Bab 5

Sudah berapa hari sejak kami sudah berteman, aku dan Sivia semakin hari kami menjadi semakin akrab saja.

Hari ini merupakan hari dimana kami mendapat tugas untuk membuat salah satu animasi.

Genrenya sih bebas jadi ini untuk projek awal aja bisa dibilang mini movie sih.

"Ok coba putar" ucapku.

Sivia pun memutar video itu dan seperti berjalan cukup lancar, meski hanya beberapa menit namun scene ini berhasil.

"Berhasil Risa, ini sudah cukup mulus dan halus" balas Sivia.

"Syukurlah ah, sebentar lagi ini sudah mau selesai aku harap kerja keras kita bisa mendapatkan nilai yang bagus" balasku.

"Tentu saja aku yakin kita pasti akan dapat nilai bagus" balas Sivia.

"Aku harap begitu, yasudah aku mau anterin buku perpustakaan yang ku pinjam dulu iya" balasku dan membawa dan merapikan buku yang pinjam.

Buku ini cukup banyak, dan aku agak susah untuk membawanya apakah karena tubuhku ini padahal bagiku dulu ini enteng.

"Apa kau yakin kau bisa membawanya Risa?" khawatir Sivia.

"Tenang saja aku bisa kok, kalau gitu aku pergi dulu iya" balasku.

Aku pun keluar dari ruang diskusi kami, pada dasarnya dulu ini sih ruang dosen sebelumnya, namun sudah tidak lagi.

Aku terus berjalan dan tidak melihat apa-apa sangat sulit untuk melihat, buku ini cukup banyak.

Bahkan pandanganku, tidak terlihat hingga aku tidak sadar ada seseorang yang lari dan dia menabrak ku.

Aku pun terjatuh, dan buku ini jadi cukup berantakan.

"Aww" ucapku dengan kesakitan.

"Kau tidak apa-apa?" tanya orang itu dan mengulurkan tangannya.

"Ah tidak apa-apa kok" jawabku dan meraih tangannya.

Aku pun berdiri, dan mencoba untuk merapikan rokku.

Setelah kulihat ini semua cukup berantakan, semuanya padahal aku sudah cukup repot mengikatnya.

"Ah aku minta maaf karena aku bukumu, jadi berantakan seperti ini aku akan bantu merapikan nya" balasnya.

"Sudah kubilang tidak apa-apa aku bisa melakukannya sendiri kok" balasku.

"Meski begitu bagaimanapun ini salahku, jadi biarkan aku saja yang merapikan bukumu ini" balasnya dan merapikan buku.

Memang sih ini juga salahnya juga, biarlah jika dia memang ingin membantu.

Aku pun ikut merapikan buku yang kupinjam dari perpustakaan ini, dan aku pun memegang bukunya dan bersiap untuk mengembalikannya ke perpustakaan.

Namun kali ini aku tidak sendiri, karena orang ini yang merasa bersalah terus saja memaksa untuk membantu.

Dia orang yang cukup bertanggung jawab sih, sesampainya di perpustakaan kami pun mengembalikan buku yang sudah kupinjam.

"Nah ini aku kembalikan buku yang sudah ku pinjam" kataku dan menaruh buku.

Tidak lupa meminta beberapa buku dari orang yang membantuku, dan aku pun menaruhnya.

"Oh ok Risa ini buku yang kau pinjam dia Minggu ini kan, iya dan ini juga sudah batas waktunya terima kasih sudah mengembalikan nya tepat waktu apakah kau ingin meminjam buku yang lain?" jawab penjaga perpustakaan.

"Untuk sementara ini mungkin tidak dulu, aku sudah mempunyai banyak buku di rumah soalnya" balasku.

"Begitu rupanya baik kalau gitu, terima kasih sudah mengembalikannya tepat waktu" balasnya dan dia mendatangani.

"Baiklah kalau gitu aku kembali dulu, masih ada tugas yang harus kuselesaikan" balasku.

"Iya silahkan saja" balas penjaga perpustakaan.

Aku pun keluar dari perpustakaan dan berjalan kembali ke basecamp kami mengerjakan tugas.

Namun entah bagaimana dia terus mengikutinya aku cukup bingung, kenapa lagipula dia sudah bertanggung jawab kan.

Daripada merasa tidak enak dia terus mengikutiku jadi aku pun berhenti, dan bertanya padanya.

"Kenapa kau mengikuti ku?" tanyaku.

"Uh maaf aku tidak bermaksud untuk mengganggumu, hanya saja aku hanya merasa tidak enak karena tadi" balasnya.

"Meski buku-bukunya tidak kenapa-kenapa, hanya saja aku merasa tidak enak denganmu karena itu jika aku bisa aku ingin membantumu" jawabnya.

"Membantuku ya ampun kau tidak perlu sampai segitunya kok, lagipula tadi itu juga cuman masalah kecil jadi lupakan saja" balasku.

"Walau kecil tetapi aku tetap aja merasa sangat bersalah" balasnya.

"Jangan terlalu merasa bersalah banget ok, kau juga tadi sudah membantuku kok santai saja memangnya apa yang kau pikirkan?" jawabku.

"Apa karena kau telah menjatuhkan ku kau pikir aku akan marah begitu, dan minta kau melakukan apapun untuk menebus kesalahanmu aku tidak seperti itu" tambahku dan tersenyum.

"Hmm begitu rupanya sepertinya aku terlalu masih mengingat akan masa lalu burukku" jawabnya dengan ekspresi sedih.

Saat dia mengatakan itu aku hanya bingung, dan tidak mengucapkan apa yang dia maksud masa lalu yang buruk.

Apakah dia dulu mempunyai masa lalu yang cukup kelam.

"Masa lalu yang buruk?" bingungku.

"Uh lupakan saja yang tadi ok, kalau begitu aku pergi dulu iya kebetulan aku ada urusan dah" jawabnya dan langsung pergi.

"Hei tunggu" panggil ku.

Namun dia sudah cukup jauh entah kenapa, saat aku mengatakan itu dia langsung lari entahlah bagaimanapun untuk sekarang aku harus ke basecamp dan membantu Sivia.

Aku pun pergi juga, dan lari menuju basecamp.

Sesampainya di basecamp, aku dapat melihat Sivia yang cukup kelelahan dan dia tertidur.

Melihat ini aku pun berusaha membangunkannya.

"Hei Sivia jangan malah tidur di ubin seperti itu" kataku.

"Uh" dia pun setengah matanya dan melihatku.

Dan dia bangun juga pada akhirnya.

"Oh Risa itu kau maaf aku ketiduran" ucapnya.

"Hmm pasti cukup melelahkan jadi bagaimana apakah kau sudah menyelesaikan nya?" tanyaku.

"Begitulah semua sudah selesai, dan aku juga sudah mengirimkan filenya ke dosen" balas Sivia.

"Begitu rupanya, apa tunggu kau sudah mengirimkannya?" aku terkejut.

"Yap" jawabnya.

"Ya ampun Sivia itu belum benar-benar selesai dan kau langsung main mengirimkannya, bagaimana nanti kalau-" belum selesai aku berbicara dia menutup mulutku.

"Sst Risa santai saja aku sudah menyelesaikan dan dosen sudah menerimanya" balasnya.

Aku pun membuka mulutku dari tutupan telapak tangannya.

"Benarkah?" raguku.

"Yap jika kau tidak percaya lihat saja ini" balasnya.

Dia pun menyalakan layar hpnya dan menunjukkan pesan dari dosen.

Saat aku melihatnya rupanya benar, dia sudah selesai dan tidak ada revisi atau kesalahan itu benar-benar diterima.

"Wow aku tidak menyangka kau benar-benar sudah menyelesaikan nya?" kataku tidak percaya dengan yang kulihat.

"Tentu saja, sebenarnya sudah ada beberapa scene terakhir yang ku buat dari rumah walau cukup memakan banyak waktu tidak kusangka dengan scene itu ini bisa selesai" balasnya.

"Dan tenang saja aku juga sudah mengeceknya dengan detail, dan kupastikan tidak ada kesalahan percaya padaku" tambahnya.

"Bagus deh kalau kau sudah memeriksanya aku harap itu sesuai dan aku harap film, short movie ini bisa berhasil" balasku.

"Aku juga berharap seperti itu" balas Sivia.

"Kita lihat saja nanti bagaimana menurut pendapat mereka nanti ok" tambahnya.

"Ok deh kita lihat saja nanti, karena ini sudah selesai bagaimana kalau kita ke Kantin sekarang, dan lalu setelah itu ke taman" balas ku.

"Taman memangnya mau ke taman mana?" bingung Sivia.

"Ada pokoknya itu tuh taman bunga, kau tau itu sangat cocok untuk berfoto dan melihat pemandangan disana" balasku.

"Begitu iya ok deh kalau gitu yasudah yuk kita ke kantin" jawabnya dan dia berdiri.

Aku hanya bisa tersenyum, saat sivia sudah dekat denganku.

Sebenarnya masih banyak tempat yang ingin ku jelajahi, tapi untuk saat ini untuk ke taman bunga terlebih dahulu.

Aku yakin Sivia juga pasti bakal menyukainya kan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!