"Gini ya de walaupun Dady kerja di sini sebagai tangan kanan gajinya perbulan bisa nyampe 73-80 juta, karena Dady bukan cuma nanganin satu perusahaan saja tapi banyak itu terhitung dengan perusahaan yang ada di luar negeri-"
"Lagian Dady juga punya beberapa perusahaan di sini sama luar negeri diantaranya ada yang bergerak di bidang industri hiburan, pertambangan,dan pertanian. Walaupun begitu Dady nga ngelola semua perusahaan itu sendiri tapi di bantu juga sama orang lain" jelas Calvin yang membuat Azura melongo.
"Lebih kaya dari Dady Edison apa sama yah" batin Azura.
"Wahh kira-kira pendapatan Dady perbulan berapa bang?" Tanya Azura.
"Hmm,mungkin sekitar tiga sampai empat milyar" jawab Calvin.
"Udah ah jangan di bahas lagi, sekarang kamu tidur besok sekolah" ucap Calvin sambil berdiri dan berjalan ke arah pintu di ikuti dengan Azura.
"Abang ke kamar sekarang ya,kamu tidur jangan main hp atau apapun itu" ucap Calvin.
"Iya,bang dekettan sini" ucap Azura yang membuat Calvin mendekat ke arah nya.
"Selamat malam Abang ganteng" ucap Azura sambil masuk ke dalam kamarnya setelah mencium pipi Calvin, Calvin terbengong dengan wajah yang memerah.
"Astaga sangat tidak baik untuk kesehatan jantung" ucap Calvin sambil berjalan ke arah kamarnya.
Di kamar Azura terlihat Azura sedang duduk di kursi dengan sebuah laptop di pangkuannya.
"Hm,walau bagaimanapun hp dan laptop aku yang dulu sangat berharga,di sana kan terdapat beberapa jenis penghasilanku. Dimulai dari video musik yang aku post, menulis novel, jualan barang dan masih banyak lagi-"
"Walaupun penghasilannya tidak terlalu besar tapi itu cukup buat aku makan selama satu bulan,lagian kan aku orang nya ga suka boros"
"Ada untungnya juga sih aku belajar untuk menjadi sempurna dan bermuntitalenta, aku belajar banyak dari mulai seni bela diri, kedokteran, perbisnisan,musik semuanya hampir bisa dan nyaris terkuasai-"
"Aku belajar semua itu semata-mata hanya untuk di akui dan di pandang dikeluarga aku, tapi sayang harapan selalu tak sesuai dengan kenyataan" ucap Azura pelan sambil terus memainkan laptop nya.
"Eumm, waktunya tidur" ucap Azura sambil mematikan laptop nya setelah melihat jam yang sudah menunjukan pukul 00:07.
Keesokan paginya kedua keluarga Addy dan Edison sudah berkumpul di meja makan, hanya Azura dan Anver yang belum.
Lima menit kemudian Azura datang dengan seorang pembantu yang mengantarkannya, Azura datang dengan memakai seragam sekolah sambil mengenakan jaket bergambar Phoenix.
"Azura" ucap Calvin yang membuat semua orang di meja makan melihat ke arah Azura,Azura tersenyum manis tanda menanggapi.
"Deg, Aluna" batin Edison.
"Mama" batin Charlie dan Enver.
"Cantiknya" batin Calvin.
"Kau pasti akan menyesal Edison" batin Addy.
"Akhirnya" batin Sherly.
Azura berjalan ke arah Calvin dengan senyuman yang tak pernah luntur dari wajahnya.
"Dulu aku sengaja pake alis palsu,pake softlens warna biru,dan tahi lalat kecil di dekat mata. Agar keluarga ku tidak mengingat mama yang dapat membuat hati mereka sakit, dan aku juga berharap dengan begitu mereka dapat melihat keberadaanku ternyata tidak" batin Azura.
"Abang" ucap Azura sambil menepuk pundak Calvin, semua orang tersadar dari lamunannya.
"Kenapa Azura memanggil Calvin dengan sebutan Abang" batin Enver dengan tak suka.
"Anak itu tidak menghampiriku?" Batin Edison.
"Apa benar dia adikku Azura? dari kapan Azura akrab sama keluarga om Addy,terus kenapa Azura panggil Calvin Abang?" Batin Charlie.
"Ehh,sini duduk" ucap Calvin sambil membawa Azura duduk di samping nya.
"Makasih Abang,maaf tadi Azura lama soalnya kesiangan" ucap Azura dengan tersenyum Pepsodent sehingga menampakkan gigi gingsulnya,Calvin tersenyum sambil mengusap-usap rambut Azura.
"Ehem" Edison berdehem mengalihkan perhatian Azura menjadi melihatnya, Azura berdiri dan...
"Dia pasti tidak melihat keberadaanku" ucap Edison dalam hati.
"Azura,kamu pasti bakalan ucapin selamat pagi dengan ciuman di pipi Abang kan" batin Charlie dengan percaya diri.
"Selamat pagi dad, mom" ucap Azura sambil mencium pipi Addy dan Sherly dengan tersenyum manis.
"Deg,kenapa dia tidak menghampiriku?" batin Edison.
"Azura?" batin Charlie.
"Pagi sayang" ucap Sherly dengan tersenyum tipis.
"Eum,dad mereka siapa?" Tanya Azura sedikit pelan tapi masih bisa didengar oleh semua orang.
"Atasan Ayah,itu namanya Edison kamu bisa panggil om,terus yang berada di samping kiri om ada Charlie dan samping kanan om ada Enver mereka anak-anak nya om itu ada satu lagi tapi dia biasanya jarang ikut sarapan bareng" jelas Addy dengan tersenyum manis.
"Mengapa Addy menjelaskan itu kepada Azura seolah-olah kita adalah orang asing bukan keluarganya,dan lagi mengapa Azura menanyakan hal itu?" Batin Edison yang belum tau Azura hilang ingatan.
"Ada apa dengan Azura? Mengapa Azura seolah-olah tidak mengenal kami?" Batin Charlie yang tidak mengetahui bahwa Azura jatuh dari tangga.
"Azura, jangan-jangan dia...nga mungkin kan dia hilang ingatan" batin Enver dengan takut.
"Ouhhhh,halo om,halo ka Charlie,halo ka Enver" ucap Azura dengan menggaruk keningnya.
"Kenapa memangil ku ka Charlie biasa nya juga ka lie, dan biasa nya juga dia memanggil Dady dan Enver ka Aru" batin Charlie mulai cemas.
Edison mengangguk begitupun dengan yang lainnya, Azura kembali duduk di kursinya. Mereka pun mulai sarapan bersama sampai berakhir,Azura sedang memegang gelas berisi susu putih di tangannya.
"Pagi semua" ucap Anver yang membuat Azura melihat ke arah Anver,deg mata hijau Anver dan Azura bertemu.
"Deg, bukannya warna bola mata Azura berwarna biru kenapa sekarang menjadi hijau seperti warna bola mataku dan mama,Enver aja yang kembaranku berwarna biru" batin Anver.
Semua orang mengalihkan perhatiannya ke arah Azura yang memecahkan gelas dengan badan yang bergetar dan air matanya mengalir.
"Bang Calvin" teriak Azura dengan ketakutan, Calvin langsung memeluk Azura sedang kan yang lainnya mulai mendekat karena panik.
"D-dia penjahat, tolong Azura bang" ucap Azura sambil menangis di pelukannya.
"Dia penjahat,dia jahat bang. Azura takut hiks,hiks. Dady tolong aaaa" ucap Azura dengan berteriak.
"Azura tenang yaa,disini ada Abang. Kita keluar ya,jangan nangis" ucap Calvin sambil mengendong Azura dan membawanya keluar,Azura memeluk Calvin dengan erat.
"Azura kenapa bisa seperti itu om?" Tanya Charlie yang sudah tersadar dari kagetnya.
"Azura hilang ingatan akibat terjatuh dari tangga, tapi dia dapat mengingat seseorang yang pernah berinteraksi dengannya,dalam artian hal yang paling membekas. Contohnya seperti tadi saat melihat seseorang yang sudah mendorongnya dari tangga, Azura menjadi seperti itu-"
"Dan sekarang Azura mengetahui bahwa keluarga ku adalah keluarga aslinya, masalah bola matanya yang berwarna hijau kami mengatakannya bahwa Azura mendapatkan warna itu dari neneknya-"
"Jadi saya harap kedepannya kita bisa bekerja sama untuk menutupi semua ini" ucap Addy dengan tenang berbanding terbalik dengan pikirannya yang di penuhi oleh keadaan Azura.
"Ga bisa begitu donk, seharusnya om memberitahu Azura bahwa kami lah keluarga nya dan tadi seseorang yang mendorong nya dari tangga? Maksudnya apa ?" ucap Charlie dengan marah.
"Keluarga yang mengabaikannya begitu? Dan kamu tanyakan saja kepada Anver tentang kejadian itu dia jelas lebih tau detailnya" ucap Addy sambil berlalu pergi dengan membawa Sherly.
"Anver sebenarnya ini kenapa?" Tanya Charlie yang sedikit tersinggung oleh perkataan Addy tadi.
Anver diam saja tidak menjawabnya, Enver menceritakan tentang kejadian Azura terjatuh dari tangga mewakili Anver berbicara.Bugh, Charlie menendang perut Anver setelah mendengar cerita dari Enver tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments