Alena dan Catherine kini tengah makan siang di jam istirahat kantor. Keduanya sama-sama memesan menu yang sama.
"Biasanya kau tidak mau memesan menu yang satu ini," ujar Catherine lalu memasukan sesendok makan ke dalam mulutnya.
"Aku hanya penasaran. Seminggu berturut-turut kau terus memakan makanan ini. Aku pikir rasanya enak, tapi ternyata karena harganya murah."
Catherine hanya bisa memamerkan sederet giginya yang putih bersih. Maklum jika ia selalu memilih makanan yang paling murah, sebab ia tidak punya cukup uang untuk membeli makanan mahal seperti Alena.
"Ah iya, kau tadi dengar tuan Haxel dengan sekretarisnya mau meeting dengan tuan Glen?"
Alena mengangguk.
"Apa Glen yang mereka maksud itu mantan kekasihmu?"
Alena mengedikkan bahunya. "Entahlah."
Alena sengaja pura-pura tidak tahu, padahal sebenarnya ia dengar jika Glen yang mereka maksud itu memang Glen mantan kekasihnya. Ah bahkan belum bisa di bilang mantan, sebab mereka belum sempat memutuskan hubungan.
"Shttt .." Catherine memanggil Alena dengan bisik-bisik.
Alena yang tengah menunduk fokus pada makanannya kini mendongak. "Apa?"
"Menurutmu, tuan Haxel itu orangnya bagaimana?"
Kening Alena berkerut tiba-tiba Catherine menanyakan hal demikian. "Bagaimana apanya?"
"Iish .. Maksudku, apa menurutmu tuan Haxel itu tampan?"
Alena terdiam sejenak sembari mengingat wajah tuan Haxel karena ia hampir lupa.
"Menurutmu?" Alena malah bertanya balik.
"Menurutku tidak kalah tampan dengan Glen. Dia keren, tidak menye-menye."
"Apa maksudmu? Kenapa jadi bawa Glen?"
"Ah ya ampun, Alena .. Kau tidak paham juga apa maksudku. Jadi begini, aku rasa kau harus melupakan Glen dan tidak ada salahnya juga jika kau bersama dengan tuan Haxel."
"Apa kau sudah gila?! Dia atasan kita dan dia juga seorang duda." Alena tampak sedikit kesal mendengar saran boddoh Catherine.
"Iya, aku tahu dia seorang duda, Alena. Tapi coba deh kau perhatikan tuan Haxel, dia tampan dan keren."
Alena memicingkan matanya menatap Catherine. Membuat Catherine merasa sedang di curigai.
"Alena, kenapa kau menatapku seperti itu?"
Catherine sedikit gugup mendapat tatapan itu dari Alena. Entah kenapa wanita itu malah menatapnya seperti itu.
Alena sedikit mencondongkan badannya ke arah Catherine tanpa melepaskan tatapan.
"Apa selama ini kau diam-diam memperhatikan tuan Haxel?" tebak Alena.
Catherine menggeleng. "Ah, tidak. Untuk apa aku memperhatikannya?"
"Benarkah?" Desak Alena dan membuat wanita itu semakin merasa gugup.
"Apa jangan-jangan kau sudah bisa merasakan apa itu cinta?" ujar Alena lagi.
Catherine menggeleng keras.
"Mengaku saja, Cath. Aku tidak akan memberi tahu pada siapapun jika kau sebenarnya menyukai tuan Haxel."
"Ah berhentilah mengatakan hal itu, Alena. Aku bahkan tidak tahu apa itu cinta."
"Benarkah? Kau tidak menyukainya?"
"Alena, ayolah. Berhenti mengatakan itu."
"Apa aku perlu membantumu?"
"Alena, stop. Selera makanku hampir hilang."
Catherine sudah tampak badmood. Alena pun menghentikan godaannya. Ia hanya bisa tertawa melihat kekesalan di wajah sahabatnya.
Keduanya melanjutkan makan, seketika Alena teringat sesuatu.
"Ada apa?" tanya Catherine penasaran melihat perubahan di wajah sahabatnya.
"Aku harus pergi sekarang." Alena menyambar minuman di gelas kemudian meminumnya setengah, setelah itu ia beranjak pergi.
"Alenaaa .. Kau mau kemana?" panggil Catherine setengah berteriak, namun Alena tetap saja pergi tanpa menghiraukan panggilannya.
"Mau kemana dia?" pikirnya.
Catherine berniat untuk melanjutkan makan yang terus saja tertunda. Kedua matanya seketika membulat sempurna melihat makanan Alena.
"ALENA MAKANANMU BELUM DI BAYAAAARRRR...!!!"
_Bersambung_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Afternoon Honey
astaga Alena😱
2023-09-17
0
🐊⃝⃟ ⃟🍒⁰¹
alena blom byar 😀😀🏃🏃
2023-03-23
1
MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"
ya ampunn ini nmax menyengsarakan tmn 🤭
2023-03-23
1