Mala Tak mengerti dengan pemikiran putranya, Ia langsung pergi berlari saat polisi masuk hendak menangkap nya, semua kerabat dekat terkejut akan hal itu. padahal hari ini adalah hari pernikahan nya dengan Julaika, namun justru ia menjadi buronan polisi.
semua keluarga terlihat bingung karena seharusnya mereka sudah berangkat ke rumah mempelai wanita, sementara Rasyid malah hendak di tangkap polisi.
"bagaimana ini kak ?"
Tanya Rina bingung harus berbuat apa.
Mala menggeleng dengan air mata menetes di pipi nya, tiba tiba saja Dada nya terasa nyeri hingga pandangan nya kabur.
"kak Mala....!"
Teriak Rina saat mala pingsan sedang kan Adi tengah mengurusi masalah dengan polisi.
Adi meminta keringanan pada polisi untuk menunda penangkapan Rasyid namun Polisi tidak bisa menunda waktu lagi karena semalam juga Rasyid berusaha untuk kabur.
Adi langsung masuk ke dalam rumah saat mendengar beberapa orang berteriak minta tolong, istri nya tak sadarkan diri.
Polisi terus mengejar Rasyid yang berusaha untuk lari, Soal kasus pembunuhan mungkin ia bisa mengelak dan menjelaskan hal sesungguhnya namun tidak dengan kasus narkoba karena ia memang pengedar dan juga mengkonsumsi barang haram tersebut.
Dor...
dor....
Suara tembakan tidak membuat Rasyid menyerah, ia malah lari semakin kencang hingga polisi terpaksa kembali membuang peluru dan mengarahkan tembakan ke arah kaki Rasyid.
"Ah....!"
Rasyid terjatuh saat Peluru menghantam kaki kanan nya, seketika itu rasa nyeri bercampur dengan darah yang mengalir ke celana nya yang berwarna putih.
prang......
Julaika tercenung saat tiba tiba menyenggol gelas milik Azlan yang berisi kopi hitam, Azlan dan Ara yang tengah Merapi kan barang mereka langsung terkejut dan menoleh ke arah Julaika yang langsung terperangah dan menjauh dari pecahan kaca namun naas justru ia menginjak serpihan gelas yang berada di belakang nya, Ia memang hendak menggunakan Sepatu pengantin nya.
"Ah....!"
Azlan dan Ara langsung menghampiri Julaika yang meringis kesakitan.
"kamu tidak apa apa kak ?" Ara langsung sigap menangkap tubuh Julaika yang hendak terjatuh.
"hm, tidak apa apa !"
Julaika terdiam dan tiba tiba saja perasaan nya tidak enak, ponsel nya langsung berdering terdengar seseorang melakukan panggilan telepon.
Gegas Julaika mengambil ponselnya yang berada di atas nakas.
"Jul, coba kamu telepon Rasyid. Dia sudah telat setengah jam dan penghulu sudah datang...!"
ujar Rena membuat Julaika tertegun saat mendengar seseorang berkata.
"Jul, ini Tante Rina. Maafkan kami karena tidak bisa datang dan membatalkan pernikahan kalian..!"
"Tapi kenapa ?"
Tanya Julaika.
Fardan masuk ke dalam memperhatikan Julaika tampak terguncang menerima telpon entah dari siapa.
"Rasyidin di tangkap polisi karena suatu kasus !"
tambah Rina, Mala masuk rumah sakit karena keadaan nya sangat lemah, dokter memperkirakan Mala terkena serangan jantung.
"di tangkap kenapa ?"
gegas fardan mengambil ponsel Julaika dan ingin mendengar langsung apa yang terjadi.
Azlan dan Ara masih belum beranjak dari ruangan itu, ke-dua nya tampak heran dengan apa yang terjadi.
Rida menghampiri fardan yang tengah berbicara dengan seseorang di telpon, tangan nya langsung mengepal kuat karena menahan kesal dan kecewa atas apa yang terjadi.
"Ada apa yah?"
Tanya Rida, sementara Julaika terisak dalam dekapan Rena.
"yah, penghulu sudah menunggu, mereka masih ada acara di pernikahan yang lain nya."
ujar Rian masuk ke dalam ruangan tersebut.
Fardan langsung menceritakan apa yang terjadi dengan Rasyid, sontak hal itu membuat Rian terperangah.
Pengantin pria tertangkap polisi karena kasus narkoba dan pembunuhan berencana sementara acara akad sudah di depan mata,Rian tidak mau keluarga menanggung malu karena hal itu, semua kerabat dan kolega bisnis nya sudah datang untuk menghadiri acara sakral Tersebut. Rian menoleh pada Azlan yang termangu bersama adik nya, Rian tidak memiliki jalan lain selain meminta Azlan menggantikan posisi Rasyid.
" nikahi Julaika sampai Acara selesai, aku akan membayar mu dua kali lipat.." Azlan terperangah dengan apa yang Rian sampai kan, Namun belum menjawab Azlan sudah di tarik ke depan penghulu.
"tidak bang, lebih baik batalkan saja !"
"aku tidak mau keluarga kita menanggung malu !"
Julaika sendiri tak bisa berbuat apa apa, Ia hanya bisa menangis meratapi nasibnya sendiri.
Azlan terpaku di hadapan penghulu, semua kru Wedding organizer milik nya terperangah tidak percaya melihat Azlan tiba tiba berada di depan penghulu.
Fardan sendiri tidak tahu apakah ide tersebut tepat sementara Ia tidak mengenal Azlan dengan baik, bisa saja pria itu sudah memiliki istri tapi keadaan begitu mendesak.
Ara juga mematung melihat sang kakak tiba tiba harus menikah dengan perempuan yang baru saja selesai mereka dandani, kalau sudah berada di depan penghulu Ara yakin Azlan tidak akan bisa berbuat apa-apa, jika ia membatalkan maka bukan hanya keluarga Julaika yang menanggung malu tapi karier nya juga akan terganggu, bagi mereka yang tidak mengetahui masalah yang sebenarnya akan menjudge Azlan pria yang tidak memiliki hati karena tiba tiba saja membatalkan pernikahan.
Hal itu juga Azlan pikir kan, tangan nya terulur meraih tangan penghulu, awalnya Fardan ingin ia lah sendiri yang menikah kan Julaika, Namun keadaan membuat nya benar benar kacau, wajah nya pucat karena hal memalukan ini.
"saya terima nikah dan kawin nya, Julaika Husna dengan mas kawin...?"
Azlan bingung dengan mas kawin yang hendak ia berikan, namun benaknya langsung teringat akan uang yang berada di ATM milik nya.
"kenapa diam ? ayo ulang lagi !"
ujar Penghulu meminta Azlan mengulanginya.
"Saya terima nikah dan kawin nya, Julaika Husna binti fardan dengan mas kawin yang berada di dalam ATM ini dibayar tunai !"
"sah....!"
Tangis Julaika pecah mendengar kata sah yang terdengar menggema menggetarkan jiwa nya.
Azlan tertegun sendiri, tiba tiba saja ia menikah dengan seorang perempuan yang baru ia temui beberapa jam yang lalu, Dan Julaika tiba tiba merasa pusing tak percaya dengan kenyataan yang ada.
"Julaika....!"
seseorang hendak mengajak Julaika keluar menemui Azlan suaminya malah mendapati Julaika yang tidak sadar Kan diri.
"tolong, Jul. pingsan !"
teriak Reva teman Jul, beberapa orang langsung mendatangi ruangan tersebut, sementara Azlan tertegun tak tahu harus berbuat apa, entah kenapa ia harus terjebak dalam permasalahan mereka.
Rian langsung membawa Julaika ke dalam kamar nya, Rian mendapati wajah adiknya yang basah oleh air mata, ia tahu ini tidak mudah tapi Semua terjadi begitu saja tanpa ada yang tahu akan seperti ini.
Rida langsung masuk ke dalam kamar dan menangis memeluk Julaika, Ia juga sedih dan terluka karena keadaan ini, hari bahagia yang sudah lama di nanti justru berubah menjadi kelam.
bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments