Tatapan Matanya

Zahira dan Bagas pulang ke rumah. Zahira menghentikan mobil di garasi rumah.

"Terima kasih Zahira kamu telah menemaniku malam ini," seru Bagas.

"Sama-sama, Mas. Maafkan Aku jika kita harus pulang cepat."

"Tidak apa-apa aku juga merasa tidak nyaman di sana." Bagas membuka seat beltnya.

"Apa perlu bantuanku untuk turun?" tanya Zahira.

"Tidak perlu. Aku sudah lebih baik."

Zahira dan Bagas turun di dalam mobil. Zahira lebih dulu masuk ke dalam rumah. Namun, sebelum ia pergi ke dalam kamarnya. Zahira terlebih dahulu memeriksa Ammar.

Dilihatnya Ammar sudah tertidur lelap ditemani oleh ibu mertua kakaknya.

"Kalian sudah pulang?" tanya mama Utami.

"Sudah, Mah. Kami hanya sebentar di sana." Zahira duduk di tepi kasur.

"Kok cepat sekali. Biasanya kalian cukup lama perginya."

"Aku, sedang tidak ingin berada terlalu lama di sana. Suasana sepertinya tidak bersahabat." Jelas Zahira.

"Ada apa? Coba ceritakan kepada mama." Mama Utami mendesak Zahira untuk bercerita.

"Aku hanya tidak nyaman saja berada di sana. Mereka sepertinya ingin menggodaku. Atau itu hanya perasaanku saja."

Zahira menceritakan apa yang dia rasakan kepada mama Utami.

Melihat wajah Zahira yang sedikit murung. Mama Utami langsung merengkuhnya ke dalam pelukan.

"Kamu tenang saja. Bagas pasti bisa melindungimu. Mama yakin dia tidak akan membiarkan mu terluka sedikitpun."

Zahira tersenyum dan hatinya menjadi lega setelah mendengar kata-kata mama Utami yang meyakinkannya bahwa Bagas akan selalu menjaganya.

"Mah, Zahira ke kamar dulu. Soalnya besok ada mata kuliah tambahan." Zahira bangun dan kembali ke dalam kamarnya.

Satu persatu anak tangga dia naiki. Zahira menempati kamar di lantai dua. Yang kebetulan kamar itu bersebrangan dengan kamar Bagas.

Dia menatap pintu kamar Bagas cukup lama.

"Aku harap kamu baik-baik saja, Mas."

Zahira merasa cemas dengan kondisi Bagas yang tadi sempat pusing kepalanya.

*****

Bagas merebahkan tubuhnya di atas kasur. Dia menatap kasur yang kini hanya di tiduri olehnya sendiri. Sudah dua tahun kasur itu tak menyaksikan pergulatannya dengan Zahara di malam hari atau disaat mereka menginginkannya.

"Aku merindukanmu." Bagas mengusap kasur yang menjadi tempat dimana istrinya tertidur.

Air mata Bagas lalu mengalir. Dia tak tahu lagi apa yang harus dia upayakan agar istrinya sembuh.

Zahara terkadang sadarkan diri. Namun, setiap kali sadar dia akan bertindak diluar kondisi normalnya. Itulah mengapa Bagas menyerahkannya ke petugas kesehatan atau dokter di rumah sakit. Dia tidak bisa mengendalikan Zahara ketika mengamuk.

Zahara sudah seperti orang depresi. Jangankan mengingat putra mereka. Mengingat Bagas pun tidak.

Puas mengingat istrinya yang begitu dia rindukan. Bagas keluar kamar karena hendak mengambil minum.

*****

Zahira selesai membersihkan diri. Dia memakai piyama putih yang diberikan Zahara untuknya. Katanya piyama itu kembaran dengannya.

Zahira yang sudah lelah langsung membuka ikat rambutnya dan membiarkan rambutnya tergerai.

"Oh iya. Aku lupa untuk mengambil minum."

Zahira kembali turun dari atas ranjangnya. Dia keluar kamar dan tak sengaja berpapasan dengan Bagas.

Bagas yang melihat Zahira memakai piyama putih dan rambut yang tergerai. Bagaikan melihat Zahara istrinya. Bagas mendekat dan terus menatap Zahira.

"Zahara." Panggilnya.

"Maaf, Mas. Aku adalah Zahira. Bukan Kak Zahara."

Perkataan Zahira menyadarkan Bagas dari khayalannya.

"Permisi." Zahira melewati Bagas.

Dengan cepat Bagas menarik tangan Zahira dan mereka saling bertatapan dengan sangat dekat. Bagas menatap lekat wajah yang sangat mirip dengan istrinya itu. Ditambah gaun tidur yang dipakai Zahira. Membuat fantasi liar Bagas yang sudah terkubur lama kembali bangkit.

Bagas dengan cepat ******* bibir tipis Zahira. Zahira sempat melakukan pemberontakan. Dia sadar ini bukan hal yang benar. Namun, aksi Bagas tak bisa di tolaknya.

Dua tahun sudah mereka hidup dalam satu atap. Tidak menutup kemungkinan Zahira menaruh hati kepada pria yang menjadi idaman setiap wanita.

Bagas terus melancarkan aksinya dan membawa Zahira masuk ke dalam kamarnya.

.

Apa yang akan mereka lakukan? Akankah malam ini menjadi malam awal hubungan mereka?

.

.

Bersambung ....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!