Sekar membuka matanya, ia melihat jam yang menunjukkan pukul 12, Sekar beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju dapur, ia mengambil makanan untuk ia antarkan ke kamar ibunya.
"Bu, Sekar masuk ya" Sekar meminta izin pada ibunya terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam kamar.
"Masuk aja ndok, pintunya gak di kunci" suruh Mirna dari dalam, ia tidak keluar rumah sama sekali karena tubuhnya yang terus menerus lemas tak bertenaga.
Sekar masuk ke dalam kamar ibunya dengan membawa nasi dan lauk yang sudah ia masak tadi pagi.
"Bu ini makanan buat ibu, ibu makan dulu, lalu minum obat, biar ibu cepat sembuh"
Sekar meletakkan makanan yang ia bawa di atas meja, kemudian ia membantu ibunya untuk duduk dari tidurnya.
"Terima kasih ndok sudah jadi anak yang berbakti buat ibu dan bapak, ibu beruntung bisa melahirkan anak seperti kamu" di usia tuanya saat ini Mirna merasa beruntung karena punya anak yang berbakti kepadanya walaupun ia tidak bisa memberikan kehidupan yang layak untuk putrinya.
"Sama-sama bu, sudah sepatutnya Sekar berbakti sama bapak dan ibu, sekarang ibu makan dulu, lalu minum obat biar ibu cepat sembuh"
Mirna mengangguk, ia mulai menyantap makanannya yang sudah di bawa oleh Sekar, walaupun rasanya terasa hambar di lidahnya, ia tetap memakan makanan itu hingga habis tak tersisa, setelah itu ia meminum obat batuk yang ia beli di warung yang ada di desa ini.
Krieet
Tiba-tiba pintu kamar Mirna terbuka, mereka berdua melihat siapa yang masuk ke dalam rumah itu.
"Bapak, kok bapak udah pulang aja, ini kan masih siang" heran Mirna saat mendapati suaminya yang pulang dengan wajah suram.
"Bapak di pecat bu" jelas Tono dengan wajah sedihnya.
"Di pecat! kok bisa pak" kaget Mirna dan Sekar saat kalau Tono di pecat dari pekerjaannya.
"Di ladang ada pengurangan karyawan yang sudah lanjut usia seperti bapak, juragan Doni banyak memecat karyawan, dia cuman ngasih beberapa uang untuk biaya pesangon" jelas Tono.
Sekar bergitu prihatin saat tau kalau bapaknya yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga hari ini di pecat dari pekerjaannya.
"Ya Allah pak, kita akan makan apa pak kalau bapak gak kerja" Mirna mulai gelisah, ia bingung apa yang harus ia lakukan untuk mendapatkan uang di usianya yang sudah tidak muda lagi.
"Enggak tau bu, bapak juga bingung harus berbuat apa" Tono merasakan ketakutan yang sama, ia takut tak bisa menafkahi keluarganya setelah ia di pecat dari pekerjaannya.
"Gini aja pak bu, besok Sekar akan datang ke ladang juragan Doni, Sekar akan coba lamar pekerjaan di sana, Sekar pasti akan di terima kok"
"Jangan Sekar, kamu jangan kerja di sana, di sana itu kerjanya kasar, kamu gak akan kuat kerja di sana" larang Tono.
"Sekar kuat kok pak, Sekar yakin Sekar bisa kerja walaupun pekerjaan itu kasar, Sekar mohon bapak sama ibu izinin Sekar kerja di sana"
Mereka berdua terdiam, mereka sebenarnya tidak mau Sekar kerja di tempat yang kasar dan panas seperti itu, mereka masih berharap kalau Sekar akan bekerja di tempat yang nyaman yang ada di kota-kota besar.
Sekar melihat bapak dan ibunya yang diam, ia merasa kalau mereka ragu untuk mengizinkannya bekerja.
"Kalau Sekar gak kerja kita akan makan apa pak bu, bapak sudah di pecat, kita akan dapat uang dari mana lagi, jadi Sekar mohon izinin Sekar kerja, Sekar tak apa kerja di tempat yang kasar seperti di sana, yang penting Sekar bisa punya uang untuk membiayai kebutuhan sehari-hari kita"
Tono menghembuskan nafas berat."Baiklah bapak izinin kamu kerja di sana, kalau kamu tidak kuat buat kerja di sana, kamu berhenti, jangan di paksa!"
"Iya pak, Sekar pasti bisa kuat kok, Sekar yakin Sekar bisa jadi harapan terakhir kalian" Sekar tersenyum senang, ia lega saat mendapatkan izin dari bapaknya.
"Sekarang kamu balik ke kamar, besok kamu ke ladang juragan Doni, kalau kamu gak di terima di sana, jangan maksa" suruh Tono.
"Baik pak"
Sekar keluar dari kamar itu, ia mengambil jemuran yang sudah kering, lalu membawanya ke kamarnya untuk ia lipat.
"Sekar yuhu" panggil seseorang dari luar.
Sekar yang ada di dalam kamar keluar untuk melihat siapa yang datang ke rumahnya.
"Nina" senang Sekar saat melihat teman kecilnya yang datang ke rumahnya, ia dan Nina sudah lama tidak bertemu karena Nina menetap di kota beberapa tahun ini.
Nina menatap Sekar dengan tatapan jijik, semenjak dia menjadi orang kaya, sikapnya berubah 360°, Nina tak sama seperti Nina yang dulu, sekarang dia malah ikut-ikutan membenci dan menghina Sekar karena terlahir dari keluarga yang kurang mampu.
"Nina kamu ngapain ke sini?" Sekar menghampiri Nina yang berdiri di depan rumahnya dengan memegang plastik besar berwarna putih.
"Ini dari mami aku" dengan jijik Nina memberikan plastik itu pada Sekar.
Sekar tak mengambil hati sikap Nina, ia dengan ramah mengambil plastik yang tidak tau apa isinya.
"Apa ini Nina?" Sekar yang penasaran membuka plastik putih itu.
"Sembako untuk orang miskin!" jawab Nina.
"Makasih Nina, makasih banyak udah ngasih ini semua sama aku" Sekar begitu berterima kasih pada Nina saat tau kalau isi di dalam plastik itu adalah makanan pokok yang sangat ia perlukan.
"Sama-sama, udah aku pulang dulu, di sini panas, malah bau lagi" dengan sombongnya Nina berkata seperti itu.
Tanpa sadar dia menghina Sekar, gaya hidupnya sekarang sudah sangat berbeda, semenjak ia kaya ia tidak mau lagi berteman dengan Sekar yang miskin.
Nina yang sombong pulang ke rumahnya, Sekar hanya menatap kepergian Nina dengan tatapan sedih karena kehilangan temannya.
Nina adalah teman satu-satunya yang Sekar punya, namun sekarang dia malah memusuhi Sekar karena dirinya yang tidak mampu.
"Siapa ndok yang datang?" penasaran Tono yang ikut keluar dari dalam kamar saat mendengar suara orang yang memanggil Sekar.
"Nina pak, dia datang ngasih sembako sama kita, insya Allah pemberiannya ini akan cukup untuk beberapa hari ke depan"
"Alhamdulillah masih ada orang baik yang bantu kita" Tono mengucap syukur, walaupun keadaan ekonominya yang kacau, tapi masih ada orang yang mau meringankan bebannya walaupun tak banyak.
"Ndok bawa masuk sembako itu, taruh di tempat yang aman, jangan sampai di makan tikus" perintah Tono.
"Baik pak" Sekar membawa sembako itu ke dapur, ia menaruh sembako yang terdiri dari beras, gula, minyak, mie instan, telur dan bawang putih dan bawang merah.
Setelah menaruh sembako itu ia balik ke kamarnya untuk melanjutkan melipat baju.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Siti Arbainah
Curiga aku sama juragan Doni jngan" punya niat buruk sama sekar
2023-08-03
0
shah jehan
saingan tetap sama orang miskin.
2023-07-08
0
Bambang Setyo
Orang klo miskin jadi kaya kebanyakan sombong begitu..
2023-04-28
0