Walau sudah ku coba mempertahankan Mas Dimas dari keputusan gila nya, tetap saja itu tidak berhasil. Mas Dimas, tetap pada keinginan nya menikahi wanita yang mas Dimas akui sebagai cinta pertama nya itu.
Aku tidak masalah jika mas Dimas menikah lagi, tapi aku tidak ingin cinta ku terbagi, hem. Walau tahu mas Dimas tidak pernah mencintai ku.
Dalam kurang dari seminggu, mas Dimas berhasil menikahi Sarah si cinta pertama nya itu.
Aku akui Sarah sangat cantik. Dia bertubuh tinggi, berkulit putih dengan body yang cukup 'besar'. Hem, beberapa bagian sangat menonjol dan kini aku tau alasan mas Dimas mengaku Sarah selalu terbayang dalam tiap detik kedipan mata nya.
Gadis ku Audrey yang selalu berada dalam dekapan ku selalu bertanya-tanya. "Mama, kenapa Papa punya perempuan baru?"
"Mama, kenapa papa dan perempuan itu terus pelukan?"
"Mama, kenapa Papa dan perempuan itu terus di kamar yang sama sedangkan Mama tidak?"
Dan, banyak pertanyaan lagi.
Mia hanya menjawab semua pertanyaan itu dengan satu kalimat, "Papa sudah menikah dengan perempuan itu, sayang. Jadi sekarang, perempuan itu adalah Mama kamu juga."
"Tidak! Audrey hanya punya satu Mama. Yaitu Mama Mia. Bukan perempuan itu!" Audrey berteriak sambil menunjuk kesal ke arah Sarah. Yang kebetulan ada mas Dimas di sana.
"Apa itu Audrey?" suara Mas Dimas yang berbicara rada tidak suka bahkan tatapan nya seolah merendahkan ku.
"Ssstt, jangan bicara sembarangan seperti itu, Sayang," ucapku memperingatkan. Audrey mengangguk, segera ku gendong tubuh anak ku mendekat ke depan suami dan madu ku.
"Audrey, minta maaf sama Mama Sarah," kata ku memberi instruksi.
Mas Dimas memperhatikan, dan terlihat wajah sombong Sarah yang cukup menjengkelkan.
Dalam gendongan ku, ku arahkan tangan Audrey menyalim Sarah. Tapi Sarah nya sama yang tidak mau.
"Maaf ya Mama Sarah," aku berbicara mewakilkan anak ku. Tapi tidak ada respon dari Sarah. Dia menunjukkan tatapan sinis, seolah tak menyukai keberadaan kami berdua.
Akhirnya aku pergi dari hadapan mereka. Masuk ke dalam kamar, sembari berbisik pada Audrey, "Lain-kali jangan begitu ya, nak."
"Tapi kenapa Ma?"
Aku tidak tahu mau jawab apa dengan pertanyaan putri ku. Audrey memang masih kecil, dia masih penasaran dan ingin tahu segala hal.
"Kamu harus jadi sopan pada orang yang lebih tua," hanya itu yang bisa ku katakan.
Hari-hari berikut nya sama saja. Suami ku semakin menunjukkan ketidak pedulian nya, bahkan pada Audrey putri nya sendiri. Aku sakit hati. Tapi memilih bertahan karena anak ku masih memerlukan seorang ayah.
"Mama, kenapa Papa semakin cuek sama Audrey? Audrey ada salah ya? Kalau Audrey ada salah, kata Mama Audrey harus minta maaf. Tunggu sebentar ya, Audrey mau jumpai Papa."
Segera ku genggam tangan nya. "Kamu tidak bersalah sayang, Papa mungkin hanya sedikit lelah sepulang bekerja."
Anak ku tidak menjawab. Mata nya terpaku pada Mas Dimas yang mendekap, mencium mesra istri kedua nya. Segera ku alihkan pandangan Audrey dengan kata, "Kita selesaikan PR kamu dulu ya."
Kami masuk ke dalam kamar. Aku mengajari anakku berhitung sesuai PR yang di berikan gurunya.
Audrey masih TK, dia adalah anak yang aktif, selalu penuh semangat setiap hari nya. Tetapi setelah Papa nya menikah lagi,
Audrey jadi pribadi yang pendiam dan pemurung. Dia tidak seperti Audrey putri ku yang dulu. Sekarang aku tengah berusaha membuat nya
kembali menjadi anak yang ceria, dengan lebih sering mengajak nya berjalan-jalan dan bermain di luar rumah sementara Suami dan madu ku bermandi peluh setiap kami tidak ada di rumah.
"Ma," panggil Audrey.
Seketika kesadaranku kembali dan menatap Audrey dengan serius. "Kenapa Sayang?"
"Hem, besok … Audrey ada acara di sekolah."
"Terus?"
"Besok, ada hari Ayah, Mama. Jadi Audrey mau ajak Papa. Tapi, Audrey takut Papa marah dan semakin mencueki Audrey. Mama boleh bujuk Papa buat ikut temani Audrey?"
Aku paham.
"Nanti ya, Audrey, Mama usahakan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Uthie
Part ke dua yg tambah bikin sesak dada bacanya 😢
2023-05-07
1