Episode 03

Beberapa hari kemudian, Tirani tengah bersantai sembari menikmati secangkir teh hangat kesukaannya. Entah kenapa hari ini terasa membosankan untuk hidup sendirian. Menempati rumah megah seorang diri membuatnya jenuh bagaikan seekor burung dalam sangkar, tak berkeluarga, jauh dari keramaian, semua seolah hambar. Setiap malam hanya bertemankan sepi angin malam. Suara bising kendaraan pun nyaris tak terdengar. Kesunyian dalam kemewahan bukan itu yang ia inginkan. Hidup mewah bukan jaminan hidup bahagia contohnya sama halnya dengan Tirani saat ini. Kalau pun memungkinkan ingin sekali ia membawa kedua buah hatinya itu namun dia tidak bisa berbuat banyak, hidupnya sudah dibeli. Tidak ada kebebasan sama sekali. Bernafas saja seolah sulit sekali. "Hufff....ternyata hidup mewah tidak menjamin kebahagiaan. Enak gue yang dulu bisa menghirup udara segar, bebas kemana aja, nggak terikat seperti ini usah kaya hewan peliharaan saja" Kini Tirani mulai bosan dengan hidupnya, tidak ada satu hal yang membuatnya senang, bahkan untuk keluar dari rumah tersebut saja begitu sulit. Setiap gerak geriknya selalu terpantau kamera cctv bahkan kamar mandi dan tempat tidur tidak luput dari pengawasan Cctv. Hidup seperti itu jelas tidak nyaman sekali. Sejatinya manusia hidup hanya sekali, masa muda datang sekali, lalu untuk apa hidup penuh tekanan sedangkan kita tidak bahagia. Iya, bagi sebagain orang hidup penuh kebebasan, tapi lain halnya dengan Tirani. Antara balas budi dan hutang hingga membuatnya masuk dalam dunia malam sampai saat ini. Mungkin kalau tidak ada Bunda Siska maka dia tidak akan bisa membayar biaya persalinan pada waktu itu, awalnya Tirani sempat syok ketika mengetahui tawaran kerja adalah menjadi wanita komersial, sesekali ia pernah protes namun berpedoman pada sebuah surat kontrak yang mana ketika Tirani melanggar kontrak tersebut maka kedua bayi kembarnya akan menjadi hak milik Bunda Siska, begitu pula dengan uang denda yang harus di kembalikan. Bagaimana mungkin Tirani tega memberikan anak kandungnya kepada orang asing, sedangkan dia begitu mencintai kedua anak kembarnya itu. Masalah uang juga menjadi kendala, hidup di panti asuhan dengan kesederhanaan bagaimana bisa punya uang banyak untuk mengganti uang tersebut, alhasil Tirani mau mengambil resiko besar itu dengan catatan kedua putrianya berkecukupan.

Menggepai remor tv "Mending nyalain tv aja siapa tau ada sinetron bagus" Sambil berpangku tangam ia menyalakan tv. Mengganti saluran tv hingga beberapa kali tetap saja tidak menemukan program kesukaan "Membosankan filmnya tidak ada yang bagus" Kembali memamtikan tv lalu meraih ponsel ketika ada sebuah pesan singkat "Dia mau apa lagi sih..." pesan singkat dari seseorang bernama Tuanku. Dalam pesan terdapat sebuah foto dirinya sedang duduk melihat tv seperti sekarang ini "Kenapa dia bisa tau semua tentang gue sih, apa jangan jangan di rumah ini ada cctv?" Berusha mencari kamera tersembunyi, dan benar saja ketika melihat pada setiap sisi ruangan terdapat cctv seolah melihatnya "Sith....pantas saja dia selalu tau setiap apa yang gue lakuin ternyata di rumah ini banyak Cctv" Umpat Tirani.

"Sudah waktunya saya kembali, honey" Seorang pria memantau dari sebuah layar ponsel, ia bisa melihat setiap hari gerak gerik si wanita sehingga membuatnya senang.

"Kenapa perasaan gue jadi ngak enak begini ya" Perasaan mulai tidak tenang mengingat sebuah pesan tidak senonoh dari Pria tersebut.

"Sekarang juga siapkan tiket untuk saya kembali ke kota itu, saya tidak sabar ingin melihat wanitaku duduk manis di pangkuanku" Titahnya kepada seseorang berbadan tinggi besar nan kekar yang tengah berdiri di samping meja kerjanya. Sebagai orang terpandang jelas dia membutuhkan banyak perlindungan.

"Baik, bos. Segera laksanakan" Dengan nada tegas seorang pria berbaju serba hitam berkaca mata hitam langsung keluar dari sebuah ruangan besar nan mewah. Mengikuti perintah atasan sudah menjadi kewajiban pagi para pekerja.

"Bibir yang manis membuat saya rindu" Sambil menyentuh bibirnya sendiri, mengingat bagaimana manisnya bibir si wanita.

Beberapa saat kemudian, Pria tersebut sampai dikota. Tanpa tunggu lama ia menuju rumah singgah "Malam nanti akan menjadi malam paling panjang untuknya" menyeringai puas. Tak sabar menunggu pertemuan mereka setelah beberapa hari.

"Kenapa dari tadi jantung dag dig dug begini...." meski belum tau bahwa pria tersebut hendak datang, tapi Tirani bisa merasakan kegelisahan teramat dalam.

Semenjak menjadi kupu kupu malam belum sekali pun ia menemukan pria sepertinya, jika biasanya para tamu hanya main satu kali dalam satu malam, tapi tidak untuk pria itu semalam bisa sampai lima kali. Sampai pernah juga Tirani di buatnya hampir pingsang saking tidak kuasa meladeni nafsunya itu. Gempuran hasrat begitu membeludak sampai Tirani si kupu kupu malam hampir menyerah.

Tidak lama setelah itu sebuah mobil mewah memasuki pekarangan rumah, Tirani mencoba melihat sosok pengendara mobil mewah tersebut dari balik tirai "What? Dia beneran datang bisa gawat nih" menggigit bibir bawah sambil berpikir sejenak.

Baru saja turun wajah pria tersebut sudah memakai topeng "Lagi lagi Pria itu memakai topeng. Kalau begini terus gue susah mengenalin saipa dia sebenarnya" Desis Tirani. Sejak pertama bertemu topeng selalu menjadi penghalang baginya untuk mengetahui wajah asli sang Pria. Entah kenapa tidak pernah sekali saja sang pria menampakkan wajah di hadapan Tirani.

"Tolong bawa semua barang saya maauk, tapi ingat harus hati hati" Titahnya kepada seorang penjaga gerbang sekaligus satpam rumah megah tersebut.

Dengan tangan hormat seorang pria paruh baya langsung menjalankan perintah "Siap Tuan"

Ketika Pria tersebut memasuki Rumah, Tirani langsung buru buru menaiki anak tangga lalu masuk ke dalam kamar, ia tidak tau harus mengahdapinya bagaimana lebih baik dia memilih pura pura tidak dengar kedatangannya saja, itu jauh lebih baik.

"Sok mau jual mahal dia" Segera menaiki anak tangga "Sepertinya dia sudah tidak sabar lagi"

"Gue harus bagaimana dong pura pura tidur saja deh" Langsung saja ia pura pura tidur.

Suara pintu terbuka membuat jantung berdetak kencang. Perlahan langkah kaki mulai semakin terdengar jelas "Jadi kamu sudah tidak sabar lagi sayang?" Bisiknya tepat di dekat telinga Tirani. Sontak saja Tirani mengkerdikan bahu.

"Buka mata kamu jangan pura pura tidur" Membuang selimut yang menutupi badan Tirani. Tirani masih tidak mau membuka mata.

"Oke kalau begitu kita langsung saja..." sembari melonggarkan dasi. Satu persatu sang pria mulai melepas pakaiannya lalu naik ke atas ranjang. Di ciuminya kaki jenjang Tirani sampai membuat Tirani menggigit bantal. Perlahan terdsngar suara lenguhan membuat sang Pria mangsung menindih tubuhnya "Jangan sok jual mahal sayangku. Sekarang kamu harus membuat saya senang" Mereka saling bertatapan beberapa saat sebelum genggelam dalam lautan kenikmatan.

"Tuan, jangan sekarang aku masih belum mandi" Lirih Tirani berharap sang pria mau melepaskan dia.

"Kalau begitu mari kita mandi bersama kebetulan sekali kita belum mencobanya gaya baru di sana" Dengan sangat kasar si Pria langsung memapah Tirani masuk dalam kamar mandi.

"Tidak, jangan sekarang"

"Saya ingin makan maku sampai puas sayang" melucuti semua pakaian Tirani lalu mereka melakukan semua dalam kamar mandi.

Terpopuler

Comments

Iefa_pelangi

Iefa_pelangi

ko q curiga ya si pria bertopeng bpk biologis anak kembar tirani

2023-03-19

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!