"Pagi mama Yuki" sapa Keno begitu sudah sampai dirumah Yuna.
Mereka khususnya Gita, Dewa, Keno, Jeno termasuk Yuna memanggil orangtua masing masing sahabatnya dengan sebutan mama. Yang membedakannya adalah namanya.
"Pagi Keno" sapa baliknya.
"Yuna udah siap mam?" tanyanya.
"Coba kamu samperin deh" ucap mama Yuki.
"Yaudah kalo gitu Keno keatas dulu ya" pamitnya, lalu melangkah menuju lantai 2 dimana letak kamar Yuna.
"Yuna" panggilnya, lalu membuka pintu kamar tersebut dengan pelan.
Keno melihat Yuna masih tertidur dibalik selimut tebal kesayangannya. Ia hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
"Yuna" panggilnya dengan menggoyangkan tubuhnya sedikit.
"Hm" jawabnya.
"Bangun nanti kesiangan" ucap Keno.
"Jam berapa ini?" tanya Yuna dengan masih menutup mata.
"Jam 6.10" jawab Keno.
"Astaga gue kesiangan" ucap Yuna, lalu ia melompat menuju kamar mandi. "Mama ga bangunin akuuuu" teriaknya dikamar mandi.
Keno yang melihat itu hanya bisa tersenyum.
"Yuna nya udah bangun?" tanya mama Yuki.
"Baru bangun mam" jawabnya.
"Yaudah tunggu dimeja makan aja Ken" ucap mama Yuki, lalu kembali menyiapkan sarapan.
"Aku bantuin ya" pintanya.
"Duh jangan deh, nanti mama kamu ngomel" tolaknya.
"Ga akan mam" jawab Keno dengan tersenyum.
"Terserah kamu deh" ucap mama Yuki.
"Aku harus apa nih?" tanyanya bingung.
"Tuhkan udah mama suruh diem, udah diem aja deh. Kamu ya dasar" ucap mama Yuki.
"Padahal Keno cuma basa basi sih mam" terdengar kekehan dari Keno, membuat mama Yuki kesal.
"Pagi pagi udah berantem ya" ucap papa Yuna.
"Eh pap" ucap Keno, "Pagi papa Hiro"
"Pagi Keno" ucap papa Hiro, "Pagi sayang" lalu mencium kening istrinya.
"Pagi semua" ucap Yuna.
"Pagi" ucapnya serentak.
"Ayo sarapan dulu" ucap papa Hiro.
"Aku sarapannya dikantin deh pap, kesiangan" ucap Yuna.
"Kamu ga kasian sama Keno yang udah pagi pagi dateng kesini buat jemput kamu?" tanya mama Yuki.
"Yaudah Keno aja yang sarapan, aku siap siap dulu. Rambut aku belum dirapiin" ucap Yuna, membuat semuanya geleng geleng kepala.
Keno menyendokan nasi gorengnya kepada Yuna yang sedang menyisir rambutnya.
"Aaa" ucap Keno.
"Lo aja deh" ucap Yuna.
"Berdua" ucap Keno.
Kedua orangtua Yuna hanya bisa tersenyum dalam diam, mereka bersyukur karna masih ada yang perhatian pada anak kesayangannya.
"Mam, pap.. kita berangkat ya" pamit Keno dan Yuna.
"Hati hati dijalan" ucapnya.
Mobil Keno meninggalkan kediaman Yuna dan melaju menuju sekolahnya, untung sekolahnya dari rumah Yuna hanya perlu waktu 5 menit. Jadi mereka tidak perlu mendapat hukuman.
Diparkiran mereka bertemu dengan Gita yang sedang turun dari mobil pacarnya.
"Pagi Ken.. pagi Na" sapa Sammy pacar Gita dari balik kaca mobil sambil melambaikan tangannya.
"Pagi" ucap Keno, sedangkan Yuna hanya bisa tersenyum dan mengangguk.
"Yuk" ajak Gita.
Sepanjang koridor tak berhenti orang orang membicarakan mereka.
"Yuna cantik banget ya"
"Wah gue kira Yuna gandeng pacar baru, ternyata itu Keno"
"Udah ga aneh kalo Yuna didampingin Keno, cocok"
"Neng Yuna...."
"Gita hari ini beda ya"
"Yuna cantiknyaaaaa"
"Na, baca surat dari gue ya"
"Oh itu cewek yang udah nolak Arjuna ya, cantik sih tapi sombong buat apa"
"Arjuna sama Keno, ya ga beda jauh sih"
"Kita liat sang pemeran utama bakal berdampingan sama siapa"
Dan masih banyak lagi.
"Semangat belajarnya, jangan galau mulu" ucap Keno, lalu mengacak rambut Yuna dengan gemas.
"Iya! Udah sana" usir Yuna.
"Fokus Na" ucap Keno sekali lagi.
"Yaelah udah deh sana" usir Gita yang jengah melihat keduanya.
Keno berlari menuju kelasnya, yang sebentar lagi akan mulai. Banyak pasang mata yang melihat interaksi keduanya, tak banyak juga yang merasa gemas.
***
Bel istirahat sudah berbunyi, waktunya mengisi perut yang sudah meminta untuk diisi.
Gita dan Yuna keluar bersamaan, para lelaki sudah menunggunya dikantin.
Suasana kantin yang tadinya ramai menjadi hening begitu melihat Gita dan Yuna, sungguh kombinasi yang sempurna. Sama sama cantik, sama sama primadona disekolah, apalagi rambut Yuna yang dikepang kelabang dengan poni tipis membuat penampilannya sempurna.
"Ini rambut Lo apain?" tanya Keno begitu mereka sudah duduk di mejanya.
"Gue yang kepang, kenapa Lo?" tanya Gita.
"Stop buat jadi pusat perhatian Na" ucap Keno.
"Gue ga ada niat, cuma ya gimana lagi" ucap Yuna acuh.
"Kalian mau pesen apa?" tanya Jeno, mengalihkan pembicaraan.
"Gue baso aja sama es teh manis" ucap Yuna.
"Gue samain" ucap Gita.
"Gue pasta sama lemon tea" ucap Dewa.
"Gue baso minumnya lemon tea" ucap Keno.
"Tunggu" ucap Jeno, lalu pergi tapi tiba tiba ia berbalik, "Jangan buat keributan kaya kemaren" peringatnya.
"Iya" ucap Dewa.
Tepat disebrang meja yang ditempat Yuna cs seseorang memperhatikan semuanya dengan jelas, dari cara Yuna tersenyum sampai kesal sekalipun. Pemandangan itu tidak akan ia sia siakan.
"Liatin apaan?" tanya Dirga.
"Oh Yuna?" tanya Bimo.
"Cantik ya" ucap Arjuna tanpa sadar.
"Emang dia cantik, panteslah jadi primadona" jawab Dirga.
"Tapi ati ati" peringat Bimo.
"Ati ati apa?" tanya Dirga.
"Kalo suka sama dua cewek diantara mereka, harus berurusan dulu sama 3 orang itu. Yang pertama Dewa, dia tipikal orang dingin, emosian, sekalinya Lo bikin dua cewek itu kesel, abis udah. Kedua Jeno yang selalu pesenin mereka makan, jangan anggap dia enteng, dia paling cerewet tapi dia care banget, sekalinya Lo rusakin kesayangannya dia, tamat udah. Dan terakhir Keno, dia yang paling posesif sama Yuna, tapi bukan berarti dia cuek sama Gita, dia paling ga suka kalo orang orang yang dia sayangin menangis. Sekalinya Lo coba buat nangis apalagi itu Yuna, keluarga Lo bakal jadi taruhannya, bisa dibilang dia raja disini" jelas Haru yang daritadi paling pendiam.
"Dan Gita, jangan anggap enteng, meskipun dia cewek, dia sabuk hitam di taekwondo. Makanya kemaren pas lo ganggu Yuna" ucap Bimo lalu jarinya menunjuk Arjuna, "Dia bilang bakal bikin Lo mati, jangan anggap enteng ancamannya"
"Seberapa tau kalian tentang mereka?" tanya Arjuna.
"Itu yang gue tau, dan temen gue pernah ngalamin apa yang udah Haru jelasin. Temen gue bener bener dibikin menderita sama Keno cuma gara gara dia ga sengaja tumpahin kuah panas baso keseragam sekolahnya Yuna pas masih SMP" jelas Bimo.
"Menarik" Arjuna.
"Kalo Lo cuma mau permainin Yuna, mending mundur. Bodyguard nya 4 sekaligus" Dirga kembali mengingatkan.
"Gue tau" ucap Arjuna lalu tersenyum, "Baru kali ini ada cewek yang nolak gue, dan itu buat gue penasaran"
Setelah mengucapkan itu, Arjuna melangkahkan kakinya menuju meja dimana Yuna berada.
"Hai" sapanya yang langsung mendapat tatapan tajam dari Keno, sedangkan Yuna hanya melihat sekilas lalu kembali memakan basonya.
"Ada urusan apa Lo?" tanya Gita dengan tatapan mengintimidasi.
"Santai, itu mata maaf bisa dikondisikan?" tanya Arjuna.
"Ga bisa!" ucap Gita, "Ada apaan? Ganggu selera makan gue ancur aja"
"Gue cuma pengen dia jadi cewek gue" ucapnya lalu menunjuk Yuna.
"Atas dasar apa Lo harus bikin Yuna jadi cewek Lo?" tanya Jeno dengan nada dingin, tapi sorot matanya tajam.
"Gue penasaran aja, baru kali ini ada cewek yang nolak gue" jawab Arjuna dengan enteng.
"Kalo Lo penasaran, ilangin perasaan Lo jauh jauh karna gue bukan barang yang kalo rasa penasaran Lo udah terpenuhi bisa Lo buang" ucap Yuna dengan datar. "Eh gue nyoba pasta Lo ya" ucapnya pada Dewa, tanpa menunggu persetujuan ia langsung memakannya.
"Kebiasaan" ucap Dewa, lalu ia mencubit pipi Yuna dengan gemas, sedangkan yang dicubit hanya bisa tersenyum.
"Ini pedes" ucap Yuna, lalu mencari minumnya tapi gelasnya sudah kosong.
"Nih minum" Jeno menyodorkan minumnya. "Itu emang pedes dodol" lalu mengacak rambut Yuna dengan gemas.
"Udah tau ga bisa makan pedes, maksa banget sih. Ga liat itu pasta merah begitu" jelas Keno lalu mengusap sisa saos dibibir Yuna menggunakan jari jempotnya.
Semua perlakuan itu tak luput dari pandangan Arjuna, bahkan dari semua orang yang berada dikantin.
"Ngapain Lo masih disini?" tanya Keno.
"Masih nunggu jawaban dari itu cewek" ucapnya lalu kembali menunjuk dengan jarinya.
"Jaga jari Lo!" ucap Gita, lalu ia memelintir tangan Arjuna dengan sangat kuat, membuat sang empunya merintih kesakitan, "Udah gue peringatan jangan buat masalah sama Yuna!!"
"Biar gue yang selesain" ucap Jeno lalu maju dan melepaskan Arjuna dari Kungkungan Gita. "Lo makan" perintahnya dengan tegas.
"Let's we see" bisik Keno dengan tangan melipat di dada, sedangkan yang lain hanya bisa mengangguk. Tak sedikit pula yang merekam kejadian langka tersebut.
"Kita udah ingetin dari awal kan biar ga ganggu kita terutama Yuna? Kenapa Lo ngeyel?" tanya Jeno dengan datar.
"Gue rasa gue udah jawab" jawab Arjuna tak kalah datar.
"Oke" ucap Jeno, lalu ia menarik kerah seragam Arjuna "Mundur atau Lo bisa dapet lebih dari ini" ucapnya lalu membanting begitu saja tubuh Arjuna seakan akan itu adalah kapas.
"Teng teng teng... KO" bisik Gita.
"Wah gue merasa terhibur" ucap Yuna.
"Gue bakal buat Lo terima tawaran gue" ucap Arjuna lalu melangkahkan kakinya menuju teman temannya.
"Yuk, gue udah kenyang" ucap Yuna, lalu ia mengelus perut ratanya. Membuat keempat sahabatnya gemas. Keno mengacak rambutnya, Jeno mencubit hidungnya, Dewa mencubit pipinya dan Gita merangkulnya dengan sedikit dikencangkan.
***
Gimana nihhh?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments