Ku dengar Kakek ku berjalan mendekat kearah pintu juga,mungkin ingin membujukku membuka pintu. Namun apa daya ku, kaki ku benar-benar tidak bisa kugerakan, lidah ku keluh untuk menjawab panggilan mereka, batin dan jiwa ku benar-benar terguncang dengan kejadian ini.
Flash back on
Kejadian ini satu hari tepat sebelum kehamilan Desi terkuak.
"Nis.. Gimana rasanya mau nikah?" tanya Desi padaku, saat ini kami sedang ada di kamarku, karena beberapa orang yang memasang tenda dan dekorasi sudah mulai berdatangan dan mengerjakan tugas mereka masing-masing.
"Ya begitulah.. kalau Deg-degan belum sih.." jawabku.
"Persiapan nya udah rampung semua atau belum Nis?" tanya nya lagi, memang Desi ini adalah sahabat dekat ku, dari kami duduk disekolah dasar, hingga sekolah menengah atas kami selalu bersama, bahkan duduk pun bersama, padahal jarak rumah Desi dengan ku tak jauh, hanya beda 3 rumah saja.
"Alhamdulillah udah semua Des, agak pusing juga sih, ternyata mau nikah itu ribet, capek kudu mondar-mandir kesana kemari!" aku memijit pelipis ku yang mulai pening, faktanya mengurus pernikahan itu tidak semudah kelihatannya.
"Calon manten gak boleh ngeluh, makanya banyakin istirahat, sini gue bantuin pijitin biar lebih fresh, pasti aura Lo keluar banget pas hati H,"
"Bener ni Lo mau mijitin gue?" tanya ku.
"Iya.. udah sini cepetan, entar lagi gue mau ketemu Faisal!" terang Desi lagi.
"Wah.. Faisal balik ya?" kini aku sudah mengubah posisi menjadi telungkup, sungguh sahabat ku yang satu ini memang jago sekali memijit, sahabat terbaik lah pokok nya.
Desi mulai membaurkan minyak Zaitun kebadan ku, dan memijitnya perlahan, seketika tubuhku terasa lebih relaks dan tenang.
"Jadi Faisal beneran balik kesini cuma buat kenikahan gue doang?" tanya ku tak percaya, Faisal itu kekasih nya Desi , sejak ia masih kelas 1 SMA, mereka LDR karena memang Faisal pergi untuk menjadi TKI di Malaysia.
"Ya enggak lah, emang kontrak kerja dia udah habis kaki, udah waktunya dia balik!" jawab Desi.
"Wah.. dilamar dong elo.. bakal nyusul gue ini kayak nya," ejek ku padanya.
"Iihh apaan sih elo, belum mikir kesana lah Nis!"
"Lah kenapa? kalian udah pacaran lama loh, udah waktunya Lo minta kepastian sama Faisal!"
"Males gue ih bahas ini!" ucap Desi dengan nada kesal, membuat ku sedikit heran, biasa nya perempuan kalau sudah saling jatuh cinta, terus bahas soal pernikahan pasti bahagia banget, ini kenapa Desi berbeda? seperti kurang serius menjalin hubungan, ia juga kerap Gonta ganti pacar saat Faisal di Malaysia. Mungkin setiap pemuda tampan dikampung kami sudah pernah menjadi pacar nya. Desi itu gadis yang cantik, ia juga gampang sekali bergaul, jadi mungkin.. karena itulah dia banyak akrab dengan pemuda pemuda disini.
"Lo ini ya Des, udah LDR-an 4 tahun, masih aja uring-uringan kalau bahas soal nikah sama Faisal, heran gue tuh.."
Desi diam tak menyahuti ocehan ku, saat aku membahas tentang keseriusan hubungan mereka.
"Ni dah selesai, gue balik ya Nis!"
"Oke deh, thanks ya.. udah bikin gue lebih seger!" ucapku.
"Eh iya.. Gue lupa Nis, nanti malam ada acara ulang tahunnya Eka, dia mau kita datang entar malam, dan ya.. Yudi juga berharap elo datang Nis!" katanya.
"Gue kan lagi dipingit, entar emak gue tau disana ada bakal ketemu Yudi, ngamuk dia!" Desi terdengar sedikit terkekeh mendengar penuturan ku.
"Hahahaha bisa, entar Lo pergi sama gue, terus disana ketemu deh sama Yudi, santai aja itu cuma mitos, Lo kan anak zaman sekarang, masih percaya aja sama yang begituan!" jelas Desi memberikan solusi.
Aku dan Yudi memang akan menikah 4 hari lagi, aku menjalin kasih dengan nya sejak aku duduk di bangku SMA kelas 2, anak-anak gadis dikampung ku, memang kerap menikah muda, Ada yang lulus SMA langsung menikah, sangat jarang sekali ada yang melanjutkan pendidikannya hingga dibangku kuliah, aku pun melakukan hal yang sama.
Menjelang pernikahan, Ibu dan kakek ku melakukan tradisi pingitan, pantang bertemu bagi calon mempelai laki-laki dan perempuan. Tapi aku tak begitu mengindahkan tradisi itu, aku dan Yudi masih sering bertukar pesan, atau menelpon hanya untuk melepas rindu kami. Padahal Ibu selalu saja mewanti-wanti agar aku manut sama kebiasaan adat yang sudah mereka lakukan.
Setelah Desi pulang, aku langsung menuju lemari untuk mencari baju apa yang akan aku kenakan nanti malam, saat aku sedang sibuk mencari-cari baju, tanpa sengaja siku tangan ku menyenggol foto ku dengan mas Yudi satu tahun yang lalu.
Bingkai Foto tersebut hancur berserakan dilantai, rupanya suara pecahan itu mengundang Ibu ku untuk datang kekamar ku.
"Nis apa yang jatuh?" tanya Ibuku.
"Oh ini Bu, fotoku sama mas Yudi, gak sengaja kesenggol!" jawabku sambil membereskan pecahan bingkai dan juga kaca nya, tak sengaja serpihan kaca kecil menusuk jariku, perih sekali rasanya.. meski hanya berdarah sedikit.
"Kok bisa jatuh di Nis, kamu ini gak hati-hati loh!"
"Gak sengaja Bu,"
"Biasanya kalau foto kita sama pasangan jatuh, pertanda buruk," celetuk Ibuku lagi, meski menurutku itu mitos, tapi entah kenapa hatiku sedikit terusik. Apa benar?
"Mitos itu Bu!"
"Anak zaman sekarang tu kalau dikasih tau ngeyel! lagian kamu ngapain sih ngacak-ngacak lemari gitu?"
"Emm, ini Bu.. nanti malam Eka ulang tahun...Aku diundang, boleh ya aku datang?" rengek ku, agar Ibu mengizinkan aku pergi kesana.
"Yudi ikut?" selidik Ibu.
"Emm enggak Bu kayak nya!" maaf Bu, terpaksa aku harus berbohong.
"Yaudah jangan malam-malam pulang nya, kamu tuh calon pengantin loh Nis, harus nya gak boleh kelayapan!"
"Iya Ibuku sayang.." Aku mencium sekilas pipi nya, sejak Ayah ku pergi meninggalkan kami 3 tahun yang lalu, Ibu lah satu-satunya orang yang bekerja keras untuk kehidupan ku, dan juga kakek ku.
*
Pukul 8 malam, Desi sudah datang menjemput ku dengan motor maticnya, aku berpamitan pada Kakek dan Ibu, lalu melenggang pergi menaiki motor bersama Desi.
Jarak rumah ku dengan rumah Eka hanya sekitar 1 km saja, saat aku dan Desi tiba disana, calon suami ku Mas Yudi sudah menanti ku di halaman, senyum manis terukir diwajah nya yang tampan.
"Des, liat deh.. calon suami gue ganteng ya?" Tanya ku padanya, kulihat sejak tadi Desi juga memperhatikan mas Yudi, mata nya hampir tak berkedip sama sekali.
"Des.." Aku mengguncang bahu nya.
"Eh iya.. Nis.. ganteng kok.. mas Yudi ganteng, jawabnya yang agak malu-malu.
"Awas terpesona, calon suami gue tu!"
"Udah terpesona sejak dulu!"
Degh..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
memang sdh niat itu si Desi pingin ngambil tunangan org
2024-01-28
1