'' Mulai dari kamu aja Ira, ngapain kamu lihat kami. gimana teman-teman, kalian setuju nggak?'' bocah pena sambil melihat cara teman-teman.
'' Iya bener itu Ira, mulai dari kamu aja. Kami pun penasaran bagaimana hari pertamamu di kelas baru.'' ucap pena dengan penuh senyuman.
'' Ya uda deh aku yang cerita duluan.'' ucapnya pasrah, semuanya hanya mengangguk.
'' Namaku Desi Safira...'' ucapnya yang tiba-tiba terhenti.
'' Ai macam mau bercerita aja dia pakai prolog.'' ucap Widya.
'' Udalah nggak papa, kita semua nanti pakai prolog juga ya kayak si Ira.'' ucap Sasya dengan senyuman lebar.
'' Iya deh.'' jawab mereka semua serentak.
'' Ira boleh diulangin!'' ucap Sasya.
'' Oke, namaku Ira Shafira. Aku anak sulung dari tiga bersaudara, hari ini adalah hari bahagiaku. Aku tidak menyangka aku masuk jurusan IPA, yaitu IPA 4 di SMA Raga. Walaupun aku harus terpisah dengan teman-temanku, tetapi kami masih akan tetap selalu berkomunikasi walaupun kami sudah beda kelas.'' ucapnya dan teman-temannya hanya tersenyum.
'' Oke sekarang giliran aku ya, namaku Tripena Amirta. Aku anak bungsu dari dua bersaudara, hari ini adalah hari yang sangat bahagia bagiku. Awalnya aku mengira aku akan masuk jurusan IPA, ya walaupun aku masuk jurusan IPS. tetapi aku sangat bahagia karena aku masuk IPS 2 di SMA Raga.'' ucapnya dengan senyuman.
'' Ayo lanjut dong siapa lagi? kamu ya Sasya!'' ucap Ira.
'' Ya udah aku, namaku Anastasya Al Syakila. Aku anak sulung dari dua bersaudara, hari ini adalah hari bahagiaku. Aku tidak menyangka kalau aku bisa masuk jurusan IPA, dan aku masuk IPA 2 di SMA Raga.'' jelasnya.
'' Siapa nih antara kalian berdua, mau Widya dulu atau Desi dulu?'' ucapannya yang sengaja membingungkan keduanya.
'' Gimana kalau mereka kita suruh gambreng aja.'' ucap Ira memberi usul.
Semuanya pun menjawab setuju, akhirnya Desi dan Widya melakukan gambreng. Setelah waktu yang cukup panjang, akhirnya yang menang adalah Widya. Jadi Desi yang akan duluan memulai.
'' Oke semua, namaku Desi Eminolda. Aku anak ketiga dari lima bersaudara, aku bahagia karena aku tidak masuk IPA. Karena jujur saja aku sangat membenci matematika. Dan aku kini berada di IPS 5 SMA Raga.'' ucapnya dengan tersenyum, tetapi teman-temannya justru tercengang.
'' Kamu masuk IPS 5 Des?'' tanya salah satu dari mereka yang kaget.
'' Ya begitulah, Jadi gimana masih mau temenan sama aku nggak? kelas kita jaraknya jauh banget loh.'' ucapnya dengan ekspresi datar.
'' Nggak, kami akan tetap berteman denganmu walaupun kelasmu jauh.'' ucap salah satu dari mereka kemudian mereka pun berpelukan.
'' Terima kasih teman-teman.''ucapnya dengan meneteskan air mata.
'' jangan nangis Des, kami akan tetap berteman denganmu.'' ucap Sasya.
'' Iya aku nggak akan nangis, sekarang giliran kamu Widya!'' ucap Desi.
'' Iya-iya ini giliran aku, nama aku Ananda Widya. Aku anak sulung dari empat bersaudara, hari ini aku bahagia karena aku masuk IPA. yaitu IPA 5 yang berada di samping kelasnya Ira.'' ucapnya dengan tersenyum.
'' Ai cuma aku sama Desi ini yang masuk IPS, kalian masuk IPA.'' ucap pena yang baru menyadari keseluruhannya.
'' Ya nggak apa-apa pena, lagian kita kan akan tetap berteman walaupun kita beda jurusan. Lagian IPA dan IPS kan bukan menjadi pembatas antara kita, kini yang harus kita jaga adalah hubungan pertemanan kita.'' ucap Ira yang memang selalu bijaksana.
Mendengar ucapan dari Ira semuanya menjadi mellow, mereka pun akhirnya berpelukan kembali. Mereka seperti orang yang akan terpisahkan, walaupun padahal sebenarnya mereka satu sekolah hanya beda jurusan saja.
Tanpa terasa waktu sudah sore, mereka memutuskan untuk pulang ke rumahnya masing-masing. Sebenarnya mereka enggan untuk pulang, tetapi mereka tidak mungkin di situ terus. Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang ke rumahnya, dan berjanji esok sepulang sekolah mereka akan bertemu kembali.
Setibanya di rumah, seperti biasa Sasya merasa bosan. Karena tidak ada siapa-siapa di rumah, kali ini ia pulang tidak dijemput oleh mamanya. Tetapi ia pulang dengan menggunakan angkutan umum, yang memang kebetulan sedang lewat.
Ia pun melakukan rutinitasnya seperti biasa, seusai semuanya Ia kembali ke kamarnya. Ia lebih memilih membaca buku, ataupun menuliskan kesehariannya di dalam buku hariannya. Buku yang menceritakan tentang kehidupannya tanpa sepengetahuan siapapun, buku yang menyimpan rahasia tentang kehidupannya. Kisah-kisah yang memilukannya, serta suka duka dalam kehidupannya.
Karena hari ini adalah hari pembagian kelas, Jadi mereka belum ada belajar. Dan esok hari mereka juga masi akan bersih-bersih, dan pengenalan dengan wali kelasnya. Karena itu Sasya tidak belajar, dan memilih membuka bukunya dan menceritakan tentang kesehariannya.
Tak terasa Ia pun telah terlelap, dan ia terbangun pukul 05.00 pagi. Ia melakukan rutinitas paginya seperti biasa, kemudian sebelum berangkat ia menyempatkan diri untuk sarapan. Sudah aturan di rumahnya untuk sarapan pagi, bila ia tak sarapan pagi Iya pasti akan dimarah oleh mamanya.
Ya mamanya memang cuek, tapi sebenarnya mamanya juga care. Yang membuat ia merasa tak diperhatikan, adalah kesibukan mamanya di luar. Dan jarang menghabiskan waktu dengannya dan juga adiknya, hal itu juga yang membuat hubungannya dan mamanya tidak terlalu akrab. Sangat jauh berbeda dengan kisah orang tua dan anaknya di luar sana, yang selalu akrab dan terkadang bisa ada pertengkaran.
Setelah menghabiskan sarapan paginya, Sasha pun segera pergi ke sekolah. Melihat jam yang ada di tangannya ia takut terlambat, Tidak seperti biasanya ia harus bertemu dengan teman-temannya di lapangan dengan menenteng tas. Kali ini ia sudah masuk ke dalam ruangan kelasnya, dia bertemu dengan teman-teman kelasnya yang sebenarnya belum akrab dengannya.
Ia mencoba berkenalan dengan teman-teman di kelasnya, kali ini ia berkenalan dengan seorang perempuan bernama Febri. Febri adalah anak yang memiliki sifat tidak jauh berbeda dengannya, Febri duduk di meja sebelah mejanya. Meja kedua dari pintu dan juga paling depan, ia tampak canggung tetapi ia tetap mencoba mendekatinya.
'' Hai aku Anastasya.'' ucapnya memperkenalkan diri.
'' Hai juga, aku Febri'' Jawa perempuan itu.
'' Salam kenal Febri.'' ucapnya yang tidak tahu harus berbicara apa, tiba-tiba saja teman sebangku Febri datang, Ia pun menyapa Febri dan juga Sasha.
'' Pagi Febri.'' ucapnya dengan penuh senyuman.
'' Pagi juga Aliya.'' jawab Febri.
'' Hai kenalin aku Aliya, Nama kamu siapa?'' tanya Aliya kepada Sasya yang saat ini sedang berbicara dengan Febri.
'' Hai Aliya, aku Anastasya.'' ucapnya dengan berjabat tangan.
Tiba-tiba saja bel berbunyi, Mereka pun akhirnya pergi ke lapangan untuk berbaris. Hari ini adalah pembagian wali kelas, dan mereka sangat menanti-nantikan siapa yang akan menjadi wali kelasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments