Jingga dan papa nya menunggu di depan ruang ICU di mana sang ibu kini sedang berjuang melawan penyakit nya,para dokter dan perawat saling bekerja sama agar kondisi pasienya stabil kembali,tak lama kemudian dokter keluar,Jingga dan papanya sigap menanyakan tetang kondisi ibunya
" bagaimana keadaan istri saya dok???
"pasien sudah melewati masa kritisnya,sebentar lagi akan di pindahkan keruang rawat"
" syukurlah,trimakasih dokter"
"sama sama"
Jingga dan papanya bernafas lega setelah mengetahui kondisi orang terkasihnya dalam kondisi yang stabil,lalu mereka berdua pun sama sama menuju ruangan ibunya
Di tempat lain,Awan baru sampai di rumah,dengan menenteng tas plastik putih berisi martabak manis kesukaan adiknya
"Assalamualaikum,Awan pulang"
"walaikum salam"jawab sang adik sambil membukakan pintu dengan wajah cerianya
"dapat kak"
" maaf ya dik,abang yang biasa jualan,hari ini gk jualan"
Awan memang selalu saja begitu suka sekali menggoda adiknya padahal kini adiknya sudah besar,sudah kelas 3 SMA,sebentar lagi lulus tapi bagi Awan,adiknya itu tetap lah adik kecil yang imut dan akan selalu ia lindungi
Sang adik yang faktanya sudah remaja namun tetap saja manja pada kakaknya itu pun langsung membalik badan dengan wajam cemberut meninggalkan sang kakak di luar rumah,dan Awan yang gemas dengan sang adik langsung menunjukan martabak yang di belinya
"tapi boong"
Lintang yang mendengarnya pun lansung berbalik badan dengan wajah ceria dan berlari sambil berkata
"kakak"
memang dasar Awan yang niat banget menggoda sang adik,bukanya memberikan martabak pada adiknya,justru malah membawa martabak itu lari kedalam melewati sang adik begitu saja,dan sang adik pun mengejar sang kakak alhasil justru mereka malah main kejar kejaran layaknya anak kecil,padahal usia mereka sudan 27 tahun dan 17 tahun,sang ibu yang melihat tingkah anak anak nya hanya bisa tersenyum dan geleng geleng kepala,bahagia dan bersyukur memiliki anak anak yang rukun dan penuh kasih meski ia membesarkan anak anak nya sendiri setelah kepergian suaminya 8 tahun yang lalu karena kecelakaan,semanjak saat itu,sang ibu menghidupi anak anaknya dengan berjualan kue tradisional
" sudah sudah,jangan berlarian terus,mana martabaknya ibu juga mau"
"kakak itu bu" jawab Lintang senang karena ibu ada di pihaknya
" ah ibu nggak seru" jawab Awan sambil meletakan martabak yang di bawanya ke tangang ibunya
" kamu ini ada ada saja"
Kemudian mereka semua duduk dan memulai memakan martabak yang Awan beli tadi,sambil mendengarkan cerita Lintang,mengenai beasiswa kuliahnya nanti,hingga waktu menunjukan pukul 09.00 wib,dan mereka semua bergegas menuju kamar masing masing untuk istirahat
Pagi menjelang sekitar pukul 04.30,Awan bangun,ia lantas kekamar mandi untuk mengambil wudhu dan melaksanakan sholat shubuh,setelahnya ia bergegas ke dapur untuk menyiapkan sarapan,karena memasak adalah hobi sekaligus pekerjaan Awan saat ini,tiga puluh menit berkutat di dapur sarapan pun siap di hidangkan tak lupa ia membukus dua bekal satu untuknya dan satu untuk Jingga,pujaan hatinya lalu bergegas mandi dan berangkat kerja,seperti biasa Awan akan memarkirkan kendaraan roda duanya di taman menunggu pujaan hatinya itu datang,jika biasanya menunggu adalah hal yang membosankan,namun tidak bagi Awan,nyatanya hampir empat puluh lima menit berlalu tak membuat Awan ingin pergi,hingga dari kejauhan terlihat mobil sedan warna putih,yang sudah Awan ketahui jika yang ada di dalam mubil itu adalah Jingga,Jinggapun memberhentikan kendaraanya dan keluar dari mobil mengahampiri Awan,tanpa basa basi lagi ia menengadahkan tangan nya di depan Awan,Awan yang paham maksudt Jingga pun memberikan apa yang di minta,karena kejadian seperti ini sudah berlangsung lama,setiap hari Awan akan menunggu Jingga di taman,dan setiap di tanya jawaban nya tetap sama ingin memberikan bekal makan siang,dan tanpa berniat ingin bertanya Jingga yang sudah mendapatkan bekal makan siangnya pun hendak berbalik menuju kendaraanya namun satu kata dari Awan menghentikan langkahnya
"tunggu"
Jingga berbalik,dan berkata
"iya kak,ada apa"
jingga memanggil Awan dengan sebutan kakak karena ia lebih muda,Awan berdiri tegap dengan kedua tangan di masukan kedalam saku celananya
"apakah bisa,memberikan aku sesuatu????
"apa"
"hatimu"
Jingga yang tak paham dengan maksud Awan pun,bingung harus menjawab apa?
"apa"
" aku mencintaimu,maukah kau menjadi kekasihku???"
Jingga syok,dan tak menyangka pagi iniAwan akan mengatakan isi hatinya padanya,padahal sudah jelas bahwa ia pun memiliki rasa yang sama pada Awan,semenjak Awan selalu ada untuknya,namun tetap saja ia masih tak percaya,ia merasa ini hanya sebuah mimpi baginya,ia tak siap,ia tak sanggup berbicara mulutnya seakan terkunci,matanya tak mampu berkedip,Awan pun terdiam menunggu jawaban apa yang akan di berikan Jingga,hingga beberapa menit berlalu Jingga masih diam,dan entah dorongan dari mana,Awan berjalan satu langkah lebih dekat dan mendekatkan bibir nya di kening jingga,tak ada penolakan dari Jingga,dan perlahan keduanya pun justru memejamkan mata,kemudian Awan turun di samping teling dan berkata
"aku anggap diamu itu tanda setuju darimu,sayang"
Jingga yang tersadar pun langsung membalikan badan,dengan wajah semerah tomat,malu dan senang,tak percaya dan entahlah tak bisa di lukiskan dengan kata kata,belum juga keterkejutanya berakhir,sebuah tangan melingkar manis di pinggang rampingnya,ia menolah dan menemukan Awan bersandar di bahunya,Awan memeluknya dengan erat,dan bertanya lagi
" sungguh tak ingin memberikan jawaban???"
"i i iya ,aku mau,"dengan gugup akhirnya Jingga mampu mengatakan itu,Awan tersenyum,cintanya terbalas karena jujur semenjak pertemuanya malam itu,wajah Jingga selalu terlintas saat menutup mata maupun membuka mata,tidak tau lagi apa yang mereka inginkan yang ada hanya ingin terus bersama hingga mereka mumutuskan untuk bolos kerja dan malah asik bercerita banyak hal di taman,dan pastinya tangan yang saling bertaut,dan mata yang tak kan bosan saling memandang,melupakan jadwal meeting dengan klien,yang sudah di rencanakan jauh jauh hari,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments