Sekar terus menyantap makanannya dengan lahap, setelah selesai ia meminum air putih yang sudah ia bawa dari rumah.
"Alhamdulillah" syukur Sekar karena perutnya sudah terisi, ia saat ini masih berada di bawah pohon bambu untuk beristirahat.
Sebagian warga yang sudah selesai makan menunaikan sholat zuhur, begitu pula dengan Sekar, ia menunaikan sholat di tempat itu karena tidak ada tempat lain lagi untuk sholat.
Mereka berwudhu di perairan yang bersih, mereka semua sholat berjemaah di sana.
Ada yang langsung bekerja karena enggan untuk sholat, yang ikut sholat adalah orang-orang yang masih bersyukur karena di berikan kenikmatan oleh Allah.
Setelah selesai sholat mereka kembali bersiap-siap untuk bekerja.
Sekar melangkah mendekati kebun terong untuk memetik terong lagi.
"Sekar" panggil seseorang dari belakang Sekar.
"Pak Anton, ada apa pak manggil saya?" Sekar mendapati kalau panggilan itu dari pak Anton, pesuruh juragan Doni sekaligus tangan kanan juragan Doni.
"Kamu di panggil juragan ke kantornya" suruh pak Anton dengan wajah yang dingin.
"Ada apa pak, kenapa juragan Doni manggil saya?" Sekar mulai merasa gelisah, ia menjadi cemas saat juragan Doni memanggilnya.
"Saya kurang tau, sekarang kamu ke sana, temui beliau, sebelum beliau marah!"
"Baik pak saya akan ke sana"
Pak Anton kemudian meninggalkan Sekar setelah mendengar jawaban Sekar.
"Kenapa juragan Doni manggil aku, apa aku buat kesalahan sehingga di panggil sama dia, tapi aku kan gak ngelakuin kesalahan apapun, aku berkerja sesuai perintah, namun mengapa dia masih manggil aku?" Sekar mulai bimbang, ia takut sekali saat di panggil oleh juragan Doni.
"Aku temui saja dia dulu biar semuanya jelas"
Sekar berjalan menuju kantor yang tidak terlalu jauh, ketika sampai di sana Sekar menjadi panas dingin, ia cemas tanpa sebab.
tok
tok
tok
"Masuk" suruh juragan Doni yang terdengar di telinga Sekar.
Sekar dengan gemetaran membuka pintu dan masuk ke dalam kantor juragan Doni.
"Ada apa juragan manggil saya?" Sekar langsung menanyakan hal itu, ia masih takut tanpa sebab.
"Tidak ada, saya hanya mau minta tolong kamu bersihkan kamar itu, soalnya sudah 2 hari tidak di bersihkan" tunjuk juragan Doni pada kamar yang ia tempati selama ini, ia juga sering tidur di kamar itu semenjak istrinya ada di luar kota.
"Baik juragan, saya akan bersihkan kamar itu" Sekar bangkit dari duduk, ia kini merasa lega saat tau kalau juragan Doni memanggilnya karena hanya ingin menyuruhnya membersihkan kamar itu, ia awalnya berpikir kalau juragan Doni memanggilnya karena ia membuat kesalahan.
Sekar membuka kamar itu yang tidak terlalu besar, kamar itu lengkap, di dalamnya ada kamar mandi, Sekar mengambil sapu dan mulai menyapu kamar itu sesuai perintah juragan Doni.
Sekar fokus menyapu lantai itu, namun anehnya tidak ia temukan satu debu pun di sana, lantainya bersih, tapi juragan Doni bilang kalau kamar itu sudah 2 hari tidak di bersihkan.
Tek
Lampu yang ada di kamar itu tiba-tiba hidup, Sekar terkejut saat melihat juragan Doni yang masuk ke dalam kamar tersebut.
Yang membuat Sekar tambah terkejut adalah juragan Doni mengunci kamar itu.
"Juragan, kenapa juragan ngunci pintunya" terkejut Sekar.
Juragan Doni tidak menjawab, ia malah membuka kemejanya, Sekar menjadi tegang saat juragan Doni ada di kamar ini bersamanya, ia takut menimbulkan fitnah.
"Juragan, apa yang mau juragan lakukan" gemetaran Sekar dengan memundurkan tubuhnya ke belakang.
"Kamu tidak usah takut, saya tidak akan bunuh kamu" juragan Doni terus maju, Sekar bukannya tenang malah semakin takut padanya.
"Juragan jangan macem-macem, saya bisa laporin juragan ke polisi!" ancam Sekar yang gemetaran.
"Laporin saja, saya tidak takut"
Sekar semakin takut, ia terus memundurkan tubuhnya, Sekar menjadi tegang saat dirinya telah mentok ke dinding.
"Matilah aku" batin Sekar yang tegang.
"J-juragan jangan mendekat, berhenti di sana!"
Juragan Doni tidak mendengarkan, ia berhenti tepat di depan Sekar.
Sekar menelan ludah pahit saat si tua bangka itu menatapnya dengan tatapan buasnya.
"Lepasin!" teriak Sekar saat juragan Doni mencekal kuat kedua tangan Sekar.
Juragan Doni tidak mendengarkan, ia terus melancarkan aksinya.
Sekar terus berteriak-teriak saat juragan Doni mengambil paksa mahkotanya, namun itu semua percuma, karena kamar itu kedap suara, walaupun Sekar berteriak sekeras apapun tidak akan ada yang mendengarnya.
...•••...
Matahari mulai tenggelam, tubuh Sekar lemas tak bertenaga, ia terus menangis saat kesuciannya hari ini di renggut paksa oleh laki-laki yang tidak bertanggung jawab, bejat, tak beretika seperti juragan Doni.
Tubuh Sekar hanya di tutupi selimut, ia terus menangis karena juragan Doni menghancurkannya dengan sekejap.
"Ibu bapak hiks hiks hiks" tangis Sekar, ia benar-benar menyesal menerima tawaran pekerjaan dari juragan Doni.
Andai dia tau kalau ini semua akan terjadi, ia pasti tidak akan pernah mau bekerja dengan juragan Doni.
"Sudah jangan nangis, percuma kamu nangis, itu semua tidak berguna!" juragan Doni tidak merasa bersalah sama sekali setelah menghancurkan hidup Sekar.
"Juragan jahat, kenapa juragan lakuin ini semua sama Sekar, apa salah Sekar" Sekar menatap ke arah juragan Doni dengan air mata yang terus mengalir.
Juragan Doni duduk di samping Sekar, Sekar menjauhkan tubuhnya, ia tidak mau berdekatan dengan juragan Doni lagi.
"Sekar kamu jangan nangis, saya akan pastikan kalau kamu akan bahagia bersama saya, saya itu sudah mengincar kamu dari saat kamu masih kecil" tangan juragan Doni mengusap punggung Sekar yang polos, tidak ada sehelai baju pun yang Sekar kenakan, ia hanya menutupi tubuhnya dengan menggunakan selimut itu.
Sekar menepis tangan juragan Doni, ia tidak mau juragan Doni menyentuhnya lagi.
"Jangan sentuh-sentuh saya lagi, saya tidak sudi di sentuh sama juragan!"
Juragan Doni tersenyum licik, ia dengan sadisnya menarik paksa selimut yang menutupi tubuh Sekar.
Sekar berteriak, ia benar-benar takut pada juragan Doni, menurutnya juragan Doni lebih buas dari pada hewan buas yang ada di dalam hutan.
Juragan Doni kembali menyetubuhi Sekar, Sekar terus memberontak, namun si tua bangka itu tetap saja tidak peduli.
Tubuh Sekar benar-benar tak bertenaga, ia lemas karena sedari tadi juragan Doni terus menerus melakukan itu kepadanya.
"Ingat, kamu jangan bilang-bilang sama siapa-siapa, kalau saya sudah memperkosa kamu, kalau kamu bilang sama orang-orang, kamu sendiri yang akan menanggung malu!" peringatan juragan Doni.
Sekar tak menjawab, ia hanya terus mengeluarkan air mata.
Juragan Doni keluar dari kamar itu.
Sekar yang sudah lemas hanya bisa menangis tanpa suara.
"Tega, dia tega, kenapa harus ada manusia seperti itu" batin Sekar yang tak percaya kalau kesuciannya yang selama ini ia jaga di renggut oleh laki-laki yang tidak bertanggung jawab seperti juragan Doni.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Indri Wulandari
dah di larang jng krj di sana mlh ngeyel
2023-08-16
0
Bambang Setyo
Yah kasian sekar.. Baru sehari bekerja bayaran nya mahal sekali harus kehilangan kesuciannya... Tau gitu gak usah kerja disitu ya sekar
2023-04-28
0
Anisha Andriyana Bahri
biadap betullah si doni. dlm 2 alur cerita si doni bener" biadap. kpn tuh si doni mati thor 😁
2023-03-24
0