Bab.4.
Aku memang lemah dan cengeng menurutmu, tapi tolonglah jangan Kamu koyak lagi hatiku dengan kepergianmu.
Hatiku akan hancur dan mungkin setiap
hari bantal Kita akan basah menampung
air mata ku.
Seandainya Kamu bertugas untuk mendapatkan uang, Aku akan bayar
upahmu berkali-kali lipat asal Kamu
tidak pergi. Sayank, seharian Aku tidak
bisa bekerja dan tidak ingin menyentuh makanan. Bayanganmu selalu mengusikku.
Aku tidak bisa hidup tanpamu.
Semua kata ini Aby tumpahkan di Memo di ponselnya. Aby tidak tahu bagaimana caranya menghubungi Dy, karena ponsel Dy tidak di bawa. Harapan satu-satunya adalah Beck,
tapi Aby malu menanyakan segala sesuatunya dengan Beck.
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Aby. Muka Manager Scurity nya nongol di pintu. Pak Agus tersenyum hormat kepada Aby.
" Silahkan duduk Pak Agus, ada apa tumben ke ruangan Saya." Kata Aby berusaha bersikap tenang.
" Maaf Pak, ada seorang perempuan memaksa masuk ingin memenemui Bapak, katanya Dia masih kerabat Bapak.
Sekarang Saya masih tahan di gardu.
Jelas Pak Agus.
" Siapa namanya"? Tanya Aby penasaran.
" Vivi Pak."
Deegg!! Dada Aby bergetar.
Ada apa Vivi kesini. Bhatin Aby.
" Bagaimana Pak?." Tanya Pak Agus menunggu jawaban Aby.
" Suruh saja masuk." Jawab Aby.
" Ya Pak, trimakasih, Saya permisi dulu."
Kata Pak Agus hormat. Aby mengangguk.
Kemudian Pak Agus keluar dari ruangan Aby.
Vivi dengan langkah mantap menuju ruangan JM, sebelum ruangan JM Vivi harus melewati ruangan Asmen (Asisten Manager).
" Maaf Nona, bisa Saya bantu"?.
Tanya Pak Made berdiri.
" Sorry, kenalkan Saya calon istri Pak Aby.
Pak Aby ada di dalam"?.
Mungkin kalau ada petasan meledak di samping Pak Made, Dia tidak akan sekaget ini. Tapi mendengar pernyataan Vivi kekagetan Pak Made mencapai 1000volt.
" Tapi apa Nona tidak salah ucap"?.
Tanya Pak Made pelan.
jangan-jangan gadis ini baru leluar dari
Rsj. Pikir Pak Made.
" Biar Kamu tahu, sebelum pelakor itu datang Akulah calon istri Aby." Kata Vivi ketus merasa di sangsi kan.
" Maaf Nona, silahkan tunggu dulu, Saya akan memberitahukan Pak JM". Sahut Pak Made lalu masuk kedalam.
Tanpa mengetuk pintu Pak Made sudah ada di hadapan Aby.
" Maaf Pak JM, ada seorang gadis sombong datang mengaku calon istri Bapak." Aby tersenyum melihat wajah Pak Made yang seperti di kejar hantu.
" Saya harap Pak JM, berpikir 2 kali lagi untuk menerima gadis ini. Kecuali gadis ini memakai pelet untuk menaklukan Bapak."
" Suruh saja masuk..." Perintah Aby.
" Bapak yakin?, apa Bapak berani menanggung resiko?, disandingkan dengan Nona Dy, seperti langit dan Bumi."
Pak Made terus nyerocos.
" Saya yakin." Sahut Aby tersenyum tipis.
" Wuaduuhh....ya Tuhan, ampuni hambamu. Saya rasa Pak JM harus ke ....
" Maksudmu ke Dukun?." Samber Aby cepat.
" Begitulah kira-kira Pak....
Namun Mereka kaget karena Vivi tiba-tiba sudah masuk, mungkin Vivi merasa Asmen itu terlalu lama di ruangan Aby.
"Aby, Aku kangen denganmu. Sudah lama sekali...." Kata Vivi ceria dan memeluk Aby.
Pak Made mulutnya menganga melihat pemandangan ini.
Ini pasti pelet yang bermain. Bathin Pak Made, menyingkir dari ruangan Aby.
Dasar cewek gila. Gerutu Pak Made kesal.
Dalam hati kecilnya, pak Made tidak menginginkan Boss nya bermain api dengan cewek manapun.
Karena Pak Made lebih setuju dengan Dy, gadis Cantik yang baik hati, tapi tidak sombong.
Daripada gadis ini, maaf saja bukannya menghina..... ini kenyataan yang tidak bisa di dipungkiri, gadis ini badannya setipis Tripleks dan yang mengerikan adalah mulutnya yang monyong dengan gincu merah.
KE PENJARA.
Dulu sebelum Dy memenuhi bunga tidur Aby, sebenarnya Vivi kerap menghiasi mimpi Aby.
Aby adalah Anak yang penurut, karena dipaksa oleh Nyonya Ida, Aby mau menerima Vivi sebagai pacar walaupun masih dalam rangka penjajagan.
Tapi setelah Aby menemukan yang lebih segalanya, Vivi baginya adalah "barang" yang tidak di butuhkan.
Tentu saja Vivi terus menuntut karena Dia merasa Aby memperlakukan dirinya seperti Tebu..Habis manis sepah dibuang.
Sekarang Vivi ada di Ruangan JM. bertingkah mesra membuat perut Aby mual...
" Vivi yang sopan donk, Aku adalah JM disini. Jangan Kamu bertingkah aneh disini." Suara Aby agak keras memperingatkan Vivi.
Mulut Vivi yang sudah monyong tambah maju.
" Tapi kalau pelakor itu Kamu tidak pernah marahi, apa bedanya Aku sama Dia." Tukas Vivi sengit.
" Dy adalah calon istriku, jangan sekali-kali Kamu samakan dengan dirimu." Bentak Aby.
" Aku mencintaimu dan Kamu juga senang denganku."
" Maaf Vi, Aku tidak pernah mencintaimu dan hubungan Kita sudah lama putus, sekarang katakan mengapa Kamu datang kesini"?.
" Aku tidak buru- buru, Aku akan terus menunggu cintamu, sampai Kamu tahu bahwa Aku adalah cinta sejatimu, Aku adalah harapanmu. Aku tidak akan melepaskanmu begitu saja."
Sahut Vivi antusias.
Mendengar pernyataan Vivi Perut Aby
tambah mual.
Saat ini Aby sangat membutuhkan Dy, yang bisa menolongnya keluar dari masalah ini.
" Bukankah Kamu di Penjara"? Tanya Aby baru ingat bahwa Vivi juga di tangkap.
" Aku cuma sebagai saksi. Aku tidak terlibat apapun. Mungkin pacarmu sudah merasa senang bisa memenjarakan keluargaku, tapi ingat.
Dia yang menabur, dia akan menunai. Aku yang akan membalas demdam padanya".
" Vivi!!, jangan libatkan Dy dalam dendammu. Apapun yang Dy lakukan karena ulah Keluargamu yang ke maruk harta. Memang sepantasnya Dy memenjarakan Kalian." Sahut Aby suaranya meninggi.
Vivi diam, dia tidak mau meladeni Aby lagi.
Karena tujuan Vivi kesini adalah menyeret Aby keluar supaya bisa dipengaruhi.
"Aby....Aku disuruh Mamamu supaya Kamu bisa meluangkan waktumu, untuk menengoknya karena Dia dalam keadaan sakit." Vivi merubah topik pembicaraan.
Aby kaget, perasaan rindu dan kasihan kepada Mama Ida menyelimuti perasaannya. Bagaimanapun Mama Ida adalah orang yang mengasuhnya sejak kecil. Banyak moment manis di torehkan oleh Mama Ida kepada dirinya.
Semenjak petistiwa itu Aby tidak pernah menjumpai Mamanya, karena Dia lebih
sering pergi menemui Mama kandungnya.
" Aku kangen sama Mama, Aku mau menengoknya." Sahut Aby sedih.
" Aku juga akan kesana dan Kita sekalian kesana. Mungkin Gama sudah disana."
Kata Vivi senang.
" Aku sendiri kesana." Sahut Aby.
" Kamu khan anak durhaka, mana Kamu tahu dimana Mamamu sekarang." Kata Vivi sinis.
" Kasitahu alamatnya." Bentak Aby.
" Cari saja sendiri " Kata Vivi jual mahal.
" Ya Aku akan ikut bersamamu" Sahut Aby cepat.
Tidak ada jalan lain. Aby harus bisa menahan marah dan menekan emosinya karena Vivi orangnya nekad.
Yang terpenting Aby bisa bertemu dengan Mama Ida. Vivi tersenyum penuh arti.
Aby berdiri, menutup Laptopnya dan masuk ke Kamar Mandi mengganti Pakaian Hotelnya dengan pakaian santai.
Vivi melihat Aby dengan perasaan ingin memiliki.
Dan dirinya tidak bisa diajak kompromi
untuk melangkah maju dan memeluk Aby.
" Vivi!! Jaga sikapmu." Teriak Aby esmonii.
Aby sangat geram melihat sikap Vivi yang brutal. Untung saja mulut Vivi tidak nyosor... seumpama bibir Vivi yang merah menyala
itu mengenai bajunya tentu Aby akan malu.
" Sekarang Kamu marah karena otakmu sudah berpihak kepada pelakor itu. Coba
dulu Kamu membiarkan Aku menjilati setiap jengkal tubuhmu.: vKata Vivi mengejek.
" Itu masa lalu yang tidak perlu di ingat, anggap Aku bayi yang baru belajar merangkak, sebelum bisa berlari. Aku berterimakasih atas segala bimbinganmu, yang tidak perlu Aku ingat Apa lagi Aku kenang. Bagiku itu pengalaman buruk yang pantas di lenyapkan."
Sahut Aby ketus menepis tangan Vivi yang menyentuh tubuhnya.
*******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
RA💜<big><_
semngat kak
salam dari mawar berduri
2020-10-20
2
Dhina ♑
ga papa pak....bawa aja yg sakit,ke RSJ 😂😂
2020-10-05
0
ARSY ALFAZZA
like again
2020-10-04
0