Bab.5 Ke rumah Yudi

Dengan menaiki motor matic nya , Adi Ayah dari Desi datang kerumah keluarga Yudi, ia harus meminta Yudi mempertanggung jawabkan perbuatannya pada putri semata wayang nya.

Tak butuh waktu lama, akhirnya Adi sampai kerumah Yudi, karena mereka masih satu desa, hanya berbeda dusun saja.

"Assalamualaikum!" ucap Adi.

"Wallaikumsallam, " jawab salah seorang yang ada dirumah itu. Santi Ibu Yudi ternyata yang keluar untuk melihat siapa yang datang, saat ini kondisi rumah Yudi juga sedang ramai, karena sanak keluarga mereka yang dari desa atau kecamatan sebelah sudah pada kumpul untuk menghadiri pernikahan nya dengan Nisa 3 hari lagi.

Keluarga Yudi belum tahu, kalau ada kejadian menggemparkan yang dibuat putra kedua nya itu.

"Loh mas Adi.. ada apa mas?"

"Ini mbak Santi, saya ada perlu.. ada yang mau saya katakan.. boleh saya masuk!"

"Boleh silahkan, Pak!! ini loh ada mas Adi.. ada perlu katanya!" Santi memanggil suami nya didalam, didesa itu Keluarga pak Ahmad memang disegani oleh para warga sekitar, selain terpandang, jiwa sosial mereka juga sangat tinggi.

Ahmad keluar dari kamar dan langsung menyalami Adi disana.

"Mas Adi.. apa kabar?" tanya Ahmad.

"Kabar baik pak Ahmad,"

"Ada perlu apa ya mas?"

"Ini pak.. Saya kemari ingin bertemu Yudi.. apa dia ada dirumah?"

"Yudi.. Dia lagi keluar cari cemilan buat keponakan nya mas, ada perlu apa ya.. apa penting?" tanya Ahmad lagi, dia merasa ada yang tidak beres disini, perasaan nya sudah tidak enak.

"Sangat penting pak, karena ini menyangkut nama baik anak perempuan ku!"

"Maksudnya gimana ya? apa hubungannya sama Yudi?"

"Iya karena dia sudah menghamili anak saya!"

jedeer!!

"Apa?" pekik Ahmad dan Santi bersamaan, dan seketika seluruh keluarga langsung berhambur keruang tamu Karena mendengar pekikan kuat dari Ahmad dan juga Santi.

"Gak mungkin Yudi seperti itu! dia akan menikah dengan Nisa sebentar lagi!" suara berat Santi menginterupsi, jelas ia sangat tidak percaya dengan kabar yang dibawa Adi.

"Assalamualaikum!" suara seseorang mengucap salam didepan pintu rumah Pak Ahmad, sontak semua menoleh kearah sumber suara, raut wajah tegang jelas terlihat dimasing-masing keluarga Yudi, apalagi Ahmad dan Santi.

"Wallaikumsallam," jawab mereka semua.

"Pak Ahmad, ada Pak Adi juga rupanya.. kebetulan sekali,"

"Pak Kades.. Ada keperluan apa ya Pak?" tanya Ahmad yang agak gugup, belum hilang rasa cemas nya dengan berita yang dibawa Adi,kini datang lagi pak Kades membuat jantung nya seakan berdetak lebih cepat dari biasa nya.

"Begini pak Ahmad, saya dapat laporan dari keluarga Nisa, anak nya Susan dan cucunya pak Wardi, kalau Yudi katanya menghamili Desi anak nya pak Adi ini.. jadi maksud saya kesini, saya minta nanti malam setelah Isya', Pak Ahmad beserta Yudi dan keluarga, juga pak Adi beserta Desi dan keluarga datang kebalai desa, kita akan selesaikan masalah ini disana, karena beberapa warga merasa terusik dengan kejadian ini pak.. Jadi saya mohon kerja sama nya!" terang pak Kades tanpa basa-basi sedikit pun, Santi merasa lemas begitu mendengar penuturan pak kades. Begitu juga dengan Ahmad, ia sampai kehilangan kata-kata untuk menjawab pak Kades.

"Gimana pak Ahmad? pak Adi?" tanya pak kades memastikan.

"Baik pak,mohon maaf atas ketidak nyamanan ini," jawab Ahmad .

"Baiklah.. kalau begitu saya permisi dulu.." Pak Kades langsung meninggalkan rumah Ahmad.

Setelah kepergian pak kades, keadaan didalam rumah masih membisu, tak ada yang mengeluarkan kata sedikitpun. Ahmad terduduk lesu disofa empuknya,sedangkan Santi ia berdiri dipojokan sembari dipeluk Naina kakak kandung Yudi.

"Saya gak bohong kan pak Ahmad? berita ini sudah menyebar, bahkan ke Nisa sendiri!" jelas Adi lagi.

"Baiklah.. Nanti malam kita ketemu dibalai desa!" jawab Ahmad, dengan tanpa menoleh ke arah Adi sama sekali, pikirannya masih kalut, putra yang ia banggakan selama ini ternyata sudah mencoreng nama baik dirinya dihadapan orang lain.

Adi berpamitan untuk pulang, tanpa sengaja ia berpas-pasan dengan Yudi yang baru saja kembali bersama dengan anak kakak nya.

"Mang Adi.." sapa Yudi, namun hanya dibalas anggukkan saja oleh Adi.

Yudi masuk kedalam rumah, ia melihat seluruh keluarga nya berwajah tegang.

"Bapak, Ibu.. kenapa sih! kok mukanya kayak ada sesuatu gitu?" tanya Yudi. Ahmad menatap putra nya dengan tatapan tajam, wajahnya merah padam menahan amarah.

"Yudi!! apa benar kamu menghamili Desi anak nya Si Adi itu?" tanya Ahmad dengan nada marah. Yudi terbelalak kaget.

"Bapak Denger darimana sih, ya gak mungkinlah.. kan aku suka nya sama Nisa!"

"Gak usah ngeles kamu! tadi Adi bapak nya si Desi itu kemari, dan minta pertanggungjawaban kamu!"

"Tapi aku gak ngelakuin apapun pak!"

"Sudah lah Yud.. jujur aja sama kami, wong tadi pak kades juga udah datang, dia minta keluarga kita, keluarga Desi dan keluarga Nisa datang ke balai desa!" jawab Naina.

"Berarti Nisa udah denger?"

"Ya udah lah, kan yang ngelaporin kamu ke pak kades keluarga Nisa!"

"Enggak kak, Nisa salah paham.. " Yudi langsung berlari tanpa membawa motor nya.

"Yudi kamu mau kemana?" teriak Naina, namun tak dijawab, Yudi berlari kearah rumah Nisa.

"Ini gimana Pak, Yudi sepertinya pergi kerumah Nisa!"

"Biarkan saja, Bapak bingung sama dia, kenapa dia bisa berbuat seperti itu, dia sudah melempar kotoran kemuka Bapak Na, malu bapak jadinya.. gimana cara nya bapak menghadapi orang-orang nantinya,,"

"Iya, Bapak bener.. Mas kamu ikutin Yudi Sana," titah Naina pada suaminya.

"Gimana nasib kelanjutan hubungan Yudi dan Nisa ya Pak.. kalau sudah masuk Rana pak kades, sepertinya keluarga Nisa gak setuju untuk melanjutkan," tambah Santi, ia khawatir jika sampai Nisa membatalkan pernikahan ini, undangan sudah keburu disebar, apa yang akan ia jawab pada keluarga serta warga

sekitar.

"Bapak gak tahu Bu.. terserah bagaimana maunya dia aja!"

*

*

POV Nisa

Aku terdiam di kasur lama ku, setelah memindahkan seluruh furniture set yang diberikan mas Yudi kerumah Desi, rasanya kamar ini terasa begitu kosong.

Aku masih tidak percaya dengan apa yang terjadi padaku, Nyatakah atau hanya mimpi buruk?

Tapi pemilik tenda yang kami sewa sudah datang dan mencopoti segala dekorasi yang sudah terpasang, bahkan tenda pelaminan sudah berdiri dengan sempurna meski dekorasi belum sepenuh nya.

"Nisa??"

Aku terlonjak kaget begitu mendengar suara bariton laki-laki yang memanggil namaku,

'Mas Yudi?' lirih ku pelan.

"Nisa.. Aku mohon.. aku ingin bicara, beri aku kesempatan untuk menejelaskan Nisa?"

'Apa lagi yang hendak kau jelaskan mas, tentang bagaimana kau bermalam dengannya?'

Terpopuler

Comments

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

lanjut

2024-01-28

0

Piet Mayong

Piet Mayong

apakah ini ada unsur penjebakan disini????
makin menarik...okey next part donk thor....

2023-03-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!