Sore itu Awan bersiap siap untuk pulang karena jam kerjanya yang sudah selesai,ketika sedang berjalan menuju parkiran tiba tiba handphonenya di saku kemeja yang ia kenakan berbunyi,Awan menghentikan langkahnya dan melihat siapa yang menghubunginya,namun ternyata nomornya tak di kenal,tapi Awan tetap menggeser tombol hijau pada ponselnya itu
"halo"
"halo,selamat sore,dengan bapak Awan Prayoga"
"iya,saya sendiri"
"kami dari rumah sakit Sejahtera,ingin mengabarkan pada bapak bahwa saudari Lintang Ananda saat ini sedang di rawat di rumah sakit kami pak"
"apa!!!! Baiklah sus,saya akan segera kesana,trimaksih"
Karena panik,Awan langsung mematikan handphonenya dan melajukan sepeda motornya menuju rumahsakit tersebut
*
Setelah pulang sekolah Lintang dan teman temanya sepakat mengerjakan tugas kelompokan di rumah Nita,karena rumah Nita yang paling dekat dengan rumah teman teman nya
setelah dua jam berlalu akhirnya tugas merekapun selesai,dan semuanya bergegas untuk pulang kerumah masing masing,begitupun Lintang,dengan mengendarai sepeda motornya ia berlalu meninggalkan rumah Nita,namun naas di tengah tengah perjalanan,sepeda motor yang di kendarai Lintang,menabrak trotoar karena menghindari pengendara motor lain yang ugal ugalan,Lintang jatuh dan mengeluarkan banyak darah,hingga akhirnya ia di bawa warga kerumah sakit terdekat
*
Disebuah ruangan VIP,terbaring seorang wanita dengan mata terpejam dan selang ifus di tangan serta wajah yang pucat dan tubuh yang semakin mengurus,disampingya berdiri lakilaki paruh baya yang tampak sedih melihat kondisi istrinya,Hadi wijaya menceritakan pada Jingga kalau penyakit yang di derita ibunya semakin parah,ya benar wanita yang terbaring lemah itu adalah ibunya jingga,nyonya Lina Mentari Wijaya,istri dari tuan Hadi Wijaya,butiran bening menetes di pipi seorang Jingga,karena tak kuasa mendengar kenyataan bahwa mungkin sang ibu tak dapat bertahan lebih lama lagi,hingga ia memutuskan untuk keluar mencari udara segar,berharap sedikit berkurang segala sesak di dada
Saat Jingga duduk di taman di temani butiran bening di pipi,tiba tiba ada sebuah tangan yang menyodorkan sapu tangan,Jingga menoleh melihat siapa yang memberikan saputangan itu sebelum menerimanya
"anda"
"Awan,jangan terlalu formal"
"iya,baiklah"
"siapa yang sakit"
"mama"
"sabarya,semoga mama mu cepat sembuh"
"terimakasih,kamu sendir?"
"adiku,tadi sore mengalami kecelakaan"
"parah"
"belum bisa di pastikan,besok menunggu hasil lab nya,semoga tidak ada luka dalam"
"amin"
"apa aku boleh menjenguknya"
"ehm,jangan sekarang,dia baru saja minum obat dan tidur,"
"baiklah besok saja aku menjenguknya,hari sudah malam,aku pamit dulu"
"iya,hati hati,apa kamu pulang sendiri???
"iya"
"jangan melewati jalan yang sepi,takut kejadian kemaren terulang lagi,atau sebaiknya kamu bawa sopir atau bodyguard"
" papah juga bilang begitu,tp aku tidak suka,jika aku membawa bodyguard aku merasa tidak nyaman"
"baiklah terserah dirimu saja"
Jingga pun berlalu,dan Awan terus saja memandang hingga Jingga pun tak terlihat
Jingga yang baru saja masuk kedalam mobil,melihat saputangan milik Awan,di tatapnya lagi lagi,tanpa ia sadar,kesedihanya berkurang dan kini justru senyum senyum tak jelas yang terlihat di wajah cantiknya yang sembab,sambil bergumam
"dia lagi"
Dan disini,di bangku taman Awan masih setia duduk di bangku taman tanpa ada yang tau apa yang pria ini pikirkan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments