Keesokan harinya.
Sekar terbangun dari tidur panjangnya, ia melihat ke arah jam yang masih menunjukan pukul setengah lima.
Suasana sekitar masih gelap, matahari masih belum menampakkan sinarnya sehingga kegelapan masih belum menyingkir.
Adzan subuh berkumandang, Sekar menunaikan sholat subuh di kamarnya, setelah selesai ia keluar untuk mengerjakan pekerjaan rumah, sebelum ia berangkat ke ladang juragan Doni untuk bekerja.
Menyapu, mencuci baju, memasak telah Sekar kerjakan, setelah semua itu selesai ia bersiap-siap untuk berangkat ke ladang juragan Doni, ia tidak sabar bekerja di sana, ia ingin mendapatkan uang secepatnya untuk menggantikan posisi bapaknya yang sudah sepatutnya pensiun.
Sehabis selesai bersiap-siap, Sekar mendatangi kamar ibunya untuk berpamitan sebelum berangkat kerja.
"Pak bu Sekar berangkat dulu, doain semoga Sekar bisa di terima kerja di sana"
"Iya, kami akan doakan yang terbaik untuk kamu, kamu hati-hati di sana, jangan buat kesalahan, ingat itu baik-baik!" perintah Tono.
"Baik pak, Sekar gak akan bikin kesalahan, Sekar berangkat dulu, assalamualaikum" pamit Sekar dengan menyalami punggung tangan bapak dan ibunya.
"Wa'alaikum salam" jawab mereka berdua.
Sekar keluar dari dalam kamar, ia berangkat menuju ladang juragan Doni dengan berjalan kaki.
Tak lama dari itu Sekar sampai di ladang juragan Doni, di sana sudah ada beberapa pekerja yang sudah sampai.
"Kang juragan Doni di mana?" Sekar bertanya pada orang yang bernama Asep, salah satu pekerja di sana.
"Ada di kantor, kamu apa perlu apa nyariin juragan Doni?" penasaran kang Asep.
"Sekar mau lamar pekerjaan kang, Sekar mau bantu bapak dan ibu kerja"
"Oh gitu, kalau seperti itu kamu langsung saja ke kantor, juragan Doni tidur di sana soalnya" suruh kang Asep.
"Baik kang"
Sekar berjalan menuju kantor yang ada di tengah-tengah sawah, ia berjalan melewati pematang untuk sampai di kantor yang menjadi pusat laporan pekerjaan yang di urus oleh juragan Doni langsung.
Ketika sampai di sana Sekar merasa deg-degan, ia takut tidak di terima walaupun kemarin juragan Doni langsung yang menawarkan pekerjaan untuknya.
"Assalamualaikum" salam Sekar dengan mengetuk pintu kantor yang masih tertutup rapat.
"Wa'alaikum salam, eh Sekar, ada apa datang ke sini" juragan Doni langsung senang saat melihat Sekar yang ternyata orang yang sudah mengetuk pintu.
"Juragan saya ingin melamar pekerjaan di sini, apakah lowongan pekerjaannya masih ada?"
"Masih kok, lowongan pekerjaan di sini masih banyak, saya itu sedang butuh para pekerja yang masih muda, kalau yang sudah lanjut usia saya berhentikan, karena tenaganya sudah tidak kuat lagi"
"Lalu apakah saya di terima juragan?"
"Tentu saja, kamu saya terima kerja di sini, kamu bisa kerja di sini mulai hari ini"
Sekar langsung menyunggingkan senyuman, ia benar-benar senang karena bisa di terima di tempat kerja pertamanya.
"Terima kasih juragan sudah mau nerima saya kerja di sini"
"Sama-sama, sekarang kamu petik semua tomat yang sudah merah, karena mau saya kirim ke kota" perintah juragan Doni.
"Baik juragan"
Dengan senang hati Sekar mengambil keranjang, ia melangkah mendekati tomat-tomat yang sudah merah-merah di beberapa sawah yang memang sengaja di tanami buah tomat.
Sekar memetik buah tomat itu dengan senang, ia gembira karena pekerjaannya tidak berat sama sekali, seperti apa yang ia pikirkan.
Di saat Sekar tengah fokus bekerja, pria tua bangka itu terus memperhatikannya, sesekali terukir senyuman licik di wajahnya.
Sekar tak menyadari sama sekali kalau juragan Doni terus memperhatikannya, ia terus fokus memetik buah tomat yang sudah siap di panen itu.
"Sekar, kamu kerja di sini ndok?" seorang wanita yang selisih 15 tahun di atas Sekar kaget saat melihat Sekar di perkebunan itu.
"Iya bik, saya kerja di sini"
"Kok kamu kerja di sini, emangnya kamu gak mau kerja di kota, kamu kan punya ijazah" heran bu Robi'ah.
"Maunya gitu bik, tapi bapak sama ibu gak akan izin Sekar kerja di tempat yang jauh, mereka sangat khawatir sama Sekar, padahal Sekar ingin kerja di kota, biar bisa ngasih uang sama mereka"
"Di kota itu gak seperti apa yang kita bayangkan, banyak orang jahat, mereka pasti khawatir kalau kamu kerja di sana, kamu itu cewek, jelas mereka sangat khawatir sama kamu" sambung bu Mutirah yang juga ada di sana.
"Iya bik, Sekar ngerti kok kenapa bapak sama ibu larang Sekar kerja di kota"
"Kamu semangat kerjanya, walaupun di sini gajinya gak seberapa, tapi lumayan ketimbang nganggur" suruh bu Robi'ah.
"Terima kasih bik, Sekar pasti akan semangat buat kerja" Sekar tersenyum, karena walaupun di gaji sedikit, ia harus bersyukur.
"Kamu habis ini petik terong yang ada di sana, lalu bawa ke gudang karena mau di kirim ke kota soalnya" perintah bu Robi'ah.
"Baik bik"
Sekar terus melanjutkan tugasnya, setelah semua tomat-tomat yang merah-merah itu ia petik, ia langsung membawanya ke depan gudanh karena tempatnya sudah penuh, kemudian ia mengambil keranjang untuk memetik terong yang ada di samping perkebunan tomat.
Sekar sendirian memetik terong di sana, sementara pekerja-pekerja lainnya memetik cabe yang agak jauh dari dua perkebunan itu.
Sekar terus memanen terong yang melimpah ruah itu, panjang perkebunan terong itu tiga kali lipat dari rumah Sekar.
Sekar merasa senang walaupun bekerja di ladang dengan panas-panasan, ia terus profesional bekerja meskipun keringat-keringat terus berjatuhan di wajahnya.
"Sekar, istirahat dulu, biarkan itu lanjut nanti saja" teriak bu Robi'ah dari kejauhan ketika melihat Sekar masih terus bekerja padahal sudah waktunya Sekar istirahat.
"Iya bik"
Sekar menaruh keranjang yang belum penuh itu di pinggir sawah, ia lalu mendekat ke arah para pekerja yang berteduh di bawah pohon bambu yang ada di sebelah selatan ladang.
Mereka semua membuka bekal masing-masing, sama halnya dengan Sekar, dia membuka bekal miliknya, ia memakan nasi yang sudah di bawa ke ladang dengan lahap.
Semua orang yang ada di sana juga memakan bekal yang mereka bawa, hari ini cuaca benar-benar panas, keringat-keringat berjatuhan membasahi wajah mereka semua yang bekerja panas-panasan di ladang.
Mereka rela bekerja apapun untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka, mereka sebenarnya ingin bekerja di tempat yang lebih nyaman seperti yang ada di kota, namun mereka sadar kalau mereka tidak punya ijazah, tak akan mungkin mereka bisa bekerja di kota-kota seperti orang-orang yang ada di kota.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Bambang Setyo
Si doni gak beres nih... Mentang2 juragan dia kayanya jahat sama sekar
2023-04-28
1