Arkan Mengobati Tangan Nada

“Gue..? Lo gak pantes tau nama gue”

Lelaki itu menarik tangan Nada yang masih tercengang meninggalkan Deril yang mengepalkan tangan menatap kepergian Nada dan lelaki asing itu.

Lelaki itu membawa Nada ke parkiran sekolah dan melangkah menuju mobil yang terparkir di situ. Lelaki itu membuka pintu mobil dan mendorong Nada masuk tanpa sempat Nada memprotesnya. Dia juga menyusul masuk kedalam mobil.

“Kamu ngapain bawa aku ke sini Arkan?” tanya Nada.

Ya lelaki yang menolong Nada adalah Arkan. Nada tidak mengerti mengapa lelaki yang bahkan dia belum kenal secara baik mau membantunya.

Arkan menoleh pada Nada dengan tatapan yang tidak bisa Nada mengerti. Kemudian tatapan Arkan jatuh kepada pergelangan tangan Nada yang mulai memerah kebiruan. Nada juga menyadari tatapan Arkan ke arah tangannya.

Arkan menghela nafas panjang dan menyalakan mobilnya lalu melajukan keluar dari lingkungan sekolah. Nada tidak tau kemana lelaki di sampingnya membawanya. Tak berselang lama Arkan menghentikan mobilnya di tempat yang Nada tau adalah Apotik.

“Tunggu di sini” titahnya pada Nada dan diangguki pasrah oleh Nada.

Arkan keluar dari mobil dan melangkah menuju apotik. Sepeninggalan Arkan, Nada mulai termenung sendiri. Dia sebenarnya tidak suka dengan keadaan saat ini, tidak, berdaya dan hanya diam menuruti apa kemauan orang lain.

Nada melihat Arkan keluar dari apotik dengan menenteng sebuah kresek. Nada memperhatikan Arkan yang sudah berada di dalam mobil dan membuka kreseknya untuk mengeluarkan bawaannya.

“Sini tangan lo” pinta Arkan.

“Buat apa?”

“Sini aja kenapa sih” suara Arkan terdengar memaksa.

Nada akhirnya mengiyakan dan menjulurkan tangannya ke arah Arkan.

“Bukan yang ini. Yang satunya”

"O-oh ini” Nada Menganti tangan menjadi yang satunya untuk diberikan pada Arkan.

Arkan menarik dengan pelan tangan Nada dan mengeluarkan obat yang dibelinya lalu dioleskan secara perlahan di atas lebamnya. Nada meringis sedikit saat Arkan mengoleskan salep. Arkan yang melihat itu lalu meniup pelan tangan Nada dan mengolesnya dengan lebih pelan lagi.

Nada terkesiap saat merasakan tiupan di tangannya. Tanpa sadar tubuhnya meremang karena hal itu. Ada sesuatu yang menggelitik hatinya. Perempuan itu menatap Arkan yang masih mengoleskan salep dengan pandangan tidak mengerti.

Mereka bahkan baru bertemu hari ini tetapi lelaki itu sudah berbuat sangat baik padanya. Nada tidak menemukan tatapan menghina di mata Arkan.

Arkan mengangkat kepalanya setelah selesai mengoleskan obat pada tangan Nada. Tanpa sengaja netra biru safir lelaki itu bertemu dengan iris hitam milik Nada. Mereka saling menatap beberapa saat sebelum Nada mengalihkan pandangannya ke depan.

“Makasih Arkan” ucapnya setelah beberapa saat hening mengisi suasana mobil itu.

Arkan mengangguk ringan ucapan Nada.

“Oh iya kita belum berkenalan, aku Melodi Denada panggil aja Nada” ujarnya sembari mengulurkan tangan yang satunya lagi ke arah Arkan dan tersenyum manis

Arkan menatap lamat tangan Nada yang terjulur dihadapannya sebelum dia juga membalas uluran tangan perempuan itu. “Arkande Gematera Wechler” balasnya dengan datar. Setelah itu mereka saling menarik kembali tangan mereka.

Nada sempat mengira lelaki itu merupakan orang yang acuh karena dia yang minim ekspresi dan terkesan dingin. Tetapi saat ini dia mematahkan pandangannya, dibalik wajah tanpa ekspresi Arkan dia memperlakukan dirinya dengan baik bahkan mengobati tangannya.

“Aku turun di sini ya” ucapnya sembari hendak membuka sabuk pengamannya. Tetapi sebuah tangan menahan gerakan tangannya membuat dirinya mengurungkan niatnya.

“Gue antar” ucap Arkan dengan cepat.

“Tapi aku nggak langsung pulang aku harus ke restoran dulu” ucapnya seraya menatap heran Arkan

“Gue anter ke restoran” kekehnya

“gak usah deh, aku turun di sini aja ya” tolaknya.

Tatapan Arkan menajam mendengar penolakan dari Nada. Arkan sangat tidak suka di tolak. Dan Nada tidak menyadari hal itu.

“Gue.antar.” tekan Arkan seakan tidak menerima penolakan dari gadis di sampingnya.

Nada menghela nafas dan mengiyakan perkataan Arkan. Lelaki itu menghidupkan mobil dan melakukannya menuju restoran tempat Nada bekerja.

Nada mengalihkan pandangan ke luar mobil dan melihat bangunan berjejer di pinggir jalan dan gedung yang tinggi seakan mengejar langit dan saling bersaing dengan gedung lain untuk menjadi yang tertinggi. Nada kadang merasa lucu dengan dunia ini, orang-orang kadang selalu terlena dengan banyak hal yang sebenarnya semu. Harta dan tahta saat ini dinikmati dan di agungkan bisa saja dalam sekejap menghilang.

Dulu dia sendiri merasa hidupnya sempurna sampai di saat itu Ayahnya pergi meninggalkan dirinya dan Mamanya di dunia yang kejam ini. Kadang Nada merasa ingin menyerah tapi janjinya pada Ayahnya untuk selalu menjadi gadis kuat selalu teringat di benaknya.

Saat Nada merasa tidak baik-baik saja dan hampir menyerah dia selalu ingat ada mamanya yang butuh dirinya. setelah ayahnya tiada dia yang menopang seluruh keluarga, dia harus menjadi lebih kuat lagi lebih daripada yang dulu. Memang dia kadang merindukan saat-saat dulu saat keluarganya masih utuh saat ada ayahnya yang selalu melindungi saat ada ibunya yang selalu memberikan kasih sayang. Tapi mau apa dikata sekarang Dia hanya bisa terus pegangan pada kenangan itu untuk membuat dirinya lebih kuat lagi.

Arkan sesekali menolehkan matanya ke arah Nada, entah apa yang dipikirkan Nada saat ini Arkan tidak mengetahuinya. Tapi satu hal yang Arkan liat dari sorot matanya yang menyiratkan banyaknya beban yang di tanggung gadis itu

‘Apa sebenarnya yang sudah kamu lewati selama ini Nada’ gumam Arkan di dalam hatinya.

“Restoran mana?” tanyanya memecah hening di antara mereka.

“Aahh, restoran 'Gemeldi” ucap Nada.

Ekspresi Arkan sedikit berubah tetapi dia menormalkan kembali ekspresinya. “Oke”

Restoran Gemeldi merupakan restoran milik dirinya yang selama ini di jalankan oleh orang suruhannya. Dirinya sudah sejak dini diajarkan berbisnis okeh orang tuanya. Dan restoran ini baru berdiri setahun lalu.

Mobil Arkan berhenti di depan restoran dan Nada mulai turun dari dalam mobil. Gadis itu menunduk di kaca mobil Arkan dan sekali lagi mengucapkan rasa terima kasihnya. Yang dihadiahi sentilan di dahi gadi itu oleh Arkan.

Setelah itu Nada melangkah masuk ke restoran Gemeldi diikuti tatapan Arkan yang tidak melepaskannya sampai Nada tidak terlihat lagi oleh matanya. Lalu dia mengambil handphone dari dasboard mobil dan memencet satu nomor. Tak lama kemudian seseorang di seberang mengangkat teleponnya.

“Cari tahu tentang Melodi Denada. Saya mau besok sudah ada” perintahnya tanpa bertele-tele.

Seseorang di seberang menyahut mengiyakan perintah lelaki itu. Arkan menutup teleponnya dan menatap restoran itu sekali lagi dengan tatapan rumit sebelum pergi dari situ.

Terpopuler

Comments

Secret Partner

Secret Partner

nah, gerak cepet nih arkan

2023-03-23

1

Rubi Man

Rubi Man

terus semangat author

2023-03-22

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Murid Baru
3 Arkan Mengobati Tangan Nada
4 Seorang Teman baru
5 Arkan Mengantar Pulang Nada
6 Arkan Merawat Nada
7 Nada Pacar Arkan
8 Makan Bareng
9 Kedatangan Om Glen
10 Ingatan Kelam
11 Om Glen Datang Lagi
12 Malam Yang Panjang I
13 Malam Yang Panjang II
14 Ikut Olimpiade Fisika
15 Pergi Ke Pantai
16 First Kiss
17 Nada Yang Menghindari Arkan
18 Berbicara Dengan Deril
19 Masalah Putri Yang Rumit
20 Kekhawatiran Arkan
21 Belajar Bersama di Rumah Deril
22 Kedatangan Prissil di Tengah Bimbingan
23 Kemarahan Nada Pada Arkan
24 Memaafkan
25 Dihukum Karena Terlambat
26 Hampir Ditabrak
27 Hampir Ditabrak II
28 Kecurigaan Deril
29 Bikin Kue Bareng Mommy
30 Bolos Bersama Untuk Mengantar Nada
31 Masuk Ke Babak Semifinal
32 Masuk Rumah Sakit
33 Masih Di Rumah Sakit
34 Kafa Yang Mabuk
35 Kejutan Dari Arkan
36 Meresmikan Hubungan
37 Hari Pertama Menjadi Sepasang kekasih
38 Putri Yang Aneh
39 Hal Yang Tak Terduga
40 Seseorang Yang Misterius
41 Pertemuan Putri dengan seseorang
42 Kepergok Kafa
43 Tentang Candra
44 Pengumuman & Visual
45 Turun sebelum restoran
46 Kepergok Mommy
47 Kafa dan Arkan Bikin Rusuh
48 Nonton Film di Bioskop
49 Pasar Malam
50 Bertemu Dengan Edo
51 Kesalahpahaman Arkan
52 Tidak Sengaja Bertemu Candra
53 Dicegat di Jalan
54 Pencarian Nada Yang Diculik
55 Kepribadian Tersembunyi Nada
56 Sebuah Pengakuan
57 Menemukan Nada
58 Bubur Buatan Arkan
59 Nada Kembali Bersekolah
60 Deril Mendatangi Nada Ke Kelas
61 Konsultasi dan Membuat Keputusan
62 Katanya Kangen
63 Denial
64 Memulai Pengobatan
65 Resign Dari Pekerjaan
66 Terbongkar
67 Satu tenda dengan Prissil
68 Api Unggun
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Prolog
2
Murid Baru
3
Arkan Mengobati Tangan Nada
4
Seorang Teman baru
5
Arkan Mengantar Pulang Nada
6
Arkan Merawat Nada
7
Nada Pacar Arkan
8
Makan Bareng
9
Kedatangan Om Glen
10
Ingatan Kelam
11
Om Glen Datang Lagi
12
Malam Yang Panjang I
13
Malam Yang Panjang II
14
Ikut Olimpiade Fisika
15
Pergi Ke Pantai
16
First Kiss
17
Nada Yang Menghindari Arkan
18
Berbicara Dengan Deril
19
Masalah Putri Yang Rumit
20
Kekhawatiran Arkan
21
Belajar Bersama di Rumah Deril
22
Kedatangan Prissil di Tengah Bimbingan
23
Kemarahan Nada Pada Arkan
24
Memaafkan
25
Dihukum Karena Terlambat
26
Hampir Ditabrak
27
Hampir Ditabrak II
28
Kecurigaan Deril
29
Bikin Kue Bareng Mommy
30
Bolos Bersama Untuk Mengantar Nada
31
Masuk Ke Babak Semifinal
32
Masuk Rumah Sakit
33
Masih Di Rumah Sakit
34
Kafa Yang Mabuk
35
Kejutan Dari Arkan
36
Meresmikan Hubungan
37
Hari Pertama Menjadi Sepasang kekasih
38
Putri Yang Aneh
39
Hal Yang Tak Terduga
40
Seseorang Yang Misterius
41
Pertemuan Putri dengan seseorang
42
Kepergok Kafa
43
Tentang Candra
44
Pengumuman & Visual
45
Turun sebelum restoran
46
Kepergok Mommy
47
Kafa dan Arkan Bikin Rusuh
48
Nonton Film di Bioskop
49
Pasar Malam
50
Bertemu Dengan Edo
51
Kesalahpahaman Arkan
52
Tidak Sengaja Bertemu Candra
53
Dicegat di Jalan
54
Pencarian Nada Yang Diculik
55
Kepribadian Tersembunyi Nada
56
Sebuah Pengakuan
57
Menemukan Nada
58
Bubur Buatan Arkan
59
Nada Kembali Bersekolah
60
Deril Mendatangi Nada Ke Kelas
61
Konsultasi dan Membuat Keputusan
62
Katanya Kangen
63
Denial
64
Memulai Pengobatan
65
Resign Dari Pekerjaan
66
Terbongkar
67
Satu tenda dengan Prissil
68
Api Unggun

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!