Kesombongan Nina

Sekar membuka matanya, ia melihat jam yang menunjukkan pukul 12, Sekar beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju dapur, ia mengambil makanan untuk ia antarkan ke kamar ibunya.

"Bu, Sekar masuk ya" Sekar meminta izin pada ibunya terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam kamar.

"Masuk aja ndok, pintunya gak di kunci" suruh Mirna dari dalam, ia tidak keluar rumah sama sekali karena tubuhnya yang terus menerus lemas tak bertenaga.

Sekar masuk ke dalam kamar ibunya dengan membawa nasi dan lauk yang sudah ia masak tadi pagi.

"Bu ini makanan buat ibu, ibu makan dulu, lalu minum obat, biar ibu cepat sembuh"

Sekar meletakkan makanan yang ia bawa di atas meja, kemudian ia membantu ibunya untuk duduk dari tidurnya.

"Terima kasih ndok sudah jadi anak yang berbakti buat ibu dan bapak, ibu beruntung bisa melahirkan anak seperti kamu" di usia tuanya saat ini Mirna merasa beruntung karena punya anak yang berbakti kepadanya walaupun ia tidak bisa memberikan kehidupan yang layak untuk putrinya.

"Sama-sama bu, sudah sepatutnya Sekar berbakti sama bapak dan ibu, sekarang ibu makan dulu, lalu minum obat biar ibu cepat sembuh"

Mirna mengangguk, ia mulai menyantap makanannya yang sudah di bawa oleh Sekar, walaupun rasanya terasa hambar di lidahnya, ia tetap memakan makanan itu hingga habis tak tersisa, setelah itu ia meminum obat batuk yang ia beli di warung yang ada di desa ini.

Krieet

Tiba-tiba pintu kamar Mirna terbuka, mereka berdua melihat siapa yang masuk ke dalam rumah itu.

"Bapak, kok bapak udah pulang aja, ini kan masih siang" heran Mirna saat mendapati suaminya yang pulang dengan wajah suram.

"Bapak di pecat bu" jelas Tono dengan wajah sedihnya.

"Di pecat! kok bisa pak" kaget Mirna dan Sekar saat kalau Tono di pecat dari pekerjaannya.

"Di ladang ada pengurangan karyawan yang sudah lanjut usia seperti bapak, juragan Doni banyak memecat karyawan, dia cuman ngasih beberapa uang untuk biaya pesangon" jelas Tono.

Sekar bergitu prihatin saat tau kalau bapaknya yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga hari ini di pecat dari pekerjaannya.

"Ya Allah pak, kita akan makan apa pak kalau bapak gak kerja" Mirna mulai gelisah, ia bingung apa yang harus ia lakukan untuk mendapatkan uang di usianya yang sudah tidak muda lagi.

"Enggak tau bu, bapak juga bingung harus berbuat apa" Tono merasakan ketakutan yang sama, ia takut tak bisa menafkahi keluarganya setelah ia di pecat dari pekerjaannya.

"Gini aja pak bu, besok Sekar akan datang ke ladang juragan Doni, Sekar akan coba lamar pekerjaan di sana, Sekar pasti akan di terima kok"

"Jangan Sekar, kamu jangan kerja di sana, di sana itu kerjanya kasar, kamu gak akan kuat kerja di sana" larang Tono.

"Sekar kuat kok pak, Sekar yakin Sekar bisa kerja walaupun pekerjaan itu kasar, Sekar mohon bapak sama ibu izinin Sekar kerja di sana"

Mereka berdua terdiam, mereka sebenarnya tidak mau Sekar kerja di tempat yang kasar dan panas seperti itu, mereka masih berharap kalau Sekar akan bekerja di tempat yang nyaman yang ada di kota-kota besar.

Sekar melihat bapak dan ibunya yang diam, ia merasa kalau mereka ragu untuk mengizinkannya bekerja.

"Kalau Sekar gak kerja kita akan makan apa pak bu, bapak sudah di pecat, kita akan dapat uang dari mana lagi, jadi Sekar mohon izinin Sekar kerja, Sekar tak apa kerja di tempat yang kasar seperti di sana, yang penting Sekar bisa punya uang untuk membiayai kebutuhan sehari-hari kita"

Tono menghembuskan nafas berat."Baiklah bapak izinin kamu kerja di sana, kalau kamu tidak kuat buat kerja di sana, kamu berhenti, jangan di paksa!"

"Iya pak, Sekar pasti bisa kuat kok, Sekar yakin Sekar bisa jadi harapan terakhir kalian" Sekar tersenyum senang, ia lega saat mendapatkan izin dari bapaknya.

"Sekarang kamu balik ke kamar, besok kamu ke ladang juragan Doni, kalau kamu gak di terima di sana, jangan maksa" suruh Tono.

"Baik pak"

Sekar keluar dari kamar itu, ia mengambil jemuran yang sudah kering, lalu membawanya ke kamarnya untuk ia lipat.

"Sekar yuhu" panggil seseorang dari luar.

Sekar yang ada di dalam kamar keluar untuk melihat siapa yang datang ke rumahnya.

"Nina" senang Sekar saat melihat teman kecilnya yang datang ke rumahnya, ia dan Nina sudah lama tidak bertemu karena Nina menetap di kota beberapa tahun ini.

Nina menatap Sekar dengan tatapan jijik, semenjak dia menjadi orang kaya, sikapnya berubah 360°, Nina tak sama seperti Nina yang dulu, sekarang dia malah ikut-ikutan membenci dan menghina Sekar karena terlahir dari keluarga yang kurang mampu.

"Nina kamu ngapain ke sini?" Sekar menghampiri Nina yang berdiri di depan rumahnya dengan memegang plastik besar berwarna putih.

"Ini dari mami aku" dengan jijik Nina memberikan plastik itu pada Sekar.

Sekar tak mengambil hati sikap Nina, ia dengan ramah mengambil plastik yang tidak tau apa isinya.

"Apa ini Nina?" Sekar yang penasaran membuka plastik putih itu.

"Sembako untuk orang miskin!" jawab Nina.

"Makasih Nina, makasih banyak udah ngasih ini semua sama aku" Sekar begitu berterima kasih pada Nina saat tau kalau isi di dalam plastik itu adalah makanan pokok yang sangat ia perlukan.

"Sama-sama, udah aku pulang dulu, di sini panas, malah bau lagi" dengan sombongnya Nina berkata seperti itu.

Tanpa sadar dia menghina Sekar, gaya hidupnya sekarang sudah sangat berbeda, semenjak ia kaya ia tidak mau lagi berteman dengan Sekar yang miskin.

Nina yang sombong pulang ke rumahnya, Sekar hanya menatap kepergian Nina dengan tatapan sedih karena kehilangan temannya.

Nina adalah teman satu-satunya yang Sekar punya, namun sekarang dia malah memusuhi Sekar karena dirinya yang tidak mampu.

"Siapa ndok yang datang?" penasaran Tono yang ikut keluar dari dalam kamar saat mendengar suara orang yang memanggil Sekar.

"Nina pak, dia datang ngasih sembako sama kita, insya Allah pemberiannya ini akan cukup untuk beberapa hari ke depan"

"Alhamdulillah masih ada orang baik yang bantu kita" Tono mengucap syukur, walaupun keadaan ekonominya yang kacau, tapi masih ada orang yang mau meringankan bebannya walaupun tak banyak.

"Ndok bawa masuk sembako itu, taruh di tempat yang aman, jangan sampai di makan tikus" perintah Tono.

"Baik pak" Sekar membawa sembako itu ke dapur, ia menaruh sembako yang terdiri dari beras, gula, minyak, mie instan, telur dan bawang putih dan bawang merah.

Setelah menaruh sembako itu ia balik ke kamarnya untuk melanjutkan melipat baju.

Terpopuler

Comments

Siti Arbainah

Siti Arbainah

Curiga aku sama juragan Doni jngan" punya niat buruk sama sekar

2023-08-03

0

shah jehan

shah jehan

saingan tetap sama orang miskin.

2023-07-08

0

Bambang Setyo

Bambang Setyo

Orang klo miskin jadi kaya kebanyakan sombong begitu..

2023-04-28

0

lihat semua
Episodes
1 Terlahir dari keluarga yang tidak mampu
2 Meminta izin
3 Kesombongan Nina
4 Hari pertama kerja di ladang juragan Doni
5 Ternodai
6 Kematian Tono
7 Hidup terasa sedikit gelap
8 Terpaksa menerima
9 Pahlawan kesiangan
10 Ajakan menikah
11 Tidak bisa berbuat banyak
12 Tidak bisa apa-apa
13 Berpamitan
14 Resmi menikah
15 Berbuat kasar
16 Penghinaan
17 Bahagia di atas luka
18 Duka kembali menyelimuti kehidupan Sekar
19 Dunia menjadi gelap
20 Kedatangan bapak-bapak tua
21 Terharu
22 Melaporkan sesuatu yang tidak benar
23 Tidak bisa berkutik
24 Melabraknya
25 Kalah telak
26 Kenyataan pahit
27 Menuduhnya yang bukan-bukan
28 Di cambuk
29 Mengurungnya di gudang
30 Bersimbah darah
31 Menangis dalan pelukannya
32 Kebingungan
33 Ingin bercerai
34 Menggadaikan rumah
35 Di tolak mentah-mentah
36 Akan memanfaatkan keadaan
37 Resmi bercerai
38 Menikahinya
39 Tak ingin pergi
40 Aib yang terbongkar
41 Bertemu dengan juragan Doni
42 Kemarahan bu Jamilah
43 Ketakutan
44 Akhir hidup Sekar
45 Gelisah tak menentu
46 Dunia menjadi gelap
47 Sakitnya kehilangan
48 Pecahnya tangisan
49 Selamat jalan istri ku
50 Sama-sama merasa bersalah
51 Dendam yang membara
52 Gentayangan
53 Suara ketukan pintu di tengah malam
54 Suara tawa menakutkan di tengah malam
55 Merasa di ikuti
56 Begitu kehilangan dia
57 Tidak bisa lagi bersamanya
58 Kehebohan warga terkait hantu Sekar
59 Menantangnya
60 Keanehan bu Jamilah
61 Gelisah dan takut
62 Ingin mengusirnya
63 Panggilan misterius
64 Ketakutan di tengah jalan
65 Pengendara motor membawa petaka
66 Suara kran di tengah malam
67 Suara langkah kaki di tengah malam
68 Tukang sate pembawa petaka
69 Berita yang menghebohkan warga
70 Mendatangi rumah bu Salamah
71 Jatuh sakit
72 Menyebarkan berita terbaru
73 Menanggung malu
74 Suara panggilan misterius
75 Mengitari rumahnya
76 Tidur dalam ketakutan
77 Gemetaran di tengah jalan
78 Merangkak mendekatinya
79 Kedatangan tamu tak di undang
80 Keanehan dari diri bu Nilem
81 Terguncang hebat
82 Keanehan dari diri Salsa
83 Di kejar-kejar kuntilanak
84 Menunggu dengan tidak tenang
85 Kembali ke desa anggrek
86 Terbesit rasa bersalah
87 Terkesiap
88 Tidak percaya
89 Tetap tak percaya
90 Kekecewaan pak Anton
91 Meminta belas kasihan
92 Melewati jalanan suram
93 Suara kuntilanak di tengah jalanan suram
94 Misteri suara misterius
95 Ajakan bu Nining
96 Gelisah tak menentu
97 Menghadang jalan
98 Misteri suara tangisan di tengah malam
99 Tolong kembalikan anak ku
100 Gangguan di dalam rumah
101 Sial
102 Misteri suara panggilan lirih
103 Terasa berat
104 Menemaninya tidur
105 Mengajaknya pulang
106 Ide cemerlang bu Hamiddeh
107 Misteri suara minta tolong di jalanan suram
108 Suara misterius di siang bolong
109 Terkejut saat semuanya berubah
110 Kelelahan
111 Masih sempat-sempatnya menghina
112 Kesalahan yang benar-benar fatal
113 Keanehan dari diri Sri
114 Bau busuk yang menyengat
115 Suara tangisan yang menakutkan
116 Terbang mengejarnya
117 Berdiri di belakangnya
118 Ketakutan tanpa sebab
119 Kekesalan bu Jamilah
120 Memegang erat kakinya
121 Penampakan pocong di dapur
122 Ajakan pak Anton
123 Menghilang secara tiba-tiba
124 Menembus tubuhnya
125 Menjerit di tengah malam
126 Semakin ngelunjak
127 Menceburkan diri ke sungai
128 Tak pernah di ganggu Sekar
129 Menolongnya
130 Tak bisa tenang
131 Kegiatan aneh
132 Tujuan bu Naima keluar rumah
133 Dia bukan manusia
134 Ikut menebeng di motornya
135 Di hadang pocong
136 Kembali ke desa
137 Hampir menabraknya
138 Teriakan kesakitan
139 Anak durhaka
140 Gangguan Sekar
141 Sebelas dua belas dengan iblis
142 Menghinanya tanpa henti
143 Kehebohan yang terjadi
144 Kedatangan ustadz
145 Akhir cerita
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Terlahir dari keluarga yang tidak mampu
2
Meminta izin
3
Kesombongan Nina
4
Hari pertama kerja di ladang juragan Doni
5
Ternodai
6
Kematian Tono
7
Hidup terasa sedikit gelap
8
Terpaksa menerima
9
Pahlawan kesiangan
10
Ajakan menikah
11
Tidak bisa berbuat banyak
12
Tidak bisa apa-apa
13
Berpamitan
14
Resmi menikah
15
Berbuat kasar
16
Penghinaan
17
Bahagia di atas luka
18
Duka kembali menyelimuti kehidupan Sekar
19
Dunia menjadi gelap
20
Kedatangan bapak-bapak tua
21
Terharu
22
Melaporkan sesuatu yang tidak benar
23
Tidak bisa berkutik
24
Melabraknya
25
Kalah telak
26
Kenyataan pahit
27
Menuduhnya yang bukan-bukan
28
Di cambuk
29
Mengurungnya di gudang
30
Bersimbah darah
31
Menangis dalan pelukannya
32
Kebingungan
33
Ingin bercerai
34
Menggadaikan rumah
35
Di tolak mentah-mentah
36
Akan memanfaatkan keadaan
37
Resmi bercerai
38
Menikahinya
39
Tak ingin pergi
40
Aib yang terbongkar
41
Bertemu dengan juragan Doni
42
Kemarahan bu Jamilah
43
Ketakutan
44
Akhir hidup Sekar
45
Gelisah tak menentu
46
Dunia menjadi gelap
47
Sakitnya kehilangan
48
Pecahnya tangisan
49
Selamat jalan istri ku
50
Sama-sama merasa bersalah
51
Dendam yang membara
52
Gentayangan
53
Suara ketukan pintu di tengah malam
54
Suara tawa menakutkan di tengah malam
55
Merasa di ikuti
56
Begitu kehilangan dia
57
Tidak bisa lagi bersamanya
58
Kehebohan warga terkait hantu Sekar
59
Menantangnya
60
Keanehan bu Jamilah
61
Gelisah dan takut
62
Ingin mengusirnya
63
Panggilan misterius
64
Ketakutan di tengah jalan
65
Pengendara motor membawa petaka
66
Suara kran di tengah malam
67
Suara langkah kaki di tengah malam
68
Tukang sate pembawa petaka
69
Berita yang menghebohkan warga
70
Mendatangi rumah bu Salamah
71
Jatuh sakit
72
Menyebarkan berita terbaru
73
Menanggung malu
74
Suara panggilan misterius
75
Mengitari rumahnya
76
Tidur dalam ketakutan
77
Gemetaran di tengah jalan
78
Merangkak mendekatinya
79
Kedatangan tamu tak di undang
80
Keanehan dari diri bu Nilem
81
Terguncang hebat
82
Keanehan dari diri Salsa
83
Di kejar-kejar kuntilanak
84
Menunggu dengan tidak tenang
85
Kembali ke desa anggrek
86
Terbesit rasa bersalah
87
Terkesiap
88
Tidak percaya
89
Tetap tak percaya
90
Kekecewaan pak Anton
91
Meminta belas kasihan
92
Melewati jalanan suram
93
Suara kuntilanak di tengah jalanan suram
94
Misteri suara misterius
95
Ajakan bu Nining
96
Gelisah tak menentu
97
Menghadang jalan
98
Misteri suara tangisan di tengah malam
99
Tolong kembalikan anak ku
100
Gangguan di dalam rumah
101
Sial
102
Misteri suara panggilan lirih
103
Terasa berat
104
Menemaninya tidur
105
Mengajaknya pulang
106
Ide cemerlang bu Hamiddeh
107
Misteri suara minta tolong di jalanan suram
108
Suara misterius di siang bolong
109
Terkejut saat semuanya berubah
110
Kelelahan
111
Masih sempat-sempatnya menghina
112
Kesalahan yang benar-benar fatal
113
Keanehan dari diri Sri
114
Bau busuk yang menyengat
115
Suara tangisan yang menakutkan
116
Terbang mengejarnya
117
Berdiri di belakangnya
118
Ketakutan tanpa sebab
119
Kekesalan bu Jamilah
120
Memegang erat kakinya
121
Penampakan pocong di dapur
122
Ajakan pak Anton
123
Menghilang secara tiba-tiba
124
Menembus tubuhnya
125
Menjerit di tengah malam
126
Semakin ngelunjak
127
Menceburkan diri ke sungai
128
Tak pernah di ganggu Sekar
129
Menolongnya
130
Tak bisa tenang
131
Kegiatan aneh
132
Tujuan bu Naima keluar rumah
133
Dia bukan manusia
134
Ikut menebeng di motornya
135
Di hadang pocong
136
Kembali ke desa
137
Hampir menabraknya
138
Teriakan kesakitan
139
Anak durhaka
140
Gangguan Sekar
141
Sebelas dua belas dengan iblis
142
Menghinanya tanpa henti
143
Kehebohan yang terjadi
144
Kedatangan ustadz
145
Akhir cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!