Rela Walau Sesak

Rela Walau Sesak

Sasya 1

Hai nama ku Anastasya panggil aja Sasya, aku anak sulung dari 2 bersaudara. Mama ku seorang kepala sekolah dan ayah ku seorang CEO. Aku selalu tampak seperti anak yang bahagia, tetapi sebenarnya aku kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuan ku.

Sejak aku kecil, aku selalu bersama dengan pengasuh ku. Tidak pernah ada waktu untuk bersama kedua orangtuaku. Aku selalu iri melihat teman-temanku yang sedang pergi berlibur dengan kedua orangtuanya.

Hari ini aku masuk ke sekolah baru ku, sebut saja SMA Raga. SMA ini adalah SMA terfavorit di tempat ku, aku sebenarnya tidak ingin masuk ke sekolah ini. Namun, dengan paksaan batin akhirnya aku memilih masuk sekolah ini.

Sebenarnya aku sangat ingin masuk ke SMK Jiwa, sekolah swasta yang sangat di kagumi dan sudah menghasilkan banyak orang-orang sukses. Dengan susah payah akhirnya aku membuat kesepakatan dengan mama. Aku akan tetap sekolah di SMA Raga jika aku lulus jurusan IPA, dan bila lulus di jurusan IPS aku akan pindah ke SMK Jiwa. Mama pun menyetujuinya.

Setelah mengikuti banyak seleksi akhirnya aku lulus masuk SMA Raga, Dan tinggal 1 tahap terakhir. Ya tahap pengetesan ujian pemilihan jurusan dengan sistem psikotes.

Hari ini adalah hari pertamaku memasuki sekolah ini, di sini kami dibagi menjadi 6 tim. yang di mana aku mendapat masuk ke tim 2, aku berkenalan dengan seorang siswi bernama Desi, dia adalah teman pertamaku di sekolah ini. walaupun kami berbeda keyakinan kami tetap berteman.

Di hari kedua aku bertemu dengan teman baruku bernama Widya, dia adalah teman satu tim dan juga satu agama denganku. Aku suka dengan Desi, karena walaupun dia berbeda keyakinan dengan kami dia masih mau berteman dengan kami. Bahkan ia mengenalkan teman smp-nya, yaitu Pena.

Aku yang tidak biasa bergaul dengan siapa-siapa, hari ini aku merubah sikapku dan mengenal banyak orang. Di sini aku sangat bahagia, karena tidak ada mata-mata yang mencintaiku. Saat SMP aku selalu dikerumuni oleh teman-teman yang hanya memanfaatkan ku saja, oleh karena itu aku sangat bersyukur karena tidak satu tim dengan mereka.

Kami bercanda dan tertawa bersama, tidak ada perbedaan di antara kami. Kami seperti orang biasa, di sini kami tidak memandang status sosial. Yang itu adalah hari penunjukan bakat, tanpa sengaja Widya bertabrakan dengan seorang siswi di situ. Dan Widya sempat meminta maaf, ketika ia melihat wajah siswi itu ia langsung memeluknya.

'' Hai Wina, aku nggak nyangka loh bisa ketemu kamu di sini. Kukira kamu nyambung di SMA Bunga.'' ucap Widya dengan memeluk wanita itu.

'' Enggak aku masuk di sekolah ini juga, kebetulan ayahku yang mengurus semuanya.'' ucapnya dengan menyombongkan jabatan ayahnya.

Kami yang mendengar perkataannya menjadi cukup kesal, dari tampangnya saja kami sudah bisa menebak kalau dia anak orang berada. Namun, kami tidak menyangka kalau ternyata dia adalah orang yang sombong. Pena kemudian ingin memukulnya, tetapi kami menghalanginya. karena kami tidak ingin terjadi keributan di sini.

Dengan berat hati Ia pun bergabung dengan kami, kami pun tetap merasa kesal dengan dirinya. Karena dia enggan untuk berbaur dengan kami, padahal saat ini kami semua sama. Mengetahui kelas mana yang akan kami masuki.

Kami terus bersabar menghadapi tingkahnya, hingga hari ini adalah hari pengetesan. Kami sengaja berbaris di paling pinggir, karena barisan paling pinggir akan digusur untuk memasuki ruangan yang lain. Kami berlima mendapat ruang ujian ruang 7, di sini aku duduk bersama dengan Wina. Pena dengan Desi, dan Widya bersama seseorang yang tidak kami kenal.

Kami pun berkenalan dengannya, ternyata namanya juga Desi. Dia sangat baik, dan dia lulusan dari pesantren. Dari sikapnya saja kami merasa nyaman dekat dengannya, kami sedang berjanji Kalau kami akan bersama terus hingga lulus. Begitu juga dengan Desi yang baru bergabung dengan kami, kami berharap kami akan disatukan di dalam kelas yang sama.

Kami pun melakukan bersih-bersih di ruangan yang akan kami gunakan untuk ujian, seusai bersih-bersih bel berbunyi pertanda waktu ujian dimulai. Kami pun segera duduk di kursi yang telah kami sediakan tadi, guru pun mulai membagi lembar ujian. Dan kami mengerjakannya dengan sangat tertib.

Entah kenapa aku merasa kesal dengan guru itu, karena ternyata aku mendapat nomor urut 1. Yang artinya akulah kunci dari semuanya, lembar jawabanku yang akan selalu diambil paling pertama. Padahal menurutku aku tidak ada pintar-pintarnya dan jawabanku pasti asal-asalan, karena ketika mengambil harus dari aku duluan. Dan yang lain masih memiliki waktu walau pun hanya beberapa detik saja.

Ujian pun terlaksana dengan lancar, setelah selesai ujian kami berkumpul di depan perpustakaan. Kami berenam membicarakan tentang soal yang kami ujian kan tadi, dan Jujur aku sempat mengeluh tentang aku yang mendapat nomor urut 1. Dan bukannya menyemangati teman-temanku malah menertawakanku.

'' Sudahlah Sya, itu semua sudah terjadi. Kita tinggal menunggu pengetesan esok hari, dan lusa pembagian lokal.'' ucap widya yang memang selalu berkata lembut kepadaku.

Mendengar ucapan dari Widya mereka semua hanya mengangguk, karena kami takut akan berpisah. Kami pun mengabadikan momen itu di dalam sebuah foto, kami foto bersama. Namun tidak dengan Wani yang tidak ingin bergabung dengan kami, kami sebenarnya kesal dengan sikap Wina. Tapi kami tidak bisa apa-apa karena itu adalah keinginannya, kami lanjut berfoto sambil tertawa dan tanpa sadar kami menjadi pusat perhatian di sana.

Kami terus saja tertawa, hingga ada seorang pemuda yang mendatangi kami. Dan ternyata dia adalah kakak tingkat kami, dia mengajak kami berkenalan. Dan saat ia bersalaman dengan Widya, wajahnya tampak berseri merona. Kami sudah menebak kalau ia sedang jatuh hati kepada Widya, tetapi kami tidak ingin mengatakannya di depan pemuda itu langsung. karena nantinya Widya pasti akan menghilang meninggalkan kami karena pemuda itu.

'' Hai aku Reza, aku anak kelas XI². Kalau boleh tahu nama kalian siapa ya?'' tanya pemuda itu.

Kami pun membiarkan Widya untuk memperkenalkan kami.

'' Hai aku Widya, yang di sebelahku ada Sasya, dan kemudian ada Desi, baru yang di sebelahnya lagi ada Pena. Lalu itu Desi lagi, dan yang terakhir Wina'' ucap Widya kepada pemuda itu.

'' Wah tampaknya kalian sangat akrab ya, apakah nanti kalian bisa sekelas ya.'' ucap pemuda itu dan membuat mereka kembali berpikir.

'' Kami pun berharap begitu, karena jujur kami sudah merasa nyaman.'' ucap sasya yang tiba-tiba saja membuka suara.

Terpopuler

Comments

SUKARDI HULU

SUKARDI HULU

mampir y, jgn lupa mampir juga

2023-09-17

0

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu

2023-09-16

0

Oppo Terbaru

Oppo Terbaru

ceritanya bagus, baru di awal uda buat menetes. lanjut kak, ditunggu ya

2023-03-23

0

lihat semua
Episodes
1 Sasya 1
2 Sasya 2
3 Sasya 3
4 Sasya 4
5 Sasya 5
6 Sasya 6
7 Sasya 7
8 Sasya 8
9 Sasya 9
10 Sasya 10
11 Sasya 11
12 Sasya 12
13 Sasya 13
14 Sasya 14
15 Hana 15
16 Hana 16
17 Sasya 17
18 Sasya 18
19 Sasya 19
20 Sasya 20
21 Sasya 21
22 Sasya 22
23 Sasya 23
24 Sasya 24
25 Sasya 25
26 Sasya 26
27 Sasya 27
28 Sasya 28
29 Sasya 29
30 Sasya 30
31 Sasya 31
32 Sasya 32
33 Sasya 33
34 Sasya 34
35 Sasya 35
36 Sasya 36
37 Sasya 37
38 Sasya 38
39 Sasya 39
40 Sasya 40
41 Sasya 41
42 Sasya 42
43 Sasya 43
44 Sasya 44
45 Sasya 45
46 Sasya 46
47 Sasya 47
48 Sasya 48
49 Sasya 49
50 Sasya 50
51 Sasya 51
52 Sasya 52
53 Sasya 53
54 Sasya 54
55 Sasya 55
56 Sasya 56
57 Sasya 57
58 Sasya 58
59 Sasya 59
60 Sasya 60
61 Sasya 61
62 Sasya 62
63 Sasya 63
64 Sasya 64
65 Sasya 65
66 Sasya 66
67 Sasya 67
68 Sasya 68
69 Sasya 69
70 Sasya 70
71 Sasya 71
72 Sasya 72
73 Sasya 73
74 Sasya 74
75 Sasya 75
76 Sasya 76
77 Sasya 77
78 Sasya 78
79 Sasya 79
80 Sasya 80
81 Sasya 81
82 Sasya 82
83 Pengumuman 1
84 Sasya 83
85 Sasya 84
86 Sasya 85
87 Sasya 86
88 Sasya 87
89 Sasya 88
90 Sasya 89
91 Sasya 90
92 Sasya 91
93 Sasya 92
94 Sasya 93
95 Sasya 94
96 Sasya 95
97 Sasya 96
98 Sasya 97
99 Sasya 98
100 Sasya 99
101 Sasya 100
102 Sasya 101
103 Sasya 102
104 Sasya 103
105 Sasya 104
106 Sasya 105
107 Sasya 106
108 Sasya 107
109 Sasya 108
110 Sasya 109
111 Sasya 110
112 Sasya 111
113 Sasya 112
114 Sasya 13
115 Sasya 114
116 Sasya 115
117 Sasya 116
118 Sasya 117
119 Sasya 118
120 Sasya 119
121 Sasya 120
122 Sasya 121
123 Sasya 122
124 Sasya 123
125 Sasya 124
126 Sasya 125
127 Sasya 126
128 Sasya 127
129 Sasya 128
130 Sasya 129
131 Sasya 130
132 Sasya 131
133 Sasya 132
134 Sasya 133
135 Sasya 134
136 Sasya 135
137 Sasya 136
138 Sasya 137
139 Sasya 138
140 Sasya 139
141 Sasya 140
142 Sasya 141
143 Sasya 142
144 Sasya 143
145 Sasya 144
146 Sasya 145
147 Sasya 146
148 Sasya 147
149 Sasya 148
150 Sasya 149
151 Sasya 150
152 Sasya 151
153 Sasya 152
154 Sasya 153
155 Sasya 154
156 Sasya 155
157 Sasya 156
158 Sasya 157
159 Sasya 158
160 Sasya 159
161 Sasya 160
162 Sasya 161
163 Sasya 162
164 Sasya 163
165 Sasya 164
Episodes

Updated 165 Episodes

1
Sasya 1
2
Sasya 2
3
Sasya 3
4
Sasya 4
5
Sasya 5
6
Sasya 6
7
Sasya 7
8
Sasya 8
9
Sasya 9
10
Sasya 10
11
Sasya 11
12
Sasya 12
13
Sasya 13
14
Sasya 14
15
Hana 15
16
Hana 16
17
Sasya 17
18
Sasya 18
19
Sasya 19
20
Sasya 20
21
Sasya 21
22
Sasya 22
23
Sasya 23
24
Sasya 24
25
Sasya 25
26
Sasya 26
27
Sasya 27
28
Sasya 28
29
Sasya 29
30
Sasya 30
31
Sasya 31
32
Sasya 32
33
Sasya 33
34
Sasya 34
35
Sasya 35
36
Sasya 36
37
Sasya 37
38
Sasya 38
39
Sasya 39
40
Sasya 40
41
Sasya 41
42
Sasya 42
43
Sasya 43
44
Sasya 44
45
Sasya 45
46
Sasya 46
47
Sasya 47
48
Sasya 48
49
Sasya 49
50
Sasya 50
51
Sasya 51
52
Sasya 52
53
Sasya 53
54
Sasya 54
55
Sasya 55
56
Sasya 56
57
Sasya 57
58
Sasya 58
59
Sasya 59
60
Sasya 60
61
Sasya 61
62
Sasya 62
63
Sasya 63
64
Sasya 64
65
Sasya 65
66
Sasya 66
67
Sasya 67
68
Sasya 68
69
Sasya 69
70
Sasya 70
71
Sasya 71
72
Sasya 72
73
Sasya 73
74
Sasya 74
75
Sasya 75
76
Sasya 76
77
Sasya 77
78
Sasya 78
79
Sasya 79
80
Sasya 80
81
Sasya 81
82
Sasya 82
83
Pengumuman 1
84
Sasya 83
85
Sasya 84
86
Sasya 85
87
Sasya 86
88
Sasya 87
89
Sasya 88
90
Sasya 89
91
Sasya 90
92
Sasya 91
93
Sasya 92
94
Sasya 93
95
Sasya 94
96
Sasya 95
97
Sasya 96
98
Sasya 97
99
Sasya 98
100
Sasya 99
101
Sasya 100
102
Sasya 101
103
Sasya 102
104
Sasya 103
105
Sasya 104
106
Sasya 105
107
Sasya 106
108
Sasya 107
109
Sasya 108
110
Sasya 109
111
Sasya 110
112
Sasya 111
113
Sasya 112
114
Sasya 13
115
Sasya 114
116
Sasya 115
117
Sasya 116
118
Sasya 117
119
Sasya 118
120
Sasya 119
121
Sasya 120
122
Sasya 121
123
Sasya 122
124
Sasya 123
125
Sasya 124
126
Sasya 125
127
Sasya 126
128
Sasya 127
129
Sasya 128
130
Sasya 129
131
Sasya 130
132
Sasya 131
133
Sasya 132
134
Sasya 133
135
Sasya 134
136
Sasya 135
137
Sasya 136
138
Sasya 137
139
Sasya 138
140
Sasya 139
141
Sasya 140
142
Sasya 141
143
Sasya 142
144
Sasya 143
145
Sasya 144
146
Sasya 145
147
Sasya 146
148
Sasya 147
149
Sasya 148
150
Sasya 149
151
Sasya 150
152
Sasya 151
153
Sasya 152
154
Sasya 153
155
Sasya 154
156
Sasya 155
157
Sasya 156
158
Sasya 157
159
Sasya 158
160
Sasya 159
161
Sasya 160
162
Sasya 161
163
Sasya 162
164
Sasya 163
165
Sasya 164

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!