Chapter 2

Setelah menyelesaikan pekerjaan mereka di kantor, Annisa dan Michael keluar untuk melakukan riset tentang tren fashion di New York. Mereka berjalan-jalan di sekitar kota, mengunjungi berbagai toko pakaian dan butik untuk mencari inspirasi.

Saat sedang menelusuri rak-rak pakaian di sebuah butik, Annisa tiba-tiba menemukan sebuah dress yang sangat cantik. "Lihat ini, Michael," kata Annisa sambil mengangkat sebuah dress berwarna merah muda.

Michael melihat dress tersebut dengan penuh minat. "Wow, itu sangat cantik. Kamu harus mencobanya," katanya.

Annisa mengambil dress tersebut dan masuk ke ruang ganti untuk mencobanya. Setelah beberapa saat, ia keluar dengan dress yang menakjubkan. "Bagaimana aku terlihat?" tanya Annisa.

Michael terkesan dengan penampilan Annisa. "Kamu terlihat sangat cantik. Sepertinya dress itu cocok sekali untukmu," kata Michael.

Annisa tersenyum. "Terima kasih, Michael. Aku pikir aku akan membelinya."

Mereka melanjutkan riset mereka tentang tren fashion di New York, dan berhasil menyelesaikan artikel mereka tepat waktu. Proyek tersebut membawa mereka lebih dekat satu sama lain, dan Annisa merasa senang karena bisa bekerja dengan Michael.

Mereka berdua mulai bekerja dengan giat untuk menyelesaikan proyek tersebut, mengunjungi berbagai toko dan butik fashion di seluruh kota, serta menghadiri berbagai acara fashion yang diadakan di New York.

Annisa sangat terkesan dengan pengetahuan dan ketertarikan Michael tentang dunia fashion, yang ternyata sangat mendalam. Dia merasa semakin terpesona dengan Michael karena kemampuannya untuk melihat keindahan di dalam segala hal, bahkan dalam dunia fashion yang sering kali dianggap sebelah mata oleh banyak orang.

"Wow, koleksi di sini sangat menarik. Aku suka cara mereka menggabungkan warna dan motif yang berbeda-beda." Ucap Annisa.

“Ya, aku setuju. Mereka benar-benar memperhatikan detail kecil dan menciptakan sesuatu yang indah." Balas Michael.

“Kamu tahu, aku suka cara kamu melihat keindahan dalam segala hal, bahkan dalam dunia fashion yang terkadang dianggap sebelah mata." Puji Annisa.

“Terima kasih, Annisa. Aku hanya merasa bahwa keindahan dapat ditemukan di mana saja, jika kita memperhatikan dengan seksama." Balas Michael.

“Aku setuju. Dan aku sangat senang bisa melakukan riset tentang fashion bersamamu. Kamu memiliki banyak pengetahuan tentang dunia fashion." Ucap Annisa.

“Terima kasih, Annisa. Aku juga senang bisa bekerja denganmu. Kamu sangat berbakat sebagai seorang jurnalis." Ucap Michael.

“Aku berharap kita dapat menyelesaikan riset ini dengan baik dan memberikan hasil yang memuaskan untuk majalah kita." Ucap Annisa dengan semangat.

“Pasti. Aku yakin kita akan membuat sesuatu yang hebat bersama-sama." Balas Michael.

Annisa merasa semakin terkesan dengan Michael dan ketertarikannya pada dunia fashion. Dia merasa senang bisa bekerja bersama dengan Michael dan berharap bisa lebih dekat dengan dia di masa depan.

Setelah selesai melakukan riset, Annisa dan Michael menghabiskan waktu bersama-sama, berbicara tentang proyek mereka dan hal-hal lain yang membuat mereka tertarik. Semakin lama mereka berbicara, semakin jelas bagi Annisa bahwa dia semakin jatuh cinta pada Michael.

Setelah proyek selesai, Annisa dan Michael kembali ke kantor mereka, dan setelah jam kerja selesai, mereka memutuskan untuk pergi ke bar untuk minum bersama. Di sana, mereka berbicara tentang berbagai hal dan merasa semakin dekat satu sama lain.

Kantor tempat Annisa bekerja, majalah mode ternama, telah merencanakan sebuah acara besar untuk merayakan ulang tahun mereka yang ke-10. Acara tersebut akan diadakan pada Jumat malam di sebuah hotel mewah di pusat kota. Annisa, yang merupakan editor majalah, sangat antusias untuk menghadiri acara tersebut dan memastikan semuanya berjalan dengan lancar.

Pada malam acara, Annisa memasuki ballroom hotel yang telah dipenuhi oleh para tamu undangan. Ia melihat panggung di tengah ruangan dan mengetahui bahwa akan ada pertunjukan mode. Tiba-tiba, seseorang menyentuh bahunya dan menyapanya dengan senyum hangat. Annisa menoleh dan terkejut melihat seorang model yang sangat cantik di depannya. Model tersebut menunjukkan kartu identitasnya dan mengatakan bahwa ia adalah satu dari beberapa model yang akan tampil malam itu.

Annisa dan model tersebut berbincang-bincang sejenak dan mereka terus menemukan banyak kesamaan dalam pekerjaan mereka. Model tersebut sangat ramah dan terbuka, dan Annisa merasa sangat nyaman berbicara dengannya.

Acara mode pun dimulai dan Annisa terkesima dengan desain busana yang ditampilkan. Ia terutama terkesan dengan gaun pengantin yang dikenakan oleh salah satu model, yang sangat cantik dan elegan. Ketika acara selesai, Annisa mencari-cari model yang bernama Ivy yang tadi berbicara dengannya, namun tak ditemukannya.

Tetapi, ketika ia sedang mencari Ivy untuk mengucapkan selamat, Annisa melihat Michael memeluk erat Ivy dan menciumi pipinya.

Annisa merasa kecewa dan terkejut melihat Michael dan Ivy seperti itu. Hatinya hancur karena selama ini ia merasa dekat dengan Michael dan merasa ada perasaan yang istimewa antara mereka.

Tetapi, Annisa mencoba untuk tidak menunjukkan perasaannya di depan Michael dan Ivy. Ia memutuskan untuk meninggalkan tempat tersebut dan pergi ke bar di sebelahnya.

Annisa merasa hancur dan kecewa setelah melihat Michael memeluk erat Ivy dan menciumi pipinya. Ia merasa seperti dihantui oleh kenangan lama yang telah lama dikubur di dalam hatinya. Ia merasakan rasa sakit yang sama seperti yang pernah ia rasakan saat bersama mantan kekasihnya dahulu.

Ia merasa terpuruk dan tidak tahu harus berbuat apa. Akhirnya, ia memutuskan untuk pergi ke bar di sebelahnya dan membeli minuman beralkohol untuk menghilangkan perasaannya yang sedih.

Di bar, Annisa menangis sendirian di meja pojok. Ia merasakan rasa sakit dan kesedihan yang dalam, dan merenung tentang kenangan lama yang telah lama ia kuburkan.

Annisa merasa sangat sedih saat melihat Michael memeluk erat Ivy dan mencium pipinya. Ia merasa seperti hatinya hancur menjadi berkeping-keping dan ia tidak bisa mengontrol perasaannya yang sedih dan kecewa.

Dia merasa seperti semua kenangan manis yang telah mereka bagikan bersama selama ini hanya menjadi tidak berarti. Bagaimana mungkin Michael membuatnya merasa seperti dia adalah satu-satunya wanita di dunia, tetapi ternyata ia sedang bersama dengan Ivy?

Annisa merasa seperti dia telah tertipu dan disia-siakan. Ia bertanya-tanya apakah semua perasaan Michael padanya hanya bohong belaka atau memang ada sesuatu yang lebih di antara mereka.

Ia merasa marah pada Michael karena tidak memberitahunya tentang tunangannya. Ia merasa seperti dia telah menjadi orang bodoh karena telah menaruh perasaannya pada Michael, sementara sebenarnya dia tidak tahu apa-apa tentang kehidupan pribadi Michael.

Namun di balik semua perasaan sedih dan kecewa, Annisa merasa sedikit lega karena kini ia mengetahui kebenaran tentang hubungan antara Michael dan Ivy. Meskipun itu tidak membuat hatinya lebih ringan, setidaknya ia tidak lagi dibutakan oleh harapan dan fantasi yang tidak realistis.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!