Pak RT melirik Sekar yang masih diam karena ucapan mereka, ia tau kalau selama ini Sekar selalu saja di sindir-sindir sama ibu-ibu kampung karena Sekar adalah anak yang tidak mampu, tidak seperti anak-anak mereka lainnya.
"Sekar kamu yang sabar ya, jangan masukin ke hati"
"Iya pak RT, saya permisi dulu pak RT, assalamualaikum"
"Wa'alaikum salam"
Sekar berjalan menuju rumahnya kembali, sepanjang perjalanan Sekar terus memikirkan ucapan ibu-ibu itu yang bagaikan tamparan baginya.
"Aku harus kerja, ibu udah sakit-sakitan, gak mungkin aku diam saja, aku harus cari pekerjaan buat gantiin bapak, sudah sepatutnya mereka menikmati hasil kerja keras ku, bukan malah terus bekerja untuk kebutuhan sehari-hari, aku harus bisa bekerja walaupun di ladang juragan Doni, yang penting aku bisa dapat penghasilan, habis ini aku akan bilang sama bapak dan ibu, semoga mereka izinin kemauan ku" harapan Sekar.
Sekar mempercepat langkah, ia ingin segera sampai di rumahnya yang sudah tak jauh lagi untuk meminta izin pada ibunya terkait keinginannya yang akan bekerja di ladang juragan Doni, orang paling kaya di kampung ini, dia memiliki banyak sekali tanah di desa anggrek, ia bisa berkuasa di desa karena kekayaannya.
Tak berselang lama dari itu ia sampai di rumahnya.
Sekar langsung masuk ke dalam kamar ibunya."Ibu, tadi Sekar ketemu sama juragan Doni, dia nawarin Sekar kerjaan, boleh ya bu Sekar kerja di sana biar bantu bapak sama ibu"
"Uhuk uhuk jangan nak, kamu jangan kerja, kamu di sini saja" larang Mirna.
"Tapi Sekar mau kerja bu agar Sekar bisa bawa ibu ke rumah sakit, tolong ibu izinin Sekar kerja, Sekar udah pengen banget kerja, mumpung sekarang di sana ada lowongan kerja" bujuk Sekar pada ibunya, ia memijat kaki ibunya untuk merayu ibunya agar mengizinkan dia untuk bekerja di ladang juragan Doni.
"Jangan nak, kerja di sana itu gajinya gak seberapa!"
"Gak apa-apa kok bu, walaupun gajinya gak seberapa, Sekar terima, yang penting Sekar punya penghasilan, Sekar itu ingin banget bantu bapak sama ibu, dan dengan cara ini Sekar bisa bantuin kalian, tolong ibu izinin Sekar kerja di sana"
"Tempatnya juga dekat bu, tiap hari Sekar bisa pulang ke sini, ayolah bu izinin Sekar kerja"
Mirna diam, ia berpikir sejenak sebelum mengambil keputusan.
"Sekar apa kamu bisa kuat kerja di sana?" Mirna memastikan terlebih dahulu, ia takut Sekar tak sanggup kerja di tempat yang panas dan berat itu.
"Orang-orang kuat kok bu, Sekar pasti bisa kuat juga, Sekar yakin Sekar bisa kerja dengan baik, nanti kalau Sekar gajian, Sekar akan bawa ibu ke rumah sakit, ibu harus di obati, gak boleh di biarin terus, Sekar gak mau ibu kenapa-napa"
"Ya sudah, ibu izinin kamu kerja"
"Yeeyy makasih bu, makasih ibu sudah izinin Sekar kerja di sana" Sekar memeluk ibunya saking girangnya karena ibunya berhasil ia bujuk.
"Iya sama-sama, kamu kerja yang rajin, jangan sampai mengecewakan kesempatan yang telah juragan Doni beri" perintah Mirna.
"Iya bu, Sekar gak akan sia-siakan kesempatan itu, besok Sekar akan datang ke ladang juragan Doni buat kerja, insya Allah Sekar pasti akan bisa ngumpulin uang untuk bisa bawa ibu ke rumah sakit yang ada di kota"
Mirna tersenyum dalam keadaan tubuhnya yang lemas, sudah lama ia sakit namun tak kunjung sembuh, ia hanya meminum obat dari warung saja, ia tidak punya uang untuk bisa periksa ke rumah sakit yang ada di kota.
"Ibu Sekar mau ke kamar dulu, kalau ibu perlu apa-apa, ibu bilang aja, Sekar pasti akan langsung turutin"
"Iya" Mirna mengangguk sambil tersenyum, ia hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk putri tunggalnya itu.
Sekar keluar dari kamar ibunya, ia gembira sekali karena ibunya mengizinkannya untuk bekerja di tempat juragan Doni.
"Aku akan kerja dengan rajin, aku harus ngumpulin uang agar aku bisa bawa ibu ke rumah sakit, kasihan dia terus sakit namun tetap tak sembuh-sembuh walaupun sudah minum obat, aku hanya takut ada apa-apa sama ibu kalau terus-terusan di biarin kayak gitu"
"Semoga dengan cara ini, aku bisa meringankan beban keluarga ku dan juga aku bisa bawa ibu ke rumah sakit besar, biar ibu bisa cepat sembuh"
Sekar begitu berharap dengan ia bekerja, ia bisa membantu kedua orang tuanya yang sudah mulai renta.
Sekar masuk ke dalam kamarnya, ia begitu senang karena mendapatkan izin dari ibunya.
Sekar membersihkan kamarnya, ia menyapu kamar itu dengan sebersih mungkin, setelah selesai ia mulai menyapu halaman rumah yang belum sempat ia sapu karena harus mengantarkan makanan ke ladang untuk bapaknya.
Setelah menyapu halaman hingga bersih, Sekar mengambil pakaian kotor untuk ia bawa ke sumur yang ada di belakang rumahnya.
Sumur itu menjadi tempat di mana setiap hari ia mencuci baju dan mandi, ada beberapa warga yang juga menggunakan sumur itu, namun tak banyak karena kebayangkan warga-warga tidak mau mencuci baju di sana karena harus menimba air terlebih dahulu, mereka kebayangkan mengeluh tangannya sakit sebab melakukan hal itu.
Alhasil mereka sekarang memasang sanyo di sumur itu, semenjak saat itu jarang ada orang yang mandi di sumur.
Sekar menimba air terlebih dahulu, ia mulai mencuci baju-bajunya, sekalian ia mandi karena sarung yang ia kenakan basah kuyup.
Sekar mencuci baju dengan tenang, tempat itu jauh dari keramaian karena terletak di belakang rumah Sekar, namun tak menutup kemungkinan kalau tidak akan ada orang yang melihat Sekar.
Dari balik pohon singkong yang tumbuh lebat, ada seseorang yang mengintip Sekar, ia terus memperhatikan Sekar mandi dan Sekar sama sekali tidak menyadarinya.
"Kelak aku pasti akan memiliki mu" yakin orang itu pelan kemudian pergi dari sana sebelum ada orang lain yang melihatnya.
Sekar terus mencuci baju-bajunya, setelah selesai ia menjemurnya di bawah teriknya sinar matahari, kemudian ia masuk ke dalam kamar untuk berganti pakaian setelah itu merebahkan tubuhnya karena mulai kelelahan mengerjakan semuanya sendiri.
Sekar tidak memiliki hp, ia tidak mampu membelinya, semua teman-temannya punya benda pipih itu, ia memang ingin memilikinya, tetapi melihat ekonomi keluarganya seperti ini, ia sadar diri, ia tidak mau merepotkan orang tuanya lagi.
Sekar masuk ke dalam alam mimpi setelah urusan rumah selesai ia kerjakan, tak ada beban lagi yang ia tanggung setelah itu, sekarang dia bisa tidur dengan tenang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Bambang Setyo
Siapa tuh orang kurang ajar yg ngintip sekar..
2023-04-28
1
Tantina Wyvaldia
apakah ini cerita awal sebelum "dihamili genderuwo?
2023-04-26
1
Anisha Andriyana Bahri
kasian sekar.. malang nasibnya
2023-03-23
1