Setelah ku pastikan anak ku tidur dengan pulas, Aku berusaha membujuk suami ku untuk datang ke acara sekolah Audrey.
"Ayo lah, Mas. Aku hanya minta Mas turuti satu! saja keinginan Audrey, bukan keinginan ku
Okelah kalau Mas tidak menyukai ku. Tapi ini Audrey loh. Permintaan nya tidak macam-macam kok. Aku rasa Audrey tidak akan mengganggu apapun. Mas hanya duduk, dan menyaksikan Audrey dan teman-teman nya mempersembahkan beberapa persembahan untuk memeriahkan suasana."
"Tanggal berapa?"
Aku senang suami ku menanyakan hal itu. "Besok Mas. Jam Delapan," jawab ku semangat.
Mas Dimas mengangguk, tapi wajah nya tampak kesal, "Akan ku usahakan."
Seketika aku tersenyum dan memeluk suami ku tanpa sadar.
"Eh, kenapa main peluk-peluk gitu?!"
Pandangan ku beralih, ada Sarah di sana. Dia menatap ku tidak suka, aku dan suami ku seperti pasangan tak sah yang di grebek.
"Kenapa memang nya?" tanyaku merasa aneh. "Mas Dimas kan Suami ku juga!"
Belum Sarah menjawab, mas Dimas langsung melepas pelukan kami. Dia menjauh dari ku, tapi malah mendekat ke Sarah.
"Jangan saling emosian, kalian berdua istri Mas, harus akur!"
Aku emosi. "Akur sih akur Mas. Tapi istri baru mu ini yang selalu ajak gelud! Mas juga Suami aku, tapi dia natap kita kayak pasangan kumpul kebo!"
"Sudah-sudah, jangan marah-marahan. Keluar dulu kamu dari sini Mia."
'Enak aja mas Dimas ngusir aku.'
"Mia mau di sini, Mas," kata ku kesal.
Terdengar helaan nafas Mas Dimas. Dia menatap ku dengan tatapan teduh, "Mia, bukan nya mas sudah turuti keinginan mu? Sekarang turuti keinginan mas 'ya?"
Akhir nya aku keluar dari kamar madu ku itu. Hampir saja aku melupakan permintaan Audrey.
Meskipun begitu tetap saja kekesalan ini muncul dalam hati, 'Istri muda!' gerutu ku.
Dahulu setelah Mas Dimas menikah, diri ini mengira, suami ku akan semakin mencintai ku setelah menuruti segala keinginan nya. Mulai meretui nya menikah lagi, sampai membiarkan istri baru mas Dimas tinggal se-rumah denganku.
Tapi aku salah, suami ku semakin menginginkan 'kepergian ku' dari hidup nya.
Lihat lah, Mas Dimas dan si Sarah kampret itu lagi-lagi memadu kasih, seolah dunia ini adalah milik berdua.
Yang lain? Hahaha, hanya menumpang!
Isssshhh, bagi ku yang mereka lakukan begitu menjijikkan! Itu sebab nya aku tidak mau bersentuhan dengan suami ku, hal itu selalu didukung oleh mas Dimas yang tidak meminta jatah nya pada ku.
...*******...
Pagi ini Aku menemani Audrey pergi ke sekolah.
Tapi anak ku terus bertanya seolah khawatir, "Ma, Papa tidak ikut bersama kita ya?"
Aku terdiam sejenak. Subuh tadi, Sarah si kampret itu menga ku sakit perut, jadi Mas Dimas membawa nya ke rumah sakit.
Tapi sampai sekarang, jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, mas Dimas belum kunjung menampakkan batang hidung nya.
"Nanti Papa nyusul kata nya."
Audrey dengan wajah lesunya mengangguk. Aku paham apa yang tengah di rasakan anak ku ini. Dia pasti kecewa.
"Papa hanya sebentar kok, nak. Tadi mama Sarah sakit perut, jadi di antar ke rumah sakit." Akhir nya aku mengatakan yang sebenarnya.
Tapi raut sedih di wajah anak ku tak kunjung berubah.
*
Entah kesalahan apa yang sudah ku lakukan di hari lampau, sampai kesialan ini datang kepada ku.
Mas Dimas tidak datang! Tidak peduli jika acara sudah di mulai tepat pukul delapan. Aku berusaha menghubungi mas Dimas, tapi nomor nya tidak aktif.
"Ma, Papa kenapa tidak datang? Kata mama, Papa nyusul?"
Aku tidak tahu apa mas Dimas akan datang atau tidak. Tapi mulut ini berkata, "Tunggu lah sebentar."
Untung saja Audrey mengerti, di buktikan dengan anak ku yang terdiam meski aku cukup paham perasaan nya sangat kesal saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Hasrie Bakrie
Dimas bangke
2025-03-26
0
Souma Kazuya
ayah tipe sampah
2023-07-13
0
Dhinok Farrel
kok masih mau sama suami kayak gitu... tinggalkan saja, ganti suami baru😁
2023-05-27
1