Happy reading.....
Tak lama kemudian, Zain pun kembali dengan wajah yang terlihat agak segar. Ia membasuh wajahnya dengan air, sampai beberapa tetes air masih mengucur pada keningnya. Ia pun kembali duduk di kursi yang tersedia di hadapan Kia, dan memandang bingung ke arah Kia yang sepertinya sedang ketakutan saat ini.
“Ada apa? Kok kamu seperti takut begitu, sih?” tanya Zain, Kia hanya bisa menghela napasnya dengan panjang.
Firasatnya mengatakan ada yang tidak baik, yang mungkin nantinya akan terjadi dengan Zain. Namun, ia terpaksa harus diam agar Zain tidak berpikiran macam-macam tentang dirinya.
Kia menggelengkan kecil kepalanya, “Gak ada apa-apa.”
Terlihat rasa ketakutan pada diri Kia, tetapi Zain hanya bisa memandangnya dengan dalam saja. Ia tidak ingin menanyakan keadaan Kia saat ini, karena ia tahu kalau itu akan membuat Kia semakin takut saja dengan apa yang ia pikirkan.
“Ya sudah, kamu sudah selesai makan es krimnya?” tanya Zain.
“Sudah.”
“Apa mau nambah lagi?” tawar Zain, Kia menggeleng kecil mendengarnya.
Siapa orang yang masih menginginkan makan, ketika mendengar berita yang tak enak dan juga sedang berpikiran yang macam-macam? Kia sudah tidak berselera.
“Ya sudah, bagaimana kalau kita pulang?” tawar Zain lagi, Kia pun mengangguk kecil.
“Baiklah, ayo.”
Zain mengulurkan tangannya ke arah Kia, sehingga Kia bisa mengandeng dan menggenggam tangan Zain dengan erat. Terasa sedikit keresahan hati Kia, yang tersampaikan melalui genggaman tangannya, tetapi Zain sama sekali tidak ingin membuat Kia bertambah panik.
‘Dia sebenarnya sedang kenapa, sih? Tadi dia mengatakan ada yang mengikutinya, sekarang dia bersikap ketakutan seperti ini. Apa memang benar ada yang mengikuti kami sejak tadi?’ batin Zain yang mulai memikirkan semua yang terjadi dengan kekasihnya itu.
Zain menggandeng tangan Kia, untuk masuk ke dalam mobilnya. Saat melewati pintu kedai, mata Kia tak henti-hetinya mendelik karena ia sudah tidak melihat lagi selembar foto mereka, yang tertempel pada kaca jendela kedai es krim tersebut. Hal itu menurut Kia, sangat tidak logis.
‘Kenapa sudah tidak ada? Tadi ada di sini!’ batin Kia, yang merasa sangat tertekan saat ini.
Karena ia tidak memiliki keberanian untuk mengatakannya pada Zain, ia hanya bisa mendelik sembari melewati kaca jendela kedai itu, dan segera memasuki mobil Zain yang terparkir rapi di hadapannya itu.
BRAK!
Zain menutup pintu mobil untuk Kia, kemudian segera masuk menuju ke arah kursi kemudi. Ia memasang sabuk pengaman, dan tersadar dengan sikap Kia yang semakin aneh dengan hanya diam memandang ke arah cermin kaca tersebut.
Gejolak rasa penasaran pun kembali muncul di hati Zain, karena ia tidak bisa melihat Kia yang bersikap aneh seperti itu.
“Ada apa, Kia? Apa ada sesuatu yang membuat kamu tidak nyaman?” tanya Zain, yang to the point bertanya pada Kia tentang apa yang Kia rasakan.
Kia menoleh ragu ke arah Zain, “Tidak ada apa-apa.”
Zain terdiam sejenak, kemudian menghela napasnya dengan panjang.
“Jangan dipikirkan, ya. Besok adalah hari bahagia kita. Jangan kamu berpikiran yang aneh-aneh dengan keadaan kita sekarang. Tidak ada yang aneh, kok. Kamu bisa percaya sama aku,” ucap Zain, yang berusaha untuk memberikan energi positif pada Kia mengenai permasalahan ini.
Kia hanya bisa memandangnya dengan bingung, kemudian mengangguk kecil mendengarnya.
“Ya sudah, aku antar kamu pulang sekarang.”
BERSAMBUNG.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
gaby
Aq baru gabung karena baru nemu. Awal yg bagus, lanjut lagi sembari nunggu buka puasa
2024-03-12
0
neng citra
rasa nya seperti nonton friday d thirteen....
kepikiran judul kali ya... mengenai arwah..
2023-03-21
1