Beberapa hari menjalani rutinitas sebagai Nyssa pemilik tubuh, ia menjadi lebih terbiasa dengan kehidupannya yang sekarang. Walaupun masih merasakan kehampaan juga kerinduan pada keluarganya, terutama anak-anaknya. Apakah suaminya bisa menangani mereka? Bagaimana dengan tubuhnya? Mati atau bagaimana nasibnya, ia tak tahu.
Ia hanya dapat berpasrah segalanya kepada Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Di setiap doa yang ia panjatkan adalah memohon perlindungan untuk keluarga kecilnya, juga memohon petunjuk disetiap langkahnya karena Allah Maha Memberi Perlindungan dan Maha Pemberi Petunjuk.
Perubahan sikap dan tampilannya yang semakin tertutup tidak mempengaruhi kesehariannya, sebab pemilik tubuh sebelumnya seorang gadis yang pemalu dan penurut. Jarang sekali keluar rumah jika tidak ada keperluan. Ia dapat menyimpulkan, dari awal pemilik tubuh memang sudah diabaikan oleh sang Ayah. Hanya saja pemilik tubuh terlalu takut mengakuinya, sehingga setiap hari selalu melakukan pekerjaan rumah dengan baik berharap mendapatkan perhatian dari sang ayah. Namun semuanya sia-sia, hanya ART dan sopir dirumah itu yang peduli dengannya.
Sang ayah yang melihatnya sekarang berhijab, tak berkomentar apapun. Seakan-akan tak peduli entah anaknya berkeyakinan atau tidak. Hanya satu yang menurutnya masih manusiawi, meskipun pemilik tubuh diabaikan uang saku bulanannya tak pernah telat. Makanya, tabungan pemilik tubuh terkumpul banyak karena sifat hemat pemilik tubuh. Tapi ia tak tau apakah jumlah itu setara dengan yang diberikan kepada adik tiri pemilik tubuh atau tidak. Masa bodoh juga, daripada berburuk sangka ia memilih mensyukuri apa yang didapatnya dari pemilik tubuh.
Kegiatannya sekarang bertambah satu, yaitu sepulang kuliah atau hari libur menyempatkan untuk menemani Mami Sita menjaga Azmy. Ini sudah satu minggu sejak ia bangun di tubuh baru, selama satu minggu ini pula ia sudah berkunjung di rumah sakit. Ia mulai terbiasa bercengkrama bersama Mami Sita dan Papi Agam. Sedangkan Azmy, masih tetap sama dengan tidur lelapnya di brankar pasien.
"Assalamu'alaikum.."
"Wa'alaikumslm.. Masuk sayang, kamu bawa apa hari ini?" tanya Mami Sita antusias.
Selama seminggu ini, setiap ia menjenguk ke rumah sakit menyempatkan untuk memasak makanan. Karena itulah keahliannya, daripada membawa buah tangan yang lain mungkin tak berarti bagi mereka yang sudah berkecukupan. Ada kutipan buku yang terlintas di ingatannya, "Jika ingin menyenangkan mertua, maka masaklah makanan. Jika ingin suami betah, kenyangkan lah perutnya." Meskipun sampai sekarang ia masih enggan mengakui calon suaminya, paling tidak ia bisa berbaur terlebih dahulu.
"Nyssa bawa masakan padang mi, ada rendang, gulai nangka, daun singkong rebus, sama sambal ijo teri." jawab Nyssa yang segera mencuci tangannya setelah meletakkan rantang makanan dimeja dekat sofa. Mami Sita dan Nyssa pun menyantap makan siang bersama Rara, asisten pribadi Mami Sita.
Selesai makan siang dan membereskan rantang makanan, Mami Sita mengatakan bahwa ia harus menemani Papi Agam mengurus bisnis diluar kota selama beberapa hari. Mami Sita meminta Nyssa menemani Azmy untuk sementara waktu selama Mami Sita absen. Mami Sita menjelaskan, akan ada perawat khusus yang akan menangani semua kebutuhan Azmy. Yang perlu Nyssa lakukan hanyalah menemani dan sesekali mengajaknya berbicara agar dapat merangsang kesadaran Azmy. Mami Sita juga akan meninggalkan asisten pribadinya untuk membantu dan menemani Nyssa.
Karena tak ada pilihan lain, ia menerima permintaan Mami Sita. Lagipula ia tidak akan merawat Azmy secara langsung dan ada yang menemaninya jadi tak masalah.
Nyssa meminta izin untuk pulang terlebih dahulu untuk mengambil beberapa keperluan selama menemani Azmy nanti. Mami Sita sangat antusias, memerintahkan asisten pribadinya untuk mengantar dan membantu Nyssa bersiap.
"Assalamu'alaikum bi.." salam Nyssa yang masuk kedalam rumah disambut Ratih.
"Wa'alaikumsalam mba Nyssa, di rumah lagi sepi. Bapak sama ibu pergi menjenguk non Alexsa." jelas Ratih yang hafal dengan pertanyaan Nyssa selama beberapa hari ini.
Hal itu ia lakukan karena ia malas sekali bertemu dengan orang tua pemilik tubuh yang mengabaikan anaknya. Jadi selama seminggu ini ia menghindar untuk bertemu, hanya pesan teks yang beberapa kali dikirimkan oleh ibu tirinya untuk memastikan bahwa Nyssa melakukan perannya dengan baik.
Jika ia berada ditubuhnya sendiri mungkin akan segera menceramahi orang tua pemilik tubuh supaya tidak mengabaikan anaknya. Jangan sampai menyesal dikemudian hari karena anaknya sudah tidak bersama mereka lagi.
Nyssa meminta Rara menunggunya diruang tamu, dan meminta Ratih untuk menemaninya. Sementara ia berkemas di kamar, menginap di rumah sakit mungkin lebih baik daripada di rumah yang hampa. Setidaknya untuk menunjukkan kepada Ayah pemilik tubuh, bahwa anaknya yang sekarang bukan lagi anak yang meminta perhatiannya. Meskipun sebagai anak akan menanggung dosa karena mengabaikan orang tuanya, tapi apa boleh buat. Berharap seperti apapun tidak merubah keadaan. Bahkan secara kasar, hidup dan mati pemilik tubuh seperti tak ada artinya.
Nyssa yang menempati tubuh anaknya yang mendapat keuntungan, karena tak perlu memikirkan pandangan orang tuanya. Karena Nyssa sudah terbiasa hidup sendiri sebagai yatim piatu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments