Murid Baru

Hari ini lumayan ramai kelas dengan pembicaraan kalau ada murid baru di kelas mereka. Nada tidak memperdulikan pembicaraan yang menurutnya membuang waktu. Ada atau tidaknya murid baru itu tak akan berpengaruh dengan hidupnya.

Tak lama bel masuk berbunyi dan siswa di kelas sudah duduk di tempatnya dengan rapi. Terdengar suara hentakan kaki di luar Nada menebak ada dia orang yang sedang berjalan. Pintu di ketuk dan masuklah seorang guru perempuan yang dipanggil Ibu Lin yang menjabat sebagai wali kelas XI IPA 1 diikuti seorang lelaki jangkung di belakangnya.

“Oke anak-anak, hari ini kita kedatangan anggota baru di kelas ini. Dia pindahan dari Jerman, jadi tolong buat dia nyaman di kelas ini ya” Bu Lin menoleh pada lelaki yang mengikutinya tadi. “Silahkan perkenalkan dirimu”

Lelaki itu mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas dengan tatapan datarnya, tetapi saat netranya berhenti di Nada dia berhenti sejenak dan mentalnya dengan penuh arti. Nada tidak tahu mengapa tatapan murid baru itu aneh kepadnya. Nada memilih menundukkan kepalanya.

“Arkande Gematera Wechler, Panggil Arkan” ucapnya datar.

Para murid perempuan yang ada di kelas itu langsung heboh ketika mendengar suara maskulin Arkan.

“Baik ada yang ditanyakan kepada Arkan?” tanya Bu Lin seraya mengedarkan pandangan ke seluruh muridnya.

“Spill Ig dong Arkan” ucap genit salah satu perempuan.

“Udah punya pacar belum?”

Nada menggelangkan kepalanya melihat keantusiasan murid perempuan di sini. Iya sih Arkan walau dilihat sekilas dia tetap tampan malah sangat tampan lagi. Matanya yang biru, kulit putih pucatnya, tubuhnya yang tinggi dan hidungnya yang mancung menjadi nilai tersendiri baginya.

Bu Lin hanya bisa pasrah melihat anak muridnya yang heboh sendiri menanyai murid baru yang tampan itu.

“Udah punya calon” ucapnya dengan tatapan terpusat pada Nada. Yang lain tidak menyadari bukan berarti Nada juga tidak. Sudah sedari tadi dia merasa murid baru itu terus menatapnya.

Terdengar ******* kecewa dari murid perempuan dan raut lega para lelaki karena Arkan tidak akan menyaingi mereka.

“Arkan kamu bisa duduk di kursi kosong di sebelah Nada” tunjuk Bu Lin ke arah Nada yang berada di paling belakang.

Arkan mengangguk dan melangkah menuju kursi di samping Nada. Dia menaruh tasnya di kursi dan mendudukkan dirinya di kursi. Nada menyunggingkan senyum kaku ketika Arkan menatapnya yang berada tepat di sampingnya.

Nada tidak memerdulikan lagi tentang Arkan dan mulai fokus karena sudah mulai proses belajar. Nada yang sedang menulis terkesiap ketika pulpennya habis dan sialnya dia lupa membawa pulpen cadangan.

“Kenapa harus habis sekarang sih” gerutunya kesal.

Mungkin mendengar gerutunya Nada Arkan menoleh dan mendapati Nada yang sedang bersungut-sungut. Dia mengambil pulpen lain di dalam tasnya dan mengulurkannya ke arah Nada.

Nada mengernyit melihat perilaku Arkan. “Buat aku” tunjuknya pada dirinya sendiri

“Hm” dehemnya lalu dia melanjutkan mencatatnya.

Nada mengambilnya dan sangat berterima kasih kepada Arkan. “Terima kasih” bisiknya pelan.

***

Bel istirahat sudah berbunyi sejak lima menit tadi. Ruang kelas sudah kosong karena penghuninya pergi ke kantin untuk mengisi perut. Tidak kosong sepenuhnya karena masih ada Nada dan Arkan. Nada tidak ke kantin karena dia membawa bekal sendiri. Tetapi Arkan, Nada mengira dia mungkin tidak tahu letak kantin.

Nada melihat Arkan yang menelungkupkan kepalanya di atas meja dia pikir lelaki itu tertidur. Sebenarnya tadi ada beberapa yang ingin berkenalan dengan Arkan tapi dia memberikan tatapan tajam sehingga mereka tidak jadi menyapa.

Tak lama netranya menangkap Prissil dan teman-temannya berada di depan pintu dan masuk dengan gaya angkuhnya. Prissil mendatangi tempat Nada berada. Nada menghela nafas.

“Tugas gue mana?” tanyanya dengan ketus.

“Sebentar aku ambil dulu” Nada membuka tasnya dan mengambil buku tugas Prissil. Prissil merebut dengan kasar bukunya.

“Bener semua kan ini? Awas Lo kalo salah abis lo sama gue” ancamnya dengan mendorong telunjuknya ke kening Nada.

Setelah puas dan mendapatkan apa yang dia inginkan Prissil dan teman-temannya melenggang keluar dari kelas.

Tanpa Nada sadari tangan Arkan mengepal kuat setelah Prissil keluar dari kelas. Dia tidak tidur seperti yang dikira Nada dia mendengar dengan jelas bagaimana Prissil mengancam Nada.

***

Saat ini Nada sedang berjalan di koridor sendirian menuju gerbang. Dia melangkah dengan ringan ditemani musik yang mengalun di telinganya lewat headsetnya. Nada memasukkan tangannya ke dalam jaketnya. Saat ini suasana sekolah sudah lenggang, memang dia pulang lambat karena harus piket dulu teman yang harusnya juga piket bersamanya malah sudah pulang duluan jadinya dia yang harus piket sendirian.

Tapi langkahnya terhenti saat netranya menangkap seseorang yang menghalangi jalannya. Dia mendongak melihat orang itu. Nada menghembuskan nafas lelah dan menaikkan sebelah alisnya.

“Kenapa kamu ngindarin aku Nada?” tanyanya dengan raut penasaran dan terlihat tidak terima.

Nada mendengus kesal dan sungguh muak. “Maaf, tapi bukannya kita tidak terlalu dekat mengapa aku harus menjauhi kamu”

Deril menggeleng tidak percaya dengan perkataan Nada. “Aku tau pasti Prissil yang membuat kamu jadi bersikap gini ke aku”

Nada terdiam tidak menanggapi lidahnya tiba-tiba kelu untuk menyahut. Sebenarnya Deril sangat baik kepadanya di saat sangat banyak orang yang menatapnya remeh dan menghinanya tapi lelaki itu tidak pernah sekalipun.

“Prissil benar-benar gila! Tenang aja dia gak akan menggangu kamu lagi kok. Akan aku peringatkan dia” ucapnya menggebu-gebu.

Nada menggeleng, “Nggak ada hubungannya dengan Prissil, jangan marahi dia. Kita memang gak sepantasnya dekat walau hanya menjadi teman. Kamu merupakan orang terkenal dan aku hanya Upik abu yang gak pantes buat hanya sekedar dekat dengan kamu” tegasnya lalu kembali melangkah tanpa menghiraukan Deril

Deril tidak setuju dengan ucapan Nada dia mengejar Nada yang sudah jauh melangkah. Dia menangkap tangan Nada dan memaksa Nada berbalik ke arahnya.

Nada tersentak saat ada yang menarik tangannya. Dia berusaha melepaskan cekalan tangan Deril yang kuat di tangannya.

“Dengerin aku Nada, aku gak peduli sama Prissil yang aku pedulikan dari dulu hanya kamu. Hanya kamu Nada! Coba sekali aja lihat aku” nada suara Deril meningkat dengan wajah frustasinya.

Nada terkesiap mendengar perkataan Deril. Dia sudah tahu sejak lama kalau Deril menyukainya, lelaki itu bahkan sudah sering menyatakan perasaannya pada Nada dan selalu di tolak. Bohong kalau dia tidak memiliki sedikitpun perasaan pada lelaki itu, tetapi dia hanya sadar diri dengan keadaanya.

“Aku sudah pernah bilang aku nggak menyukai kamu Deril. Dan sekarang tolong lepas tanganku” ucap Nada seraya berusaha melepaskan tangannya.

“Kamu selalu bohong Nad! Kapan sih kamu bisa jujur aja hah! Aku sangat mencintaimu Nada” tanpa sadar Deril membentak Nada dan mengeratkan cekalannya membuat Nada meringis kesakitan. Sungguh Nada merasa tangannya akan lebam setelah ini.

“Lepas! Deril lepas tangan aku!” pintanya dengan berusaha melepaskan tangannya.

“Dia udah bilang lepas Lo gak ngerti!” seseorang datang dan melepas dengan paksa cekalan tangan Deril.

Nada menatap tidak percaya melihat seseorang yang membantunya. Sedang Deril merasa tidak terima dan menoleh melihat seseorang itu.

“Siapa Lo?” tanyanya sinis.

“Gue..?” tanyanya dengan mengangkat alis dan tersenyum miring

Terpopuler

Comments

Secret Partner

Secret Partner

btw namanya arkan susah yaa dibacanya 😅😅. Jadi penasaran sama visualnya deril 🥰🥰

2023-03-23

2

mama Al

mama Al

nah tu sudah di tolak

2023-03-22

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Murid Baru
3 Arkan Mengobati Tangan Nada
4 Seorang Teman baru
5 Arkan Mengantar Pulang Nada
6 Arkan Merawat Nada
7 Nada Pacar Arkan
8 Makan Bareng
9 Kedatangan Om Glen
10 Ingatan Kelam
11 Om Glen Datang Lagi
12 Malam Yang Panjang I
13 Malam Yang Panjang II
14 Ikut Olimpiade Fisika
15 Pergi Ke Pantai
16 First Kiss
17 Nada Yang Menghindari Arkan
18 Berbicara Dengan Deril
19 Masalah Putri Yang Rumit
20 Kekhawatiran Arkan
21 Belajar Bersama di Rumah Deril
22 Kedatangan Prissil di Tengah Bimbingan
23 Kemarahan Nada Pada Arkan
24 Memaafkan
25 Dihukum Karena Terlambat
26 Hampir Ditabrak
27 Hampir Ditabrak II
28 Kecurigaan Deril
29 Bikin Kue Bareng Mommy
30 Bolos Bersama Untuk Mengantar Nada
31 Masuk Ke Babak Semifinal
32 Masuk Rumah Sakit
33 Masih Di Rumah Sakit
34 Kafa Yang Mabuk
35 Kejutan Dari Arkan
36 Meresmikan Hubungan
37 Hari Pertama Menjadi Sepasang kekasih
38 Putri Yang Aneh
39 Hal Yang Tak Terduga
40 Seseorang Yang Misterius
41 Pertemuan Putri dengan seseorang
42 Kepergok Kafa
43 Tentang Candra
44 Pengumuman & Visual
45 Turun sebelum restoran
46 Kepergok Mommy
47 Kafa dan Arkan Bikin Rusuh
48 Nonton Film di Bioskop
49 Pasar Malam
50 Bertemu Dengan Edo
51 Kesalahpahaman Arkan
52 Tidak Sengaja Bertemu Candra
53 Dicegat di Jalan
54 Pencarian Nada Yang Diculik
55 Kepribadian Tersembunyi Nada
56 Sebuah Pengakuan
57 Menemukan Nada
58 Bubur Buatan Arkan
59 Nada Kembali Bersekolah
60 Deril Mendatangi Nada Ke Kelas
61 Konsultasi dan Membuat Keputusan
62 Katanya Kangen
63 Denial
64 Memulai Pengobatan
65 Resign Dari Pekerjaan
66 Terbongkar
67 Satu tenda dengan Prissil
68 Api Unggun
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Prolog
2
Murid Baru
3
Arkan Mengobati Tangan Nada
4
Seorang Teman baru
5
Arkan Mengantar Pulang Nada
6
Arkan Merawat Nada
7
Nada Pacar Arkan
8
Makan Bareng
9
Kedatangan Om Glen
10
Ingatan Kelam
11
Om Glen Datang Lagi
12
Malam Yang Panjang I
13
Malam Yang Panjang II
14
Ikut Olimpiade Fisika
15
Pergi Ke Pantai
16
First Kiss
17
Nada Yang Menghindari Arkan
18
Berbicara Dengan Deril
19
Masalah Putri Yang Rumit
20
Kekhawatiran Arkan
21
Belajar Bersama di Rumah Deril
22
Kedatangan Prissil di Tengah Bimbingan
23
Kemarahan Nada Pada Arkan
24
Memaafkan
25
Dihukum Karena Terlambat
26
Hampir Ditabrak
27
Hampir Ditabrak II
28
Kecurigaan Deril
29
Bikin Kue Bareng Mommy
30
Bolos Bersama Untuk Mengantar Nada
31
Masuk Ke Babak Semifinal
32
Masuk Rumah Sakit
33
Masih Di Rumah Sakit
34
Kafa Yang Mabuk
35
Kejutan Dari Arkan
36
Meresmikan Hubungan
37
Hari Pertama Menjadi Sepasang kekasih
38
Putri Yang Aneh
39
Hal Yang Tak Terduga
40
Seseorang Yang Misterius
41
Pertemuan Putri dengan seseorang
42
Kepergok Kafa
43
Tentang Candra
44
Pengumuman & Visual
45
Turun sebelum restoran
46
Kepergok Mommy
47
Kafa dan Arkan Bikin Rusuh
48
Nonton Film di Bioskop
49
Pasar Malam
50
Bertemu Dengan Edo
51
Kesalahpahaman Arkan
52
Tidak Sengaja Bertemu Candra
53
Dicegat di Jalan
54
Pencarian Nada Yang Diculik
55
Kepribadian Tersembunyi Nada
56
Sebuah Pengakuan
57
Menemukan Nada
58
Bubur Buatan Arkan
59
Nada Kembali Bersekolah
60
Deril Mendatangi Nada Ke Kelas
61
Konsultasi dan Membuat Keputusan
62
Katanya Kangen
63
Denial
64
Memulai Pengobatan
65
Resign Dari Pekerjaan
66
Terbongkar
67
Satu tenda dengan Prissil
68
Api Unggun

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!