Pengakuan Dion

Sekembalinya Dion dari desa tempat tinggal Rania Dian segera pulang ke rumahnya dan bertemu dengan kedua orang tuanya.

"Tumben kamu pulang??"

Mama Dion menyapa nya saat melihat Dion masuk ke dalam rumah.

"Mana papa ada yang harus Dion bicarakan dengan papa."

Tanpa memperdulikan keberadaan mama tirinya dia langsung mencari keberadaan papa nya. Dion menemui papa nya yang ada di ruang kerja.

"Pa."

"Ada apa??"

"Dion mau bicara."

"Bicara saja. Hal penting apa yang membuat kamu sampai menemui papa langsung??"

"Dion menghamili teman Dion."

"APAAAAA??"

"Dion gak sengaja melakukannya."

"Lalu perempuan itu meminta pertanggungjawaban kamu gitu??"

"Enggak. Justru dia menghilang dari kehidupan Dion."

"Lalu mau apa kamu nemuin papa??"

"Dion mau menemukan dia."

"Untuk apa??"

"Untuk apa?? Hahaha. Sungguh lucu ucapan papa. Sebuah kesalahan sebenarnya Dion datang ke sini."

Dion beranjak dari duduknya dan hendak meninggalkan ruang kerja papa nya.

"Kamu mau papa mencari keberadaan dia??"

"Enggak. Lupakan. Dion harap papa gak mengganggu kehidupan dia. Kalau Dion tahu papa menyentuh dia sedikit saja, Dion bisa nekad. Dion gak perduli papa adalah papa kandung Dion atau bukan."

Dion keluar dari ruang kerja papanya sambil membanting pintu. Papa Dion membuka laci dan mengambil foto keluarga nya. Di mana ada Dion, isteri nya dan dia. Foto itu diambil lima tahun lalu,tepat sebelum kecelakaan maut merenggut nyawa mama Dion. Papa Dion terpukul mendapati kenyataan isteri yang sangat dicintai nya meninggal kan dia dan anak lelaki satu-satunya untuk selama-lamanya.

"Lihat Ma anakmu satu-satunya sudah mempunyai seseorang yang ingin dia lindungi. Papa akan membantu mencari gadis yang dia hamili dan papa akan menjaganya dari Camelia."

Papa Dion sudah menikah lagi dia menikah dengan Camelia seorang wanita yang sudah sejak dulu dijodohkan oleh orang tuanya tetapi papanya Dion selalu menolaknya karena dia sudah mencintai mamanya Dion satu bulan mamanya Dion meninggal, kedua orang tua papanya Dion mendesak untuk segera menikah dan pada akhirnya mereka pun menikah tetapi tidak pernah sekalipun papanya dia menyentuh Camelia karena di dalam lubuk hatinya yang paling dalam dia masih mencintai istrinya. Pernikahan papa Dion dengan Camelia membuat Dion merasa kecewa. Karena dia menganggap papa nya sudah melupakan mamanya. Sejak saat itu juga hubungan nya dengan Dion juga semakin merenggang dan bahkan menjauh. Dion memilih tinggal di apartemen daripada di rumah bersama dengan ibu tirinya.

"Ada apa anak kamu ke sini??"

"Gak papa."

"Tumben anak kamu ke sini."

"Apa aneh kalau seorang anak mengunjungi orang tua nya??"

"Menyebalkan."

Camelia keluar dari ruangan papa Dion dengan membanting pintu. Papa Dion mengambil handphone yang ada di laci. Handphone yang hanya dia gunakan untuk menghubungi orang-orang khusus.

*Temukan gadis yang dekat dengan anak ku dan cari tahu keberadaan nya sekarang.*

*Baik.*

Papa Dion mematikan kembali handphone nya dan kemudian mengunci laci itu. Sementara itu Dion berada di dalam kamar nya. Diambilnya handphone dan di buka nya foto Rania yang berhasil dia simpan dari foto profil WhatsApp nya sebelum akhirnya Rania memblokir nomor WhatsApp Dion.

"Maafkan aku. Kamu di mana?? Apa kamu sanggup merawat anak kita sendirian??"

Air mata mengalir di pelupuk mata Dion. Rasa bersalah menghantui nya.

"Aku harus bekerja. Aku akan meminta papa pekerjaan di kantor nya."

Dion beranjak dari tidur nya dan kembali menuju ke ruangan kantor papa nya lagi.

"Ada apa??"

"Aku mau bekerja. Berikan aku pekerjaan di kantor papa bagian apa saja."

Papa Dion menatap tajam ke arah Dion. Anak nya kali ini bersungguh-sungguh dengan ucapannya.

"Besok datang ke kantor papa. Papa akan memberikan kamu pekerjaan."

"Baik."

Dion meninggalkan ruangan kerja papa nya dan masuk ke dalam kamar. Masih membuka handphone nya di mana masih ada foto Rania.

"Aku akan menemukan mu. Apa pun yang terjadi,aku pasti akan menemukan mu dan anak kita."

Dion mengusap kasar wajah nya. Merasa kesal dengan sikapnya yang tidak jantan. Kalau saja dia segera bertanggung jawab saat itu, Rania pasti tidak akan pergi seperti ini. Dion mengambil sebungkus rokok dan korek api dari laci kamarnya dan menyalakan nya. Dion berjalan menuju ke balkon dan menyalakan rokoknya. Dihisapnya dalam-dalam dan dihembuskan asap putih itu ke langit. Hal yang biasa dia lakukan saat hatinya gelisah. Terakhir kali Dion melakukan saat dia melihat pernikahan papanya. Karena sejak saat itu Dion tidak pernah pulang ke rumah.

"Sejak kapan kamu merokok??"

Dion sedikit terkejut tetapi dia hanya diam saja saat melihat papa nya masuk ke kamarnya.

"Apakah sopan masuk ke kamar orang lain tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu??"

"Papa sudah mengetuknya tetapi kamu tidak mendengar nya. Papa kira kamu gak ada di kamar."

"Mau apa anda kemari??"

"Hanya bertanya."

"Apa??"

"Bagaimana sekolah mu??"

"Baik-baik saja."

"Kalau kamu bekerja bagaimana dengan sekolah mu??"

"Aku akan sekolah di pagi hari dan bekerja di sore hari. Sebagai office boy pun aku akan melakukannya."

"Baiklah kalau itu mau mu. Papa hanya bisa memberikan posisi itu jika kamu ingin bekerja sambil sekolah."

"Baiklah."

"Kalau kamu mau menemukan gadis itu, setidaknya kamu harus memiliki masa depan yang lebih baik juga supaya bisa melindungi nya. Prestasi di sekolah mu sudah bagus. Pertahankan. Papa akan tetap memberikan pekerjaan dan gaji yang sesuai dengan yang kamu inginkan."

Papa Dion hendak keluar dari kamar Dion kemudian dia menghentikan langkah nya.

"Jangan terlalu sering merokok. Kamu ingin panjang umur dan menemukan gadis itu kan?? Kalau kamu merasa kalut dan bingung. Berdoa adalah jalan yang terbaik dibandingkan rokok dan minuman keras. Papa gak pernah mengajarkan kamu jadi orang yang mencari pelarian dengan cara yang salah."

Dion diam tak bergeming. Papa Dion pun keluar kamar. Sepeninggal papanya, Dion mematikan rokok yang masih panjang di tangannya. Di buang nya bungkus rokok yang masih berisi sebagian dari balkon kamarnya.

Dadanya terasa sesak setiap kali dia mengingat Rania.

"Bagaimana kamu bisa menghadapi semua ini?? Orang lain pasti akan menghujat mu dan bayi dalam kandungan mu. Aku akan menemukan mu secepatnya. Apapun yang terjadi aku gak akan memiliki wanita lain dan aku gak akan pernah jatuh cinta kepada wanita lain selain kamu Nia..."

Dion mengirimkan pesan selamat tidur dari WhatsApp kepada Rania yang tidak akan pernah dibaca oleh Rania, karena Rania sudah memblokir nomor nya. Bahkan sosial media Rania pun juga sudah menghilang. Dion memeluk foto Rania yang hanya ada satu di handphone nya. Hal yang beberapa hari ini dia lakukan ketika dia sulit memejamkan mata.

Terpopuler

Comments

Salmah

Salmah

semoga dion segera menemukan Rania

2023-05-16

0

Rin Hidayat

Rin Hidayat

Dion, ternyata kamu sdh mencintai Rania ya...
sabar Dion, kerja cari uang yg banyak buat Rania dan anakmu. pasti papamu akan menemukan rania

2023-04-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!