zilan mendengarnya.
Namun setelah itu ia berlalu begitu saja dan saat Sena kembali menoleh , ia sudah tidak menemukan Dilan di sampingnya .
" Datang dan pergi tiba-tiba .."
____
"Hei, aku pinjam sepatumu " pria yang tengah berkutat dengan laptopnya itu menoleh ke arah seorang gadis yang berdiri di depan pintu kamarnya.
"Bisakah kamu ketuk pintu terlebih dulu " ucapnya datar tapi penuh tekanan.
Zilan nggak di situ berjalan mendekati Rangga dan duduk di pinggir ranjang . Ia memperhatikan dengan lekat sepupunya itu. Membuat Rangga sedikit risih .
"Ada apa ?" tanya Rangga .
Zilan menyipitkan matanya kemudian menunjuk wajah Rangga dengan telunjuknya.
"Kau, apa yang mereka lihat dari pria Arca sepertimu?"
" Apa maksudmu?"
"Berapa banyak jumlahnya penggemarmu itu ?"cibirnya pada Rangga.
Rangga terlihat tidak tertarik dengan pembicaraan Zilan . Bahkan pandangannya masih tetap terpaku pada layar laptop miliknya .
Zilan yang benar itu hanya berdejak sebal. sepupunya itu memang manusia batu ! Lihat saja wajahnya itu , sangat datar . Tidak salah jika selama ini menjulukinya sebagai pria arca .
Karena Arca itu patung tapi setiap orang yang melihatnya pasti berdetak kagum karena keindahan dan keunikannya. Sama seperti Rangga , bedanya Rangga itu patung berjalan dan dia tidak unik tapi dia .... Uhuk! tampan . Sebenarnya Dilan sangat malas mengakui hal itu , tapi mau bagaimana lagi ya kan, itu adalah faktanya .
" Rangga sepertinya penggemarmu bertambah satu orang lagi . Dia anak baru di sekolah kita , dan Menurutku dia cukup cantik "
" Lalu ?"
Zilan menghembuskan nafasnya kasar ,
" Lupakan saja " ucapnya sambil Beranjak Pergi.
" Aku pinjam sepatumu ya" lanjutnya . Setelah itu terdengar bunyi pintu yang tertutup keras.
Rangga mengalihkan pandangannya ke arah pintu yang sudah tertutup. Entah kenapa perkataan Zilan barusan mengusir pikirannya .
" Anak baru?"
Tiba-tiba saja ia teringat dengan seseorang yang ia lihat sepulang sekolah tadi . Gadis yang secara tidak sengaja terlihat olehnya tengah memperhatikannya . Dia tidak pernah melihat gadis itu berkeliaran di sekolah tapi Rangga merasa pernah mengenal gadis itu . wajahnya mengingatkannya pada ...
" Boleh ku tahu siapa namamu?"
apa dia ?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments