Bab.3 Firasat Buruk

Kenapa kata-kata Desi mengusik hatiku, seperti ada ribuan jarum yang menghujam seketika. Kenapa aku tidak terpikirkan sama sekali, kalau Desi bisa saja menyukai Yudi juga. Pasalnya dulu saat aku punya pacar sebelum Yudi, Desi juga menyukai nya.. Hingga mereka selingkuh dibelakang aku.

"Loh Des, Si Faisal mana? kata nya tadi Lo mau ketemu dia?" tanya ku mengalihkan pembicaraan.

"Masih temu kangen dia sama orang tua nya, kemungkinan besok baru kita ketemu!" Aku mengangguk-anggukkan kepala ku, karena bingung harus membuat obrolan apa lagi, karena kuperhatikan sejak tadi ia selalu saja memandang Mas Yudi, tatapan nya dalam sekali.

"Sayang aku cantik banget sih!" kata Mas Yudi, yang sudah ada di hadapan ku, sangking tak sadarnya aku karena terlalu memperhatikan Desi sejak tadi. Aku tersenyum mendengar pujiannya, karena malam ini aku menggunakan dress dibawah lutut berwarna peach, rambut ku yang memang lurus aku gerai begitu saja.

"Thanks ya Des, udah bawa Nisa kemari!"

"Sama-sama mas!" jawab nya, kata-kata nya tak ada yang aneh dan biasa saja, namun entah kenapa, aku yang merasa tak enak sendiri.

Acara ulang tahun Eka berlangsung dengan meriah, kami bersenda gurau dengan teman-teman yang lain nyaa.

Hingga saat Desi membantu Nining mempersiapkan minuman untuk teman-teman yang lain, ia ambruk pingsan tak sadarkan diri.

Aku panik dan langsung beranjak dari duduk ku, aku melihat keadaan nya sangat pucat, saat ku sentuh kening nya, ternyata suhu badannya sangat panas, semua teman-teman panik termasuk mas Yudi. Tanpa aba-aba mas Yudi langsung menggendong Desi ke atas sofa. Bisa kulihat Mas Yudi begitu khawatir, bahkan ketika aku sakit dan hampir pingsan saat dikolam renang, ia tak sekhawatir itu padaku.

Namun aku tak ingin berpikiran terlalu jauh, karena mas Yudi dan juga Desi sudah berteman sejak dulu. Karena bisa dibilang dulu.. Desi lah yang gencar menjodohkan kami berdua.

Selang beberapa saat akhir nya Desi sadar, ia membuka mata nya dengan pelan, aku langsung bertanya apa yang ia rasakan hingga membuat nya jatuh pingsan seperti itu.

"Lo kenapa Des? sakit?" tanya ku padanya. Desi masih belum menjawab, mungkin kepala nya masih terasa pusing, hingga dibutuh kan beberapa saat untuk membuat nya sadar.

"Lo sakit?" tanya ku ulang.

"Entahlah.. Gue pusing banget!" jawab nya dengan suara yang masih parau.

"Nis.. kayak nya Desi gak bisa deh pulang sendirian, aku boleh ya nganterin dia pulang..kasihan kan.. Nanti kamu pulang sendiri bawa motor nya Desi, gimana?" usul Mas Yudi memberikan solusi. Aku menangkap gelagat yang tak biasa disini, kenapa seperti nya mas Yudi sangat takut sekali Desi kenapa-kenapa, aku pun cemas.. Tapi rasanya perhatian mas Yudi padanya begitu... Ah entah lah!

"Ya sudah!" jawab ku pada akhirnya.. karena aku bingung harus menjawab apa. Beberapa saat kemudian, aku melihat mas Yudi membonceng Desi dan berlalu pergi. Aku menatap nanar kepergian mereka, seperti tak rela.. namun aku tetap harus berpikir logis.. Setelah mereka hilang dari pandangan ku, aku bergegas menuju motor Desi dan hendak pulang juga.

"Nisa?" suara Eka dan Yahya memanggil ku dari belakang.

"Kompak bener kalian manggil gue!"

"Ni anak, malah becanda!"

"Kenapa sih.."

"Santai banget sih Lo liat calon suami nganterin orang lain?" ucap Eka.

"Iya ni.. Gak kapok sama kejadian tempo dulu?" tambah Yahya.

"Desi kan bukan orang lain, dia masih temen kita juga kan?" jawabku.

"Ya kita tahu.. Tapi Lo liat-liat sikon dong Nis.. Desi tu suka ngerebut punya Lo, gemes banget sih gue liat nya!" sambung Fadil.

"Entah.. naif banget jadi perempuan, heran gue, gak cukup kasusnya Eno dulu?" terang Yahya lagi.

"Itukan dulu Ya.. Lagian Desi punya Faisal, kalau sampai mereka berdua ada main dibelakang gue, gue nikahin kedua nya!" kata ku sambil tertawa kecil, aku sengaja mencairkan suasana karena mereka cemas padaku, aku paham.. Bahkan aku juga merasakan hal yang sama, tapi aku tidak ingin menuduh nya sembarangan.

"Lo ini ya Nis, kita cemas banget sama Lo.. kita takut Lo kecewa lagi kayak dulu.. apalagi sebentar lagi lo akan nikah.. amit-amit deh Nis.. tenda dirumah Lo udah berdiri.. jangan sampai ada apa-apa!"

"Mudah-mudahan mereka gak kayak gitu.. Gue percaya sama mereka berdua, lagian ini ya.. kalau sampai mas Yudi yang ngantar aku pulang, bisa habis dia sama Ibuku!"

"Ya udahlah, kalau gitu, Lo pulang dianterin aja ya sama Fadil.. gue takut calon manten kenapa-napa!" cibir Eka.

"Boleh deh, gue balik ya Ka, Yahya!" usai cipika cipiki aku pulang kerumah dengan diantar oleh Fadil, meski kami memakai motor masing-masing, tapi Fadil tetap mengawasi ku dari belakang. Begitulah cara teman-teman ku menjaga ku selama ini.

Sesampai dirumah, aku langsung mengecek ponsel ku, berharap Mas Yudi mengabari aku.. Namun nihil, tak ada satupun pesan atau telepon nya padaku.

Kenapa perasaan ku jadi tidak karuan..

Ada apa ini...

*

Keesokan harinya saat subuh, aku kembali mengecek ponsel ku, namun tetap saja, belum ada kabar dari nya.. Beberapa tetangga dan saudara dekat sudah ada yang kerumah karena acara masak memasak akan dimulai hari ini, "Kemana kamu mas??" tanya ku sendiri, akhirnya kuoutuskan untuk mengirimi nya pesan lebih dulu.

1 jam 2 jam..

Hingga pukul 8 pagi pesan ku baru dibalas.. ia mengatakan jika semalam ia langsung ketiduran begitu pulang dari mengantar Desi pulang. Hanya itu saja balasan nya.. tak ada kata-kata manis seperti biasa nya..

Sekitar pukul 9 pagi, tiba-tiba mang Adi, Ayah nya Desi menelpon ku.

(Halo Nisa..)

"Halo mang.. Ada apa ya..?" tanya ku penasaran, harusnya hari ini mang Adi dan Bik Nur sudah kerumah ku untuk membantu memasak dan mengerjakan pekerjaan lain, tapi kenapa mereka malah menelpon ku?

(Kamu bisa kerumah mamang sekarang? sendiri aja ya Nis, jangan ajak ibumu!) kata nya lagi.

"Memang nya ada mang?"

(Sudah kamu kesini aja dulu!)

"Oke mang.. Nisa langsung kesana!"

Flash back off

"Nisa!!! buka pintunya!! kalau kamu gak buka, pakde dobrak ya!" suara pakde Warno membangunkan aku dari lamunan tentang semalam..

Tanda-tanda itu sudah ada.. tapi kenapa aku tidak menyadari nya sama sekali!

Kenapa kalian berdua tega.. kalian sengaja menyakiti aku sampai seperti ini??

Padahal aku tidak pernah mengusik hidup mu Des.. aku tak pernah menyukai pacar mu sedikitpun..

Terpopuler

Comments

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

sabar ya Desi

2024-01-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!