Bab 4

Sudah beberapa lama kami saling mengobrol dan meminum kopi hingga tanpa kusadari sekarang sudah jam 12 siang.

Berniat setelah ini selesai aku berniat untuk pergi kembali ke rumah, tapi.

"Uh sudah jam 12 siang gak nyangka padahal kita cuman ngobrol sebentar doang tidak terasa" kataku.

"Iya kah?" Sivia terkejut lalu dia melihat jam di tangannya.

Memang sih dia memakai jam tangan, berarti seharusnya dia sudah taulah jam berapa sekarang.

"Kau benar sekarang sudah jam 1 benar-benar tidak terasa iya" balasnya.

"Begitulah ok deh karena sekarang sudah selesai dan kita sudah banyak mengobrol dan berbicara aku pulang dulu iya" balasku dan mulai berdiri.

Aku pun segera pergi, namun saat aku ingin pergi Sivia lagi-lagi menahan ku.

"Ada apa lagi sih Sivia kan udah selesai ini sesuai kau minta kita nongkrong di cafe" kataku.

"Ayolah Risa meskipun sudah nongkrong disini, dan ngobrol bersama itu masih kurang daripada kau selalu di rumah mending kau ikut aku" jawab Sivia dia pun berdiri dan menarik ku.

Sivia pun membayar kopi yang sudah kami pesan tadi, jujur saja aku merasa tidak enak melakukan ini karena kopi yang tadi ingin ku pesan ingin ku bayar sendiri.

Dia terus mengandeng tanganku, aku hanya diam tapi tidak lama setelah keluar dari cafe ini aku pun melepaskan tanganku dari gandengannya.

Sivia yang melihat ini pun cukup terkejut.

"Risa?" bingung Sivia melihatku melepas tanganku dari genggamannya.

"Maaf kalau aku mengejutkanmu iya Sivia, hanya saja aku mungkin gak bisa deh buat ikut kamu lagi buat masalah istirahat ini" balasku.

"Kau tau sejujurnya meski ini masih siang eh aku, entah bagaimana kurang merasa suka untuk beristirahat atau refreshing di luar seperti ini" tambahku.

"Uh memangnya tidak enak gimana Risa, bukannya malah menyenangkan masa muda seperti ini harus kau menikmati, di umur kita seperti ini memang sudah dewasa" balas Sivia.

"Tapi walau kita dewasa seperti ini sebisa mungkin kau untuk menikmati masamu ini, karena waktu itu tidak bisa diulang dibanding kau hanya selalu di rumah saja makanya aku mengajakmu untuk bersenang-senang" tambahnya dengan senyum.

Dia menggandeng tanganku, entah bagaimana rasanya ini cukup berbeda.

Tidak biasanya aku bisa melihat orang tersenyum ke diriku seperti Sivia, mungkin apa yang dikatakan memang benar.

Masa seperti ini memang masa untukku menikmati, tapi tidak harus menikmati terus-menerus aku juga harus menyelesaikan tugas yang dosen berikan.

"Begitu rupanya kau benar memang sepertinya ada waktu luang dan istirahat ini untuk menikmati nya tapi bagaimana cara menikmati ini?" bingungku.

"Kita bisa pergi ke mall, karaoke, ke taman, bermain arcade ataupun lainnya banyak yang bisa dilakukan untuk bersenang-senang tau" balasnya.

"Begitu rupanya jadi untuk pertama kali ini kita akan pergi ke mana?" tanyaku.

"Tentu saja niat awalnya kita akan pergi ke mall hanya saja ke mall Mulu belanja cukup membosankan, jadi untuk kali ini kita akan nonton bioskop" balasnya.

"Nonton bioskop, uh Sivia mending jangan nonton deh soalnya aku juga gak ada duit" balasku.

"Tenang saja Risa aku yang akan mentraktir mu ok" jawabnya.

Meski dia mentraktir ku tetap saja aku merasa tidak enak dengannya sih.

Tapi iya gimana lagi ini juga keputusan dia kan, aku juga tidak punya banyak duit.

Kami pun akhirnya pergi ke tempat mall, yang cukup terkenal di daerah sini dan terlebih dekat sih.

Disini sejujurnya cukup luas dan bahkan jika ingat-ingat sudah berapa lama aku tidak kemari.

Seperti tujuan awal kami, akhirnya kami pun membeli tiket bioskop, dan karena jadwal filmnya masih belum mulai jadi sambil menunggu.

Sivia mengajakku untuk berkeliling dari melihat baju-baju, make up dan lainnya, kalung.

Membeli es krim, dan mampir untuk di tokoh makanan cepat saji, melihat pertunjukkan di aula, bermain games arcade, dan juga karaoke.

Rasanya semua sangat menyenangkan aku tidak menyangka bakal seseru ini.

"Bagaimana dengan suara ku cukup bagus bukan?" tanya Sivia ke aku.

"Uh iya cukup bagus hehe" balasku dan tersenyum.

"Hmm bagaimana kalau selanjutnya sekarang kau yang bernyanyi Risa" tawarnya dan memberiku mic.

"Uh aku tidak, jangan aku kau saja lagi aku tidak bisa menyanyi Sivia terlebih karaoke seperti ini" balasku.

"Kau coba saja dulu, kau ingin menyanyi lagu apa bebas terserah kamu, banyak genre disini rock, funk, pop, dan lainnya" jawab Sivia.

"Walaupun banyak yang bisa aku pilih tetap saja aku tidak bisa menyanyi, aku takut jika aku melakukan nadanya bakal cukup hancur" balasku.

"Hei Risa jangan berpikir seperti itu kau coba saja dulu, percayalah pada dirimu sendiri tidak perlu takut akan suaramu atau kau merusak nikmati saja ok" balasnya dan dia memberikan micnya kepadaku.

Sejujurnya aku masih ragu untuk mengambil mic ini, apakah aku harus bernyanyi atau tidak.

Tapi jika dipikir-pikir apa yang dibilang Sivia benar aku harus percaya pada diriku, iya ini satu-satunya pilihan yang tepat.

Aku pun mengambil mic itu dan memilih lagu dan aku pun menyanyi.

Hingga tidak terasa kami susah bernyanyi cukup lama, entah bagaimana ini semua menyenangkan.

Tidak peduli suaraku seperti apa, bahkan Sivia juga menikmatinya.

Jadi begini rasanya bersenang-senang dengan teman, iya aku tidak menyangka bakal seseru ini.

Setelah selesai bernyanyi di tempat karaoke kami pun pergi ke tokoh buku, salah satu tempat dimana banyak sekali buku komik novel, dan lainnya disini.

Aku mencari salah satu buku komik, disini memang banyak genrenya mungkin genre sci fi cukup bagus jadi aku mengambil buku ini.

Membeli beberapa volume lainnya untuk saat ini tiga saja, aku tidak bawa duit banyak.

"Hmm ah rupanya kau disini" ucap Sivia dan menghampiriku.

"Sivia" ucapku.

"Yo hmm jujur aku tidak menyangka kau menyukai komik Risa, jarang sekali ada cewek yang menyukai komik" balasnya.

"Uh iya itu memang jarang sih cewek menyukai komik, dan begitu sebaliknya cowok gak begitu semuanya suka novelku kan bagaimanapun ini sesuai dengan selera masing-masing" jawabku.

"Memang sih semua orang punya selera masing-masing sih, oh iya Risa memangnya kau biasanya suka komik bergenre apa?" tanyanya.

"Genre komik hmm mungkin aku menyukai seperti genre scifi, fantasy, dan juga action" balasku.

"Begitu iya kalau romance bagaimana apa kau menyukainya?" tanya dia lagi.

"Romance hmm sejujurnya aku tidak begitu suka dengan genre itu sih" balasku.

"Kau tidak begitu menyukainya sayang sekali padahal kalau kau baca buku komik,novel, ataupun cerpen cerita romansa itu menarik tau" balas Sivia.

"Memang beberapa orang berpikir begitu sih tapi kalau aku beda, aku kurang menyukainya" jawabku.

"Uh sepertinya kau tidak begitu tertarik Risa, tapi bagaimanapun itu seleramu juga tapi kalau kau ingin membaca buku bergenre romance, kau bisa baca buku ini" jawab Sivia dan memberikan buku.

Dari sampulnya aku dapat tau jelas bahwa itu buku novel.

Sejujurnya dalam hatiku aku benar-benar tidak tertarik, tapi mungkin mencoba-coba boleh sih.

Mungkin yang dibilang Sivia benar bisa saja bagus, jadi aku pun mengambil buku novel itu dari tangan Sivia.

Dan saat mengambilnya aku dapat melihat jelas judul di sampulnya.

"Hmm diriku hadir untukmu, hmm ini ceritanya memang bagus kah?" ragu ku.

"Tentu saja itu bagus, kau coba saja baca sendiri seru loh aku jamin kau bakal ketagihan nanti" jawabnya.

"Begitu iya" jawabku.

Tidak biasanya aku membaca buku romance, apa ya yang membuat orang tertarik dengan genre bertema seperti ini.

Aku juga kurang tau sih, setelah ini kami pun melanjutkan pencarian buku lagi disini.

Dan saling memberi saran ataupun pendapat buku yang bagus untuk dibaca.

Setelah selesai kami pun membayar buku kami di kasir, sekarang sudah sore, dan jika kuingat filmnya sudah mau dimulai.

Akhirnya kami yang sudah melihat sudah waktu jam tayang kami pun, pergi ke bioskop dan memberi karcis tiket.

Di dalam bioskop aku dapat melihat ada banyak sekali orang disini, jujur saja sudah berapa lama aku tidak bioskop iya.

Udah lama banget sih pasti, waktu untuk pergi ke tempat duduk.

Aku cukup gugup, bagaimana tidak orang aku duduk bersebelahan dengan cewek.

Walau aku tau diriku sekarang itu cewek, tapi aku tetaplah aku.

Kami pun duduk di kursi yang sudah kami pilih, saat aku duduk dengan Sivia di sampingku entah bagaimana perasaanku.

Aneh padahal kami agak cukup dekat, tapi kenapa kalau dia sangat denganku aku cukup gugup iya.

Namun aku tetap menahannya aku harus bersikap biasa.

Hingga ada salah satu penjual popcorn bioskop, aku tidak berniat untuk membelinya sih.

Dia membeli popcorn yang cukup besar, dan dia meletakkannya di tengah tempat duduk kami.

Dan dia memakan pop corn, itu aku hanya melihatnya memakan pop corn dan hanya diam berusaha untuk tetap fokus untuk menonton.

"Uh entah bagaimana iklan ini cukup-" aku belum selesai menyelesaikan kata-kataku.

Tiba-tiba ada pop corn di mulutku rupanya Sivia, langsung menyuapi pop corn saat mulutku terbuka.

Aku hanya diam dan berusaha untuk tidak tersedak dan mengunyah.

"Ya ampun Sivia kau mengejutkan ku saja, hampir saja aku tersedak karena pop corn mu ini" kataku.

"Hehe maaf aku tidak bermaksud seperti itu, sepertinya aku terlalu memasukkan banyak pop corn tadi" balasnya.

"Memang banyak sih sampai-sampai aku tersedak tau tidak" balasku dengan malu.

"Hehe iya aku minta maaf aku tidak bermaksud, kau tau menonton seperti ini bersama-sama walaupun cuman berdua cukup menyenangkan dibandingkan harus menonton sendiri" ucapnya dan memakan pop corn.

"Ini memang cukup menyenangkan sih entah kenapa rasanya, cukup berbeda saat menonton bersama" balasku.

"Benar kan, hmm sepertinya filmnya sudah mulai kita sudahi dulu iya" balasnya dan mulai memfokuskan diri di layar bioskop.

Aku pun juga sama memfokuskan diri untuk menonton film ini, moga ceritanya bagus.

Film pun sudah dimulai, dan menit-menit terus berlalu aku sampai tidak tau sekarang sudah menit berapa.

Entah bagaimana aku sudah tidak kuat lagi, dari tadi aku sudah menahannya cukup lama aku harus ke toilet.

Tapi jika aku ke toilet nanti aku ketinggalan scene, tapi kalau tidak ke toilet aku bakal mengompol.

Sejujurnya ini pilihan yang cukup sulit.

"Risa ada apa kok kamu kayak gelisah gitu?" bingung Sivia.

"Uh gak ada apa-apa kok" bohongku dan melihat ke arah layar bioskop lagi.

"Oh ok" ucap Sivia dan kembali menonton.

Namun lama kelamaan aku semakin tidak menahannya, ini semakin sakit ah aku harus pergi ke toilet sekarang.

Aku pergi dari bangku dan tanpa bilang ke Sivia bahwa aku ingin ke toilet sepertinya dia juga tidak sadar.

Karena terlalu fokus menonton film itu.

"Toilet aduh toilet" panikku dan mencari toilet.

Aku terus menahan hingga akhirnya aku menemukannya, aku pun langsung segera masuk ke sana.

Dan langsung membuka gesper ku, dan berniat untuk buang air kecil.

Namun entah bagaimana aku merasa aneh aku berdiri kok, tapi kok eh sebentar.

Aku yang melihat orang sekitar para cowok, meski aku juga kan kenapa mereka melihatku seperti itu.

Dan aku baru sadar kenapa aku berdiri seperti ini, tidak keluar aku lupa aku ini kan cewek.

Tidak ingin membuat banyak masalah aku pun langsung lari.

"Maaf" teriakku sambil lari.

Semua orang disana terheran.

"Itu cewek kenapa sih?" bingung seseorang.

"Entah" jawab orang lain lagi.

Aku segera cepat-cepat untuk masuk ke toilet yang sesuai denganku sekarang, rupanya ada di sebelah kanan.

Tanpa berpikir panjang aku pun langsung masuk, membuka pintu dan buang air kecil.

Cara ku kencing juga sudah harus berubah sekarang, jujur saja ini merepotkan mau bagaimana lagi.

Aku pun juga harus melepaskan celanaku, setelah selesai aku memakai kembali celanaku.

Dan setelah lega aku pun keluar, saat aku keluar aku cukup terkejut karena melihat banyak cewek.

Aku hanya bisa diam tidak-tidak jangan berpikir yang aneh, aku tidak apa-apa disini karena hehe.

Dan dengan buru-buru aku pergi, dan masuk kembali ke theater, dan kembali duduk.

"Uh-uh akhirnya sampai juga" kataku terengah-engah dan duduk.

"Risa darimana saja kau?" tanya Sivia.

"Ceritanya panjang" balasku.

Sivia hanya bingung, saat aku menjawab itu setelah cukup lama dan akhirnya film sudah selesai.

Kami pun keluar dari teater dan memutuskan untuk kembali.

"Wah tadi itu benar-benar menarik, bukan kukira akan berakhir cukup menyedihkan tetapi syukurnya itu berakhir bahagia hehe" antusias Sivia.

"Haha kau benar" balasku.

"Memang sih gak disangka-sangka juga bisa berakhir dengan bagus seperti itu, kukira bakal berakhir sedih aku tidak menyangka cerita romansa juga bisa menarik" batinku.

"Yah gak disangka sekarang sudah menuju fajar, saja sebentar lagi mau malam dan untungnya dosen tidak meminta kita untuk ke kelas sore" balasnya.

"Untungnya sih, kalau dia memanggil gak bisa kebayang kita bisa saja telat" balasku.

"Hehe begitulah" jawab Sivia.

Kami pun melanjutkan perjalan hingga sesampainya di luar mall, dan di perjalanan kami sudah di dekat rumah masing-masing.

"Ok Risa aku pikir untuk waktunya kita kembali, kalau gitu dah" ucap Sivia dan melambaikan tangan.

Aku pun melambaikan tanganku, entah bagaimana ini semua cukup menyenangkan tidak di sangka memang aku yang pendiam mempunyai seorang teman.

Di perjalanan balik ke kost-an, hari ini mungkin adalah hari yang tidak bisa ku lupakan untuk pertama kalinya aku mempunyai teman, bersenang, saling mengobrol meski ada beberapa kejadian aneh sih.

Apakah kehidupanku bisa seperti ini terus, aku harap aku diperhatikan seseorang selain Sivia tidak masalah jika hanya beberapa.

Mungkin kah ini permulaan dari kehidupanku, lalu bagaimana saat aku menjadi cowok kembali nanti apakah aku bisa mengalami ini lagi.

Meski ini masih awal-awal aku ingin hidupku seperti ini, dan aku tidak ingin kesepian, aku ingin memiliki orang di sekitarku.

Aku ingin bertemu orang yang peduli denganku, aku ingin bisa menggapai impian ku, jika saja orang tuaku tidak membenciku entah kenapa keluarga ku sangat tidak menyukaiku.

Entah karena apa tapi bagaimanapun mereka juga yang sudah membesarkan ku, mungkin aku harap papa dan mama bisa melihatku menjadi seseorang yang hebat.

Sekarang aku harus berpikir memangnya aku bisa mencapai itu semua hehe, ah perlahan demi perlahan hidupku seperti akan berubah dan cukup berbeda karena menjadi perempuan seperti ini.

Aku pun tersenyum.

Terpopuler

Comments

よぎり

よぎり

Tadi jam 1 siang

2025-02-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!