"Bella apa yang di ucappin Azura bener?" Tanya Anver dengan lembut,Bella menggelengkan kepalanya pelan. Anver melihat ke arah Azura dengan marah.
Azura mendengar Anver berucap lembut kepada Bella pun sedikit cemburu.
"Memang nya dia siapa? hanya seorang perempuan yang tak sengaja menabrakku lalu mulai terkenal dan bermain trik-trik busuk untuk menjatuhkanku" batin Azura.
"Ternyata selain pembunuh kamu juga pembohong" ucap Anver dengan mendorong kening Azura sedikit keras, Azura pun tersentak kaget dengan mata berkaca-kaca.
"Aku ga bohong,dia yang bohong. Dia emang jatuh kesandung kakinya sendiri,dan lagi aku bukan pembunuh" ucap Azura sedikit keras dengan menangis.
"Apa bang Anver belum liat video cctv itu? Mengapa mereka tetap menyalahkanku atas kematian nya mama" batin Azura.
"Cih,dasar wanita tidak tau malu. Sudah salah malah menuduh orang lagi" ucap Anver dengan tatapan merendahkan.
"Iya aku emang ga tau malu, karena yang ga tau diri itu kamu udah menuduh orang sembarangan tanpa bukti. Begitupun dengan ka Charlie,Enver dan papa, kalian semua ga tau diri" ucap Azura dengan berteriak sambil menangis.
"Aku cape ya tuhan,aku mau pulang" batin Azura.
Anver terdiam setelah mendengar teriakkan Azura, biasanya Azura tidak akan berteriak. Azura selalu berbicara dengan lembut tak pernah terlihat marah sedikitpun.
"Azura kamu ga boleh ngomong kaya gitu sama keluarga kamu sendiri. Aku udah maafin kamu ko,aku tau kamu ga sengaja nabrak aku" ucap Bella dengan pelan.
Anver yang mendengar ucapan Bella pun langsung membulatkan matanya,plak. Anver menampar Azura,Azura memegang pipinya yang terasa panas.
"Benar-benar tidak tau malu. Kenapa aku harus punya saudara seperti kamu sih, dasar penjahat" ucap Anver. Azura melihat Anver dengan tatapan sendu,Azura tersenyum.
"Mau tampar Azura lagi ? Ayo mumpung Azura nya masih ada di dunia ini dan lagi apa belum cukup merusak mental ku sehingga sekarang ka Anver mulai menyakiti fisikku? suatu hari nanti Azura berharap tidak mengingat kalian sama sekali sedikitpun" ucap Azura dengan tersenyum.
Anver yang mendengar ucapan Azura pun langsung menampar nya lagi dan mendorong Azura,Azura membulatkan matanya yang berkaca-kaca. Anver melihat Azura dengan terkejut, Anver lupa bahwa di belakang Azura adalah tangga.
Azura terjatuh dari tangga lantai dua dengan kencang,Azura melindungi kepala nya dengan air mata yang terus menerus mengalir.
"Sakit ya tuhan,tolong segera bawa Azura pulang" batin Azura. Anver masih melihat Azura dengan tatapan terkejut sampai-sampai Azura sudah tergeletak di bawah.
"Azura" teriakkan Calvin membuat Anver tersadar dari terkejut nya. Calvin mendekati Azura yang sudah tergeletak di sana dengan darah yang keluar dari hidung, mulut dan dahinya,baju putih yang Azura kenakan sudah tercampur dengan warna merah darah Azura.
Calvin langsung menggendong Azura untuk di bawa ke rumah sakit, sebelum itu Calvin melihat ke arah Anver dan Bella dengan dingin.
Calvin membawa Azura ke rumah sakit,melewati Enver dan Edison yang sedang berada di ruang tamu.
"Calvin,apa yang terjadi dengan Azura?" Tanya Edison saat melihat Azura yang berbeda di gendongan Calvin dengan darah yang terus keluar.
"Kenapa anda tidak menanyakannya kepada sang pelaku utama,saya rasa anak anda akan menjawabnya dengan benar dan satu hal lagi apa peduli anda? " ucap Calvin dingin sambil membawa Azura keluar.
Edison melihat Calvin dan Azura dengan sedih, bagaimana pun Azura tetaplah anaknya. Edison merasakan sesak di dadanya saat melihat Azura berlumuran darah,Azura mengingatkan nya kepada sang istri.
Waktu pembegalan itu Edison tak sengaja berpas-pasan dengan istri dan anaknya, Edison datang terlambat istrinya sudah tertusuk oleh pisau di bagian perut dan punggungnya. Istrinya meninggal di tempat, tepatnya di pelukan Azura.
Calvin membawa Azura ke rumah sakit terdekat, setelah sampai Calvin langsung membawa Azura ke dalam. Azura sedang di tangani oleh dokter Reja,dokter pribadi keluarga Edison.
Calvin bersandar ke dinding rumah sakit setelah memberitahu kedua orang tuanya mengenai Azura.
"Kalo aku ga datang waktu kamu jatuh, mungkin sekarang kamu belum ada di rumah sakit. Mereka terlalu kejam Zura" batin Calvin.
Calvin melamun sampai lamunan itu hilang karena kedatangan Addy dan Sherly.
"Bagaimana keadaan Azura? Kenapa bisa sampai masuk ke rumah sakit?" Tanya Sherly dengan khawatir. Calvin menceritakan tentang Azura yang terjatuh dari tangga.
"Keluarga itu, kenapa bisa sampai seperti itu sekarang" ucap Sherly dengan marah.
"Tenang lah" ucap Addy sedikit dingin, Addy tak menyangka teman semasa kecilnya sekaligus atasannya bisa berperilaku seperti itu terhadap putrinya.
Sherly menangis,begitupun dengan Calvin. Addy membawa Sherly dan Calvin kedalam pelukannya. Beberapa jam berlalu dokter baru keluar dari ruang rawat Azura.
"Bagaimana keadaannya dok?" Tanya Calvin setelah melihat dokter itu keluar.
"Azura baik-baik saja, mungkin beberapa jam kedepan Azura sudah sadar" ucap dokter tersebut sambil pergi meninggalkan keluarga itu.
"Sebaiknya kita semua pulang terlebih dahulu,nanti kita ke sini lagi" ucap Sherly,Calvin menggelengkan kepalanya.
"Calvin di sini aja maa, nunggu Azura bangun. Kalo nanti Azura bangun terus ga ada siapa-siapa di sisinya bagaimana" ucap Calvin pelan.
"Masih ada dokter,kita hanya sebentar setelah itu ke sini lagi. Kamu juga pasti belum makan kan. Sekarang udah jam tujuh lebih kamu juga harus ganti pakaian" ucap Sherly dengan lembut.
"Tap-"
"Pulang" ucap Addy, Calvin pun hanya bisa pasrah. Keluarga Calvin pun pulang terlebih dahulu.
Setengah jam kemudian,dokter memasuki kamar rawat Azura. Dokter sedikit terkejut saat melihat Azura sedang bersandar pada ranjangnya.
"Kamu udah bangun,mau minum?" Tanya dokter Reja dengan lembut.
"Nga, keluarga Azura ada yang datang ke sini?"
"Tidak ada satupun yang datang kecuali keluarga Addy. Kenapa bisa sampai seperti ini?" Tanya Reja.
"Azura di dorong bang Anver dari tangga sampai terjatuh ke bawah" jawab Azura.
"Apa !!! Itu sangat keterlaluan, Azura om harap kamu berhenti mencari perhatian mereka, mereka benar-benar tidak pantas untuk menerima nya" ucap Reja pelan sambil menatap mata Azura yang berwarna hijau terang.
"Iya,Azura juga sudah ada niatan seperti itu om" ucap Azura.
"Suatu hari nanti mereka pasti akan tersadar dan pada saat itu om harap kamu sudah berubah" ucap Reja dokter tatapan sendu.
"Iya akan Azura usahakan,om apa ada orang lain yang udah tau Azura sadar?" Tanya Azura.
"Belum,hanya om yang baru tau, diluar juga ga ada orang lain" jawab Reja.
"Kalo gitu om mau kan bantuin Azura?"
"Kalo om bisa,tentu saja akan om bantu"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments