Aku menatap sedih wajah anak ku yang lemas tidak bersemangat nya karena di hari Ayah, Suami ku selaku Papa malah tidak datang.
"Kemana kamu, Mas?" gumam ku khawatir. "Tidak seharusnya kamu buat seperti ini pada anak mu, darah daging mu sendiri!" ingin rasa nya aku menangis. Tampak nya suami ku benar-benar membunuh ku secara perlahan. Tapi demi anak ku, aku berusaha menghilangkan seluruh kegalauan ini.
"Peserta tarian pembuka acara, silahkan maju!" suara pemimpin acara sudah meneriaki dari depan.
Aku menatap Putri ku, sekarang giliran dia dan keempat teman-temannya menari. "Audrey, sebentar lagi Papa akan datang, sayang. Ayo maju, sekarang giliran mu."
Audrey berjalan dengan tubuh lemas. Tidak ada kebahagiaan tercipta di wajah nya.
"Mas Dimas, cepatlah datang. Tuhan berikan keajaiban mu!" aku berdoa begitu Audrey maju.
Aku merekam penampilan anak ku, di antara keempat teman-teman nya yang menari, hanya Audrey yang tidak tersenyum. Anak ku sayang, anak ku malang, betapa jahat nya lah papa mu mengecewakan putri sebaik mu. Kali ini hati ku menangis.
Bukan tidak ku beri tahu keinginan Audrey pada Mas Dimas. Mas Dimas nya yang tidak hadir.
Audrey dan teman-teman nya menampilkan tarian, begitu banyak yang bertepuk tangan dan merekam penampilan itu.
Anak ku turun dari panggung, aku langsung memeluk dan menggendong tubuh mungil nya. "Penampilan mu sangat bagus, Sayang!" kata ku semangat.
Namun Audrey tidak sesemangat diri ku. Anak ku terus memperhatikan sekitar. Seolah sedang melihat apakah ada Papa nya di aula ini.
"Papa belum datang ya Ma?" tanya Audrey.
Demi apapun, Aku tidak tahu mau jawab apa. Jawaban ku akan terhitung berbohong karena Aku tidak tahu mas Dimas akan datang atau tidak. Sudah tiga kali aku berbohong pada putriku, aku tidak mau menambah dosa dengan berbohong keempat kali nya.
"Kita tunggu saja ya, sayang," bisik ku lembut.
Audrey hanya mempersembahkan tari-tarian. Selebih nya kami menjadi penonton. Anak ku semakin lemas dan sedih. Aku bersyukur Audrey tidak banyak tingkah.
Jika anak lain akan membuat keributan ketika keinginan nya tidak tercapai, Audrey tidak akan berbuat ulah. Audrey duduk di samping ku dan berusaha bersabar. Aku menanam kesabaran di hati anak ku. 'Orang sabar akan menuai banyak kelimpahan dan rahmat'. Begitu yang ku katakan.
Tapi dengan kasus seperti ini, aku sebagai orang tua nya pun tidak berani membuktikan nya.
Acara selesai pukul satu siang. Kami pulang tanpa Mas Dimas bersama kami.
Acara peluk, cium, dan suap ayah dilakukan bersama ku. Aku juga sudah menginfo gurunya, dan di perbolehkan.
Saat di jalan, terjadi hujan. Aku dan Audrey berjalan kaki dan membawa payung. Sengaja, Audrey ku gendong supaya tidak basah karena tubuh nya hanya setinggi 110 cm. Anak ku menatap jalan di depan nya dengan tatapan kosong.
"Papa tidak datang, Mama," kata Anakku sedih. Kali ini air matanya keluar meski setetes.
Dada ku sesak melihat kesedihan Anak ku. Jika saja kamu tahu nak, Mama juga sedih papa mu tidak menepati janji nya. Tapi aku tidak ingin menambah beban pikiran Audrey dengan curhat pada nya.
Tiba-tiba aku berlari, itu membuat nya terkejut kemudian bertanya, "Kenapa lari Ma?" suara Audrey panik.
"Kita main hujan-hujanan yuk?" tanya ku sambil menutup payung yang sebelumnya menghalangi hujan membasahi kami.
"Memang boleh?" tanya Audrey bingung.
Aku mengangguk, "Sangat boleh sayang!"
Kami berlari dan bermain air selama hujan membasahi bumi.
Ingatan akan papa nya yang tidak datang ke acara sekolah nya pun tampak nya sudah Audrey lupakan sedikit demi sedikit.
"Tangkap ini, Sayang!" aku melempar air yang tertampung di tangan ku.
"Wah, Ma … Zzzz dingin!" ia menggigil setelah mendapat air yang mengenai tubuh nya.
Sampai hujan tidak sederas tadi dan tersisa rintiknya.
Segera ku hentikan semua ini. "Sudah-sudah, kita langsung pulang ya."
Audrey mengangguk. Sejam bermain air hujan membuat bibir anak ku pucat. Tapi kesenangan tak lepas dari wajah chubby nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Uthie
Ingatlah moment kekecewaan ini sbg bahan agar tak memberikan harapan bagi pelaku pembuat kesedihan 👍
2023-05-07
2