Akankah?

"Gue mau tanya" ucap Yuna begitu dirinya sudah sampai dikelasnya, Jeno masih diam ditempatnya. Karna kali ini adalah gilirannya untuk menjemput Yuna.

"Apaan princess?" tanya Jeno dengan penasaran.

Interaksi tersebut membuat ruang kelas menjadi hening, karna Jeno dengan senyumannya mampu menghipnotis. Dan senyuman itu hanya bisa ia berikan untuk keluarganya, Yuna, Gita dan sahabat sahabatnya.

"Lo ga bosen gitu cuma nemenin gue doang? Ya maksudnya Lo gaada niatan buat punya pacar?" tanya Yuna.

"Astaga!" ucap Jeno lalu tertawa, "Ish gemesh deh!! Dahya ga akan gue jawab, bye gue balik ke kelas"

"Jeno!" teriak Yuna karna dirinya tidak mendapat jawaban pasti.

"Nanti gue jemput beb" teriak Jeno yang mampu membuat seisi kelas heboh.

"Eh menurut gue si Yuna sama si Jeno pacaran deh"

"Astaga kuping gue ga salah denger kan? Tadi apa dia bilang beb"

"Wah gila! Ternyata bener ya persahabatan antara cowo sama cewe tuh ga akan real, pasti diantara mereka ada yang cinlok"

"Jadi mereka pacaran"

"Astaga Jeno buat gue ajasih"

"Yuna gue direbut"

"Bener bener pengaruh Jeno tuh keren ya"

Yuna yang mendengar itu hanya bisa tersenyum.

Selama pelajaran Yuna tidak bisa konsentrasi, perutnya sakit. Keringat dingin mulai membasahi pelipisnya, Gita yang melihat itu dengan segera menghampiri.

"Lo sakit?" tanya Gita yang langsung mendapat anggukan dari Yuna. "Bu.. Yuna sakit, saya ijin bawa dia ke UKS"

"Boleh" ucap sang guru.

Setelah kepergian Gita dan Yuna menuju UKS, seseorang dari seberang kelas melihat dengan tatapan tajam, melihat setiap gerak gerik keduanya.

"Lo jangan pingsan dulu Na" ucap Gita, begitu melihat mata sahabatnya yang hampir menutup sempurna, namun Yuna masih bisa menahannya dengan sebuah gelengan. "Aishh hp gue dikelas lagi" ucap Gita.

"Kenapa ga minta tolong sih?" ucap seseorang yang dengan refleks memegang tubuh Yuna disebelah sisinya.

"Eh? Ga usah gue bisa sendiri" ucap Gita.

"Ga usah so kuat" ucapnya.

"Mau Lo apa sih Arjuna?" tanya Gita dengan kesal. Ya orang tersebut adalah Arjuna, yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik keduanya begitu keluar dari kelasnya.

"Gue mau bantuin sahabat Lo, kasian dia" ucapnya lalu dirinya berjongkok.

"Eh mau apa Lo?" tanya Gita dengan heran.

"Diem, Lo pegangin dulu" ucapnya, lalu Yuna digendong layaknya tas ransel. "Tangannya tolong lingkarin ke leher gue" ucapnya.

Dengan rasa kesal Gita menuruti apa yang Arjuna suruh, ia menyusulnya dari belakang. Ia kehilangan jauh sebab Arjuna membawa Yuna dengan berlari, namun tak apalah yang penting sahabatnya itu mendapat perawatan dengan segera.

Tibalah didepan pintu UKS ia melihat Arjuna yang dengan telaten membuatkan teh hangat untuk Yuna, sesekali matanya sendu begitu tatapannya melihat keadaan Yuna.

"Ekhm" dehem Gita.

Arjuna yang merasa kepergok sedang mencuri pandang dengan segera memalingkan pandangannya.

"Thanks ya" ucap Gita, "Lo boleh pergi, biar sekarang gue yang urus"

"Lo aja yang pergi, kasian Lo lagi ada ulangan kan? Biar Yuna gue jagain, kebetulan kelas gue kosong" ucapnya. Tunggu... Darimana dirinya tau jika hari ini dikelasnya sedang ada ulangan.

"Gimana Lo tau kalo gue ada ulangan?" tanya Gita dengan tatapan mengintimidasi.

"Oh itu..." ucap Arjuna dengan gelagapan, "Ya gue asal nebak sih sebenernya"

"Yaudah kalo gitu gue titip Yuna, tapi inget ya gue ga akan biarin Lo berduaan doang sama Yuna" peringat Gita lalu pergi dari pintu begitu memastikan keadaan sahabatnya aman.

"Lo beruntung punya sahabat kaya mereka" ucap Arjuna pada tubuh tak berdaya Yuna yang tentu tidak mendapat jawaban apa apa.

"Apa susah buat gue dapetin Lo?" tanyanya lagi.

Sekitar 10menit kemudian, datanglah Keno untuk menemani Yuna lebih tepatnya ia takut jika Arjuna berbuat macam macam pada sahabat tersayangnya itu.

"Lo boleh pergi" ucap Keno dengan dingin.

"Ga, gue mau nemenin disini ya" jawab Arjuna.

"Terserah" ucap Keno lalu menggenggam tangan Yuna dengan erat.

Yuna terlihat mengerutkan keningnya, tangan sebelahnya mencengkeram selimut dengan erat, matanya yang tertutup mengeluarkan air mata. Arjuna yang melihat itu hanya bisa melongo, sebenarnya sesakit apa penyakit gadis yang ia sukai. Sedangkan Keno yang melihat itu hanya bisa mengelus puncak tangan sahabatnya.

"Jangan... Tinggalin gue please" ucap Yuna disela isakannya.

"Gue ga akan tinggalin Lo" ucap Keno lalu mengelus keningnya dengan sayang.

Arjuna yang melihat interaksi keduanya hanya bisa bengong, sebenarnya ada apa diantara mereka?

"Mike..." ucap Yuna dengan purau.

"Stttt... tenang ya" Keno mencoba menenangkan Yuna yang tengah menangis.

Usapan dikening Yuna semakin lama semakin melemas tatkala melihat sahabatnya itu sudah mulai tenang.

"Singkirin pikiran buruk Lo tentang kita berdua" ucap Keno dengan dingin namun matanya tetap menatap sahabatnya.

"Ap.. eh siapapun yang liat Lo kaya gini pasti mikir apa yang gue pikirin" ucap Arjuna.

"Cih" Keno hanya bisa menjawab seperti itu, sudah biasa mendapat jawaban itu.

"Sebenernya kenapa sih itu cewek harus dikawal segala? Emang dia ga punya pacar?" tanya Arjuna.

"Karna kita sayang sama Yuna, makanya kita kawal dia. Kita ga mau sampe lengah kaya dulu" ucap Keno.

"Dulu? Emang kenapa?" tanya Arjuna dengan penasaran.

Namun pertanyaan dari Arjuna tidak mendapat jawaban, sebab Yuna sudah sadar.

"Minum dulu" Arjuna menyodorkan teh panas yang tadi ia buat namun sepertinya sekarang sudah menjadi hangat. Keno yang melihat itu hanya bisa memperhatikannya, tersenyum samar.

"Thanks" ucap Yuna lalu tersenyum, dan matanya beralih menatap Keno. "Ken.." cicitnya dengan mata berair.

"Suutt... Gue bakal cari" ucapnya lalu mengelus rambut panjang Yuna.

Yuna hanya bisa mengangguk, ia turun dari ranjang namun dicegah oleh kedua lelaki tersebut.

"Lo mau kemana?" tanyanya dengan berbarengan.

Yuna yang mendapat pertanyaan tersebut hanya bisa tertawa pelan.

"Apasih kalian berdua" ucap Yuna.

Tanpa mereka sadari, Gita, Jeno dan Dewa sedang memperhatikannya. Dan membuat ketiganya menggeleng gelengkan kepalanya, terlebih pada Arjuna yang notabennya baru saja kenal sudah posesif.

"Posesif amat masnya" sindir Jeno.

"Kalian kapan disini?" tanya Keno.

"Itu ga penting" ucap Gita. "Na, yang bawa Lo kesini tuh Arjuna" jelasnya.

"Oh, thanks ya" ucapnya lalu tersenyum tulus.

"Jangan senyum gitu" ucap Dewa, dengan tatapan jutek.

"Eh iya sama sama" ucap Arjuna dengan gugup, pasalnya baru kali ini dirinya mendapat senyuman tulus dari gadis yang ia sukai. Akankah ini pertanda baik?

"Istirahat yuk?" ajak Jeno, lalu meraih tangan Yuna dengan posesif.

"Eh apaan ya, tadi pagi Lo udah sama Yuna, sekarang giliran gue" ucap Keno.

"Kagak! Pokoknya giliran gue" ucap Jeno, "Lagian Lo kan tadi udah nemenin"

"Ampun masnya posesif amat ya" ucap Dewa.

Arjuna yang melihat itu hanya bisa geleng geleng kepala, sepertinya akan susah mendekati Yuna.

"Gini deh, Nana Lo mau sama siapa?" tanya Gita. "Lo pilih mau sama siapa"

Yuna terlihat melihat ketiganya namun tatapannya tertuju pada Arjuna, tangan lentiknya menunjuk Arjuna. Membuat keempat sahabatnya menatap tak percaya.

"Anggap aja ini sebagai terimakasih" ucap Yuna, lalu dirinya turun dari ranjang dan otomatis Arjuna memeluk setengah tubuhnya yang hampir terjatuh. "Istirahat ini gue mau sama Arjuna"

"Eh kok gue?" tanya Arjuna dengan kikuk.

"Jadi Lo gamau turutin permintaan princess gue?" tanya Jeno selangkah lebih maju.

"Eh ga gitu, maksudnya kan ya secara kalian kan ga suka gue. Tiap kali gue deketin sahabat Lo, kalian pada mau nerkam gue" jelasnya.

"Kali ini beda, Nana yang minta. Kita ga bisa berbuat apa apa" ucap Dewa.

"Oke putri... Kita mau makan apa?" tanya Arjuna dengan semangat. Yuna yang mendapat perlakuan itu tersenyum samar, ada sedikit kehangatan dalam hatinya.

Mereka tiba dikantin, pemandangan ganjil itu membuat siswa siswi histeris, pasalnya Arjuna yang terkenal siswa bad boy menggandeng tangan primadona sekolah yang mempunyai 3orang bodyguard dingin dan satu dayang pemegang sabuk hitam.

"Ini mereka pacaran?"

"Bentar bukannya tadi pagi dikelas gue denger si Jeno manggil Yuna beb ya, tapi kenapa malah gandengannya sama Arjuna"

"Please stok cowok ganteng disekolah ini jangan diembat juga"

"Stok cogan menipis"

"Gausah dengerin omongan mereka" ucap Dewa tepat ditelinga Yuna.

"Lo mau pesen apa?" tanya Arjuna.

"Gue baso aja deh, tapi pengen baso kecil aja. Ga pake bawang, jangan pake micin, minumnya jus jeruk" ucap Yuna.

"Oke" ucapnya, "Kalian mau apa?" tawarnya pada keempat sahabat gadisnya, eh ralat calon gadisnya.

"Kita samain aja, baso tapi campur ya. Maksudnya basonya aja tapi campur jangan baso kecil aja, minumnya es teh tarik, jus alpukat, kelapa muda sama air putih dingin aja" ucap Dewa.

Arjuna dengan segera memesan, tak lupa senyumnya tak pernah luntur.

"Ngapa Lo senyum senyum?" tanya Dirga yang sedang mengantri baso.

"Gue makan siang bareng gebetan" ucapnya dengan tawa riang.

"Gebetan? Siapa? Oh si Pinka?" tebaknya.

"Asal Lo ngomong! Yuna!" ucapnya dengan semangat.

"Demi apa Lo?" tanya Haru.

"Doain ya" ucap Arjuna.

"Bener bener efek Yuna separah itu" ujar Haru yang diangguki oleh teman temannya yang lain

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!