Disebuah rumah, seorang pria sedang merenungi nasibnya, apa yang membuatnya terdepak dari perjodohan ini.
Dimas sudah memiliki segalanya tak kalah dengan Benny, yang hanya seorang duda tanpa anak.
"ada apa le, masih sedih?" tanya pakde Sugik, bapak dari Dimas.
"Memang apa kurangnya aku pak, aku mencintai Nia dari dulu, apa dia tak bisa melihatnya atau dia memang tak menganggap ku," kata Dimas yang merasa terluka.
"Yang sabar ya le, mungkin dia memang bukan jodoh mu," lirih pak Sugik.
"Tapi aku sangat mencintai dirinya pak... aku bisa gila..." lirih Dimas yang tiba-tiba membenturkan kepalanya ke tembok
"Dimas!!" kaget Bu Ningsih melihat putranya itu melakukan hal gila.
Pak Sugik menahan putranya itu yang sudah terluka parah, "ya Allah Dimas," tangis Bu Ningsih
Bahkan pria itu pun pingsan, pak Sugik panik begitu pula dengan Bu Ningsih.
Dimas di larikan ke rumah sakit, pria itu sempat sadar sebelum menutup mata untuk kedua kalinya.
Bahkan hanya satu nama yang terpanggil dalam pingsan Dimas, yaitu Nia.
Keluarga dinas sampai di rumah sakit dan pemuda itu mendapatkan penangganan.
Bahkan di lakukan CT scan untuk memastikan apa ada cidera. dan untungnya tak ada yang perlu di khawatirkan.
"Pak... minta maaf Amir untuk mengajak putrinya Nia kesini pak, ibu tak bisa melihat Dimas seperti ini..." mohon Bu Ningsih.
"Tapi bagaimana Bu, ibu kan tau benar bagaimana Nia, terlebih lusa pernikahannya," kata pak Sugik yang juga bingung.
"Tapi Dimas seperti ini pak.."
Akhirnya pak Sugik pun mau tak mau harus menelpon saudara sepupu jauhnya itu.
"Assalamualaikum mas Sugik, ada apa?" tanya pak Amir yang menjawab telpon itu.
"Wa'alaikumussalam mas, saya boleh minta tolong... Dimas masuk rumah sakit dan dia terus mencari Nia, bisakah mengajak Nia kesini sebentar saja," mohon pak Sugik.
"Astagfirullah ada apa mas, kenapa Dimas bisa masuk rumah sakit seperti ini," kaget pak Amir cukup keras.
Nia yang kebetulan lewat pun tak sengaja menjatuhkan mangkuk yang berisi masker yang akan dia gunakan.
"Nduk..."
"Pak mas dimas kenapa pak?" tanya Nia yang khawatir.
"Dimas mencoba bunuh diri dengan membenturkan kepalanya ke tembok," kata pak Sugik.
"Pak antar Nia kesana pak!" kata Nia panik.
Gadis itu pun pergi dengan bapaknya ke rumah sakit, pak Amir tak mengira jika Nia bisa se khawatir ini.
Nia pun langsung masuk kedalam ruang rawat pria itu, dan duduk di samping Dimas yang terbaring lemah.
"Mas Dimas, kenapa bisa seperti ini, mas bilang jika Nia bisa bahagia dengan siapapun pilihan ku," lirih Nia.
Dia pun seakan kembali ingat kebersamaan dirinya dan Dimas.
Ya sepupu jauhnya itu adalah teman sekaligus sahabat dekatnya, Nia dulu selalu di pasangkan dengan Dimas saat jadi kembar Mayang.
Dan selalu berboncengan kemanapun jika ada acara keluarga, bahkan tak jarang memakai baju sama.
Itulah yang membuat para keluarga besar ingin menjodohkan mereka, tapi nyatanya perasaan Dimas tak terbalaskan.
Nia masih mengenggam tangan Nia, hingga perlahan dinas bangun dari kondisinya yang begitu lemah.
"Nia..."
"Iya mas, kenapa kamu jadi bodoh begini, kenapa melukai dirimu sendiri, aku tak ingin melihat mu seperti ini mas, mas janji akan ikut bahagia saat aku menikah ..."
"Maaf... aku tak bisa datang dan melihat mu bahagia, tapi aku sudah menyiapkan hadiah, semoga pria pilihan mu bisa membuat mu bahagia ya dek, dan jika kamu butuh seseorang untuk curhat maupun sandaran untuk menangis, mas siap datang memeluk mu," kata Dimas menghapus air mata dari gadis itu.
"Iya mas ... aku akan ingat itu," jawab Nia
Akhirnya Nia dan pak Amir pamit karena akan di adakan dia di rumah, dan pengantin tak boleh keluyuran.
"Aku bersumpah akan membawanya pergi, sekali saja kamu membuatnya menangis," kata Dimas melihat kepergian sepupu jauhnya itu
Di rumah Benny semua terlihat sibuk mempersiapkan acara besok hari, di rumah itu juga di adakan acara doa bersama.
Bahkan semua seserahan sudah siap di beli, dan besok akan di bawa ke rumah calon pengantin wanita.
Sedang di rumah Nia, kamar gadis itu akan di hias tapi Nia menolaknya karena dia tak suka kamarnya di acak-acak.
Nia cukup menghias kamarnya dengan bunga segar agar tercium wangi khas kamar pengantin.
Pak Amir dan Bu Sholihah sangat sibuk mengatur semua acara, terlebih setelah keduanya mengamuk pada dua putranya.
Bagaimana tidak ternyata keduanya ingin melakukan sesuatu yang bisa saja membuat malu,itulah kenapa Nia memutuskan sendiri mencari dan mempersiapkan semuanya.
Pemilik persewaan tenta dan sound sistem di buat kaget dengan pelaminan yang di sewa oleh Nia.
Pasalnya dekorasi itu sangat mewah untuk ukuran keluarga menengah kebawah.
Tapi tentu saja itu berkat Benny yang ingin memberikan yang terbaik untuk calon istrinya itu.
Itulah kenapa dia mengizinkan Nia menyewa dekorasi super wah. terutama di tahun dua ribu empat belas itu sangat mewah.
Tak hanya itu bahkan besok pagi ada sepuluh orang gadis yang akan di make up.
Dan juga orang tua pengantin dan semua saudara juga, itu saja seperti sudah menunjukkan status dari Benny.
Pukul empat sore, tanpa sepengatahuan dari semua orang Nia mandi dan setelah mandi gadis itu malah meriang.
"Pak tolong lihat Nia pak, tiba-tiba badannya panas," istri Adi yang panik.
Mendengar itu pak Amir langsung menghampiri putrinya itu di kamar, ternyata benar, suhu tubuh Nia sangat panas.
"Ya Allah nduk,kamu ini kenapa, mau nikah kok malah sakit," kata pak Amir yang memijat punggung putrinya.
Bu Sholihah membuatkan jamu kunyit dan madu, setelah minum jamu pak Amir masih memijat putrinya itu hingga akhirnya Nia ketiduran.
Dan seperti keajaiban, pukul sepuluh malam Nia terbangun dan suhu tubuhnya sudah dingin.
Dia keluar dan melihat pelaminan sudah di pasang dengan mewah,kedua kakaknya sedang membuat kembar Mayang bersama para tetangga.
Anas dan Adi yang melihat Nia sudah bangun pun memeluk adiknya itu, "besok kamu sudah jadi istri orang ya dek, ingat tetap jadi dirimu," kata keduanya.
"Iya mas," jawab Nia
Dia tak menyangka kedua kakaknya akan mengatakan hal itu, padahal kemarin mereka masih belum bisa menerima Benny.
Tapi untunglah sekarang semua sudah berubah, dia masuk kedalam kamar dan melihat ponselnya ternyata ada pesan dari Benny.
Pria itu sepertinya tak bisa tidur, meski bukan pernikahan pertamanya, tapi ini membuatnya sangat tegang.
"Ingat jangan sampai lupa dengan ijab Kabul besok, karena itu janji yang akan mas ambil di depan Tuhan," pesan Nia pada calon suaminya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
smg nia bahagia ya dimas..tp klu jodoh ga kmn ya dimas
2023-04-06
0