Chapter 5

Reynold merasa kecewa ketika Annisa pergi begitu saja, tetapi dia mengerti bahwa Annisa masih terluka karena masa lalu mereka. Dia memutuskan untuk memberikan Annisa waktu dan ruang untuk menyembuhkan diri sendiri.

Meskipun Reynold terus menghubungi Annisa dan berusaha meminta maaf serta memberikan penjelasan, Annisa tetap keras kepala dan menolak untuk mendengarkan apapun dari Reynold. Dia masih merasa terluka dan tidak ingin terjebak kembali dalam hubungan yang membuatnya sakit.

Meskipun Reynold telah berusaha untuk menghubungi Annisa berkali-kali, Annisa tetap menolak setiap ajakan bertemu Reynold. Dia tidak ingin mendengar penjelasan apapun dari Reynold dan merasa bahwa masa lalu mereka harus ditinggalkan.

Suatu hari, Annisa menerima telepon dari teman mereka, Sarah. Sarah mengundang Annisa ke acara pesta ulang tahun Reynold yang akan diadakan malam itu. Annisa awalnya menolak undangan tersebut, tetapi Sarah meminta Annisa untuk mempertimbangkan kembali dan memberikan Reynold kesempatan untuk menjelaskan segalanya.

"Annisa, aku tahu bahwa kamu masih terluka karena masa lalu kamu dengan Reynold. Tetapi aku juga tahu bahwa Reynold sangat menyesal atas kesalahan yang telah ia buat. Aku harap kamu bisa memberikan kesempatan padanya untuk menjelaskan segalanya," kata Sarah dengan suara lembut.

Annisa tetap enggan menemui Reynold meskipun ia terus menerima panggilan dan pesan dari Reynold. Ia masih merasa kesal dengan Reynold dan tidak ingin mendengar penjelasannya.

Annisa masih tetap pada pendiriannya untuk tidak menemui Reynold setelah kejadian di restoran. Ia memutuskan untuk fokus pada pekerjaannya dan mengisi waktu luangnya dengan berolahraga dan melakukan aktivitas yang menyenangkan.

Beberapa bulan telah berlalu sejak Annisa menerima undangan dari Sarah untuk hadir di pesta ulang tahun Reynold. Meski dia tidak bertemu Reynold lagi, Annisa masih memikirkan penjelasan apa yang ingin diberikan oleh Reynold, tetapi di sisi lain dia masih merasa kecewa dengan sikap Reynold yang meninggalkannya begitu saja, melupakan hubungan mereka yang sudah terjalin beberapa tahun.

Setelah menyelesaikan rutinitas kerjanya di kantor, Annisa berjalan pelan di sepanjang jalan yang sepi menuju restoran kecil yang berada di sudut jalan. Hari sudah mulai gelap dan matahari hampir tenggelam di balik gedung-gedung tinggi. Ia merasakan perutnya mulai keroncongan dan pikirannya merenung tentang apa yang sebenarnya ingin ia lakukan. Apa yang dia lakukan di sana? Apakah ia benar-benar ingin bertemu Reynold setelah semua yang telah terjadi?

Tetapi meskipun ragu, Annisa masih melangkah maju dan masuk ke dalam restoran. Ia melihat Reynold duduk di meja di sudut ruangan, tampak gelisah dan sedih. Reynold mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Annisa.

"Annisa," ucap Reynold dengan suara bergetar.

Annisa tidak menjawab, hanya mengangguk dan duduk di samping Reynold. Mereka diam beberapa saat, saling menatap satu sama lain tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Maafkan aku," ucap Reynold akhirnya dengan suara bergetar.

Annisa menatap Reynold dengan tatapan kosong, lalu memalingkan wajahnya.

"Apa yang kau inginkan Reynold?" tanyanya dengan suara yang dingin.

Reynold menggigit bibirnya, menahan tangis. Ia berusaha untuk menjelaskan perasaannya, namun tidak mampu menemukan kata-kata yang tepat. Dia merasa sangat menyesal atas apa yang telah dilakukannya kepada Annisa, dan ingin sekali meminta maaf dan memperbaiki segalanya.

Namun Annisa masih terluka dan kesal dengan Reynold. Dia merasa bahwa Reynold telah mematahkan hatinya, dan tidak mampu memberikan maaf kepadanya.

"Mengapa kamu masih menghubungiku, Reynold? Apa yang kau inginkan dariku?" tanyanya lagi, suaranya mulai meninggi.

Reynold menatap Annisa dengan mata yang berkaca-kaca. Dia merasa sangat menyesal atas kesalahan yang telah ia buat, dan tidak ingin kehilangan Annisa dari kehidupannya.

"Aku masih mencintaimu, Annisa," ucapnya dengan suara terbata-bata.

Annisa menatap Reynold dengan tatapan tajam, namun terdengar suara gemetar ketika ia menjawab, "Tapi cintamu tidak cukup untuk memperbaiki semua yang telah kau lakukan. Kamu telah mematahkan hatiku, Reynold, dan aku tidak tahu apakah aku bisa mempercayaimu lagi."

Keduanya akhirnya saling menatap tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Sejenak, mereka merenung dan merenung tentang apa yang telah terjadi antara mereka, dan berusaha mencari jalan keluar dari masalah yang mereka hadapi.

Flashback on.

Reynold merasa gugup saat duduk di ruang tunggu rumah sakit. Ia datang ke sini setelah merasakan gejala aneh yang terus berlangsung selama beberapa minggu terakhir. Setelah beberapa saat menunggu, dokter akhirnya memanggil Reynold untuk masuk ke ruangannya.

"Dok, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Reynold dengan nada khawatir.

"Saya mohon maaf, Reynold. Setelah melakukan beberapa tes, saya menemukan bahwa Anda menderita penyakit serius," kata dokter dengan suara pelan.

Reynold merasa ngeri mendengar kabar tersebut. Dia takut menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian. Tapi ada satu hal yang lebih menakutkan daripada penyakitnya, yaitu bagaimana cara mengatakannya pada Annisa.

Dia dan Annisa telah menjalin hubungan selama bertahun-tahun, dan Reynold tahu betul bahwa dia sangat mencintai Annisa. Tapi ia tidak tahu apakah Annisa akan tetap bersamanya setelah mengetahui kondisi kesehatannya.

Reynold pulang ke rumah dengan pikiran yang bercampur aduk. Dia duduk di sofa, menatap kosong ke arah dinding, mencoba merenungkan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Setelah memikirkan semuanya, Reynold akhirnya mengambil keputusan sulit. Ia harus memutuskan hubungan dengan Annisa.

Dengan hati yang berat, Reynold mengambil telepon dan menelpon Annisa. Saat telepon diangkat, Reynold merasakan detak jantungnya semakin cepat.

"Annisa, aku perlu bicara denganmu," kata Reynold dengan suara yang gemetar.

Annisa merasa heran mendengar suara Reynold. Biasanya mereka hanya berbicara lewat pesan singkat atau email saja. Annisa merasa ada yang salah ketika mendengar suara Reynold yang bergetar.

"Apa yang terjadi, Reynold? Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Annisa dengan suara cemas.

Reynold menarik napas dalam-dalam sebelum berbicara lagi. "Annisa, kita harus berbicara serius. Aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita."

Annisa merasa terkejut dan kecewa mendengar kabar tersebut. Dia tidak mengerti mengapa Reynold bisa tiba-tiba memutuskan hubungan mereka.

"Tapi kenapa, Reynold? Apa yang salah?" tanya Annisa dengan nada sedih.

Reynold merasa ngeri untuk mengungkapkan penyakitnya pada Annisa. Ia tidak ingin membuat Annisa sedih dan merasa terbebani.

"Tidak ada yang salah, Annisa. Aku hanya merasa ini adalah hal yang terbaik untuk kita berdua," kata Reynold dengan suara bergetar.

Annisa merasa sedih dan bingung. Dia tidak tahu apa yang salah dengan hubungan mereka, dan Reynold tidak memberikan penjelasan yang jelas.

Setelah mereka menutup telepon, Reynold merasa sangat sedih dan merasa kehilangan. Dia tahu bahwa dia akan menghadapi masa depan yang sulit dengan penyakitnya.

Flashback off.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!