Ke Khawatiran Kia

Happy reading.....

Kia menajamkan pandangannya ke arah Zain, “Aku sayang banget sama kamu,” gumamnya, membuat Zain merasa sedikit malu mendengarnya.

Kini, mereka merasakan kebahagiaan yang tidak bisa orang lain rasakan. Hanya mereka yang bisa merasakan kebahagiaan itu. Kebahagiaan itu mampu membuat mereka seperti melayang, dan tak bisa mendeskripsikan dengan kata-kata.

“Aku lebih sayang sama kamu,” ujar Zain, semakin membuat Zaskia merasa bahagia.

Kebahagiaan Zaskia sangat sederhana. Bisa bersama Zain setiap waktu saja, sudah bisa membuatnya merasa menjadi wanita paling beruntung di muka bumi ini.

CKREK!

Orang misterius itu kembali berulah. Kali ini, ia mengambil gambar mereka yang saat ini sedang tersenyum dan tertawa bersama.

‘Ini adalah senyuman terakhir yang akan kalian lihat satu sama lain,’ batin pria misterius itu, kemudian menyimpan kamera manualnya yang ia pakai untuk mengambil gambar mereka.

Muncul selembar foto yang sudah ia ambil, kemudian ia hanya bisa menatap tajam ke arah selembar foto yang ia pegang.

“Aku ke toilet dulu, ya?” ujar Zain, yang mendapat anggukan dari Kia.

Zain meninggalkan Kia di sana, untuk menuju ke arah toilet. Tiba-tiba saja, Kia terkejut karena ia mendengar suara petir yang mulai bergemuruh di langit. Ia terlihat ketakutan, dan menutup kedua telinganya dengan kedua belah tangannya.

‘Petirnya gede banget,’ batin Kia, yang masih memejamkan matanya karena takut dengan keadaan di luar ruangan dari kedai ini.

Kia memberanikan diri untuk melihat ke arah kaca jendela, untuk memeriksa keadaan cuaca hari ini. Matanya seketika mendelik, karena ia tak sengaja melihat sebuah foto yang tertempel di kaca jendela kedai itu, yang merupakan foto dirinya dan juga Zain.

Hal itu membuatnya tak bisa berkata-kata, dan hanya bisa membekap mulutnya saja dengan kedua telapak tangannya. Ia merasa benar-benar ada yang menguntitnya sejak tadi.

‘Benar dugaanku! Pasti ada yang menguntit! Kalau enggak, kenapa ada foto kita di situ?’ batin Kia, yang sudah merasa sangat ketakutan dengan keadaan yang ada.

“Seorang pria tewas terbunuh oleh lelaki berinisial AN. Nahasnya, modus dari pelaku untuk menghabisi nyawa korban adalah hanya karena merasa cemburu, karena korban yang sebentar lagi akan melamar kekasih hatinya, yang merupakan gadis yang sangat pelaku cintai.”

Mata Zaskia semakin mendelik saja, karena ia tidak menyangka kalau ia harus mendengar berita yang menakutkan seperti ini. Apalagi, ada sosok misterius yang sejak tadi terus mengikuti mereka. Hati Kia semakin berdebar, saking tidak tenangnya ia saat ini. Pikirannya kacau, hatinya merasa terobrak-abrik ketika mendengar berita yang seperti itu.

‘Gak mungkin orang itu mengincar Zain, kan? Ah, kenapa berita itu muncul, sih? Aku jadi gak tenang begini jadinya!’ batin Kia, yang mulai berpikiran macam-macam dengan keadaan dan keselamatan Zain saat ini.

Tidak salah juga, Kia yang merasa sedang diintai jika ia berpikiran demikian. Sebagai orang yang sangat mencintai Zain, ia sangat khawatir dengan keadaan Zain saat ini. Pikirannya sampai kacau, hanya karena berita yang tidak jelas itu.

‘Gimana kalau Zain beneran dibunuh?!’ batin Kia, yang mulai tidak bisa tenang saat ini.

Akal sehat Kia mulai muncul lagi ke permukaan, sehingga memaksanya harus tenang dengan keadaan yang ada.

‘Duh ... kenapa jadi campur aduk begini sih perasaan aku? Gak mungkin ada yang bunuh Zain! Zain itu orangnya baik, gak ada musuh yang bisa menghambat kita!’ batin Kia, sebisa mungkin berusaha untuk menampikan pemikiran negatif yang ada di pikirannya.