Arjuna tidak turun dari mobilnya begitu sudah sampai ditempat parkir, ia terlebih dahulu melihat interaksi Yuna, Dewa dan Jeno.
Diluar sana banyak sekali yang menatap kagum ketiganya, bagaimana tidak, persahabatan diantara mereka benar benar real. Tidak ada kata cinta. Sungguh takjub.
"Ih Dewa balikin tas gue dong" ucap Yuna yang melihat tas yang seharusnya ada padanya malah digendong oleh Dewa.
"Enggak, biarin gue yang bawa" ucap Dewa.
"Jen, liatin Dewa nya bikin kesel" rengek Yuna pada Jeno.
"Udah diam, nurut" ucap Jeno lalu mengacak rambut Yuna dengan gemas.
"Apasih kalian ini, ga usah manjain gue" rengeknya sambil menghentak hentakan kakinya.
Arjuna yang melihat itu terkikik geli.
"Baru sadar kalo ternyata Lo selucu itu" batin Arjuna.
"Eh kaki Lo jangan dihentak hentakin gitu, nanti sakit" cegah Jeno.
"Astaga kalian berdua kenapa sih? Berhenti manjain gue, gue udah gede" ucap Yuna.
"Nurut aja" ucap Jeno dan Dewa berbarengan.
"Gue aduin Keno" ucap Yuna lalu berlari mendahului mereka.
Arjuna yang melihat itu dengan segera menyusulnya.
"Pagi Yuna" sapa Arjuna begitu sudah sampai disebelah Yuna.
Yuna yang mendengar itu hanya bisa melongo tak percaya.
"Lo ga jawab sapaan gue" ucap Arjuna.
"Hm" jawab Yuna dengan malas.
"Cuek amat Lo sama gue" ucap Arjuna lalu mencekal lengannya.
"Apa Lo apa?!" tanya Yuna dengan kesal.
"Dewa sama Jeno pada kemana sih?" batin Yuna.
"Jangan cuekin gue dong" pinta Arjuna dengan wajah memelas.
Yuna tersenyum, lalu telunjuknya mengarah pada pipi Arjuna menggambar pola abstrak, "In your dreams"
Yuna pergi menuju kelasnya, sepanjang koridor banyak yang menyapanya, dan langsung diangguki olehnya.
"Cuma sama gue doang Lo cuek, sama yang lain ramah" batin Arjuna.
...***...
"Lo tadi kemana?" tanya Yuna begitu sampai dikantin.
"Maaf ya gue ga bisa jemput" ucapnya lalu mengelus pipi Yuna dengan sayang.
"Padahal gue juga bisa bawa mobil sendiri kok" celotehnya pada diri sendiri tapi masih bisa didengar oleh mereka.
"Kita berhenti anter jemput Lo sampe Lo bener bener punya cowok" ucap Jeno.
"Oh gitu" ucap Yuna, "Kalo gitu gue mau asal pilih cowok ah, biar bisa lepas dari kalian" ucapnya asal.
Keno yang mendengar itu dengan segera menjewernya, meskipun tidak kuat tapi tetap saja membuat Yuna kapok.
"Aaww ampun" ringisnya.
"Ya makanya kalo ngomong dijaga" ucap Keno.
"Hehe" Yuna hanya tertawa garing.
"Eh jadi hari ini kerumah gue?" tanya Gita.
"Jadi" ucap Yuna dengan semangat.
"Kalian gimana?" tanya Gita pada para lelaki.
"Kita? Pasti ikut dong" ucap Jeno.
"Gue bawa mobil sendiri" ucap Yuna antisipasi.
"Lo gue jemput" ucap Jeno.
"Gausah, kita ketemuan disana aja" ucap Yuna.
"Yaudah tapi Lo ati ati nyetirnya" ingat Dewa.
...***...
Hari ini Yuna memakai sewater oversized berwarna peach dipadukan dengan rok sebatas lutut, sepatu sport merk ternama berwarna putih. Rambutnya ia cepol asal asalan.
Mobil putih itu melaju meninggalkan kediaman Hiro, ia menyalakan musik didalam mobilnya, sesekali dirinya ikut menyanyi. Namun ia merasa mobilnya sedang dalam masalah, dengan segera ia menepikan mobilnya dan keluar.
"****!" umpatnya lalu menendang ban mobil kesayangannya.
Ia menekan nomor Keno namun tak diangkat, mungkin sedang dijalan. Lalu ia menelpon Dewa dan berhasil diangkat.
^^^"Paan?"^^^
"Gue mogok"
^^^"Lo dimana?"^^^
"Pokoknya masih sekitaran komplek gue"
^^^"Astaga gue harus puter balik dong? Wait"^^^
"Aishh ****!!! Woy yang bener aja
Dewa mendengarkan umpatan Yuna yang jelas itu bukan untuk dirinya.
^^^"Lo kenapa? Halo, Yuna!"^^^
Namun tak ada jawaban, dengan segera dirinya putar balik untuk menjemputnya.
Dilain tempat mobil kesayangannya ditabrak oleh mobil didepannya yang posisinya sedang mundur.
"Wah turun Lo!" ucap Yuna setengah berteriak, namun sang penabrak tidak mau turun. "Turun Lo!"
"Maaf" cicitnya.
"Turun Lo! Ga sopan banget udah nabrak mobil orang, minta maafnya dalem mobil lagi" ucap Yuna.
Sang penabrak pun turun dari mobilnya, seorang gadis. Tapi terlihat gadis itu gugup, dan sesekali melihat kearah kaca mobil seakan bahwa bukan dirinya saja yang ada didalam mobil tersebut.
"Ganti rugi" ucap Yuna dengan tangan melipat dada.
"I..iya nanti gue ganti rugi" ucapnya masih gugup.
"Jujur sama gue, bukan Lo kan yang nyetir" tanya Yuna dengan tatapan datar.
"I.. itu..." ucapannya terhenti begitu melihat Yuna langsung menggedor kaca mobil miliknya.
"Keluar Lo" teriak Yuna.
Dan keluarlah sosok tegap dengan kacamata hitam yang bertengger dihidung mancungnya.
"Ganti rugi Lo" ucap Yuna to the point.
Sosok tegap itu melepaskan kacamatanya dan terlihat Arjuna disana sedang tersenyum dengan remeh.
"Cih" ucap Yuna begitu melihat itu.
"Perlu gue bayar berapa?" tanya Arjuna.
"Ga jadi" ucapnya, lalu berbalik untuk menunggu Dewa didalam mobil, namun baru satu langkah, tangannya dicekal.
"Mau kemana Lo?" tanya Arjuna.
"Bukan urusan Lo" jawab Yuna dengan malas.
"Disekolah mungkin Lo berkuasa, 3 laki laki itu lindungin Lo, tapi diluar Lo ga bisa apa apa tanpa mereka" ucap Arjuna.
"Lo tau tong kosong nyaring bunyinya itu artinya apa?" tanya Yuna dengan senyuman remeh.
"Apa?" tanyanya penasaran.
"Itu elo!" jawab Yuna, "Ga penting"
"Bisa ga sih Lo ga usah so jual mahal" ucap Arjuna dengan mencekal lengan Yuna kembali.
"Lepas!" ucap Yuna.
"6 bulan gue tunggu lo, perhatiin lo diem diem, jagain lo dari jauh, sampe kapan gue harus gitu?" tanya Arjuna dengan perasaan tulus.
Gadis yang sedari tadi diam hanya bisa menonton, tak tau harus berkata apa. Ia bingung.
"Gue ga nyuruh lo gitu, itumah lo nya aja yang kerajinan" jawab Yuna dengan senyum remehnya.
"Lo tau harapan gue ketika hujan datang? Gue berharap dengan adanya hujan, perasaan gue ilang kebawa derasnya hujan, tapi ternyata engga. Ga semudah itu buat bisa lupain lo" ucap Arjuna.
Yuna yang mendengar itu hanya bisa menatap tak percaya. Ya, Arjuna sudah mengganggunya selama 6 bulan dan bahkan secara terang terangan mengungkapkan rasa cintanya. Tapi ia hanya menganggapnya angin lalu.
"Lepas" ucap Yuna.
"Gue ga bakal lepasin Lo" ucap Arjuna dengan senyuman iblis tercetak dibibirnya.
"Lepas" ringis Yuna.
"Ga akan sebelum Lo terima jadi cewek gue" ucap Arjuna.
"Ga nyangka ternyata cara Lo buat dia jadi cewek Lo itu murahan" ucap Dewa begitu sudah memarkirkan motornya.
"Wa" rengek Yuna.
Dewa berjalan menuju Yuna, tatapannya sendu begitu dihadapannya.
"Ini yang gue takutin kalo Lo bawa kendaraan sendiri" ucap Dewa.
"Maaf" cicit Yuna.
"Oh buat Lo Arjuna, kalo Lo emang tertarik sama sahabat gue, Lo berjuang. Ga gini caranya! Cara Lo banci!" ucap Dewa lalu melepaskan cekalan dilengan Yuna dengan sekali hentakan.
Arjuna yang mendengar ucapan Dewa hanya bisa terdiam, merutuki atas perlakuannya.
Jauh dilubuk hati terdalamnya, ia sangat menyesali. Kenapa sangat susah mendapat perhatian dari gadis yang ia sukai.
"Gue bakal usaha buat dapetin Lo, Yuna" teriak Arjuna, lalu pergi menuju mobilnya dan melaju dengan kencang.
Yuna yang mendengar teriakan itu hanya bisa mematung. Sedangkan Dewa, dirinya hanya bisa menatap tak percaya.
"Gausah dipikirin" ucap Dewa, lalu meraih tangan Yuna untuk digenggam. "Mobil Lo biar orang gue yang urus"
...***...
"Lo kemana aja?" tanya Keno, lalu membenarkan rambut Yuna.
"Ada insiden tadi, makanya gue harus jemput dia" ucap Dewa, sedangkan Yuna tidak bisa menjawab.
"Kan udah gue bilang ga usah bawa mobil" ucap Keno.
"Lo masih beruntung karna Jeno sama Gita ga ada disini, coba kalo mereka ada, mungkin Lo abis diomelin" ucap Dewa.
"Maaf" cicit Yuna. Ia tak bermasuk untuk membuat sahabat sahabatnya khawatir.
"Ga usah minta maaf, dan apa itu kepala Lo?" tanya Keno, "Jangan sesekali tundukin kepala Lo kaya gini, kecuali kalo emang Lo beneran salah. Angkat kepalanya princess, nanti mahkota mu jatuh"
Yuna tersenyum mendengarnya, ia bersyukur karna masih dikelilingi oleh orang orang yang sangat menyayanginya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments