Selamat Membaca 🤗
...🌹🌹---🌹🌹...
Setelah merasa lelah berada di acara pesta. Aiman dan Nasy memutuskan untuk pamitan pulang dengan Fahrur dan Raisya. Saat mendekati mobil di parkiran. Aiman membukakan pintu Nasy. Aiman pun memasuki mobil melaju dengan kecepatan sedang.
Suasana dingin malam ditambah lagi angin yang menerpa kulit. Banyak mobil lalu yang melaju di jalanan. Saat berhenti tepat di lampu merah. Aiman melirik sebentar ke Nasy yang tengah asyik memperhatikan sekeliling jalan. Begitu tertib masyarakat disini ketika berada di lampu merah.
"Awak." panggil Aiman.
Nasy menoleh ke Aiman.
"Awak betul ke nak jumpa anak-anak saya?" tanya Aiman.
"Ya, kalau diizinkan. Kalau tidak diizinkan tidak apa-apa kok. Lain kali saja."
"Kenapa awak nak jumpa sangat dengan anak-anak saya."
"Karena saya kangen dengan adik saya. Siapa tau kangen saya hilang jika lihat anak kamu."
"Baiklah. Bila awak nak jumpa?"
"Mungkin lusa hari saja. Besok kami ada jadwal jalan-jalan bersama yang lain ke menara KL."
"Oke. Lusa saya akan pergi ambik awak tepat pukul 2 petang."
"Baiklah."
Tidak lama lampu merah menjadi lampu hijau. Mobil meneruskan perjalanan hingga tiba di penginapan Nasy. Nasy mengucapkan salam dan memasuki lorong hotel. Sesampainya di kamar, Nasy yang membawa kunci cadangan langsung masuk. Dilihat kedua sahabatnya tidur bergelut dengan selimut.
Nasy meletakkan tas di sofa langsung menuju ke kamar mandi. Selesai keluar menggunakan piyama menyusul kedua sahabatnya tidur di atas ranjang yang cukup besar dan empuk. Memejamkan mata menempuh perjalanan ke alam mimpi.
...🌹🌹---🌹🌹...
Pada pagi hari semua rombongan tengah bersiap-siap menempuh perjalanan menggunakan bus ke Menara KL. Menara Kuala Lumpur atau disebut sebagai KL Tower adalah sebuah menara komunikasi yang terletak di Kuala Lumpur, Malaysia.
Menara KL atau KL Tower ini dilengkapi dengan antena yang meningkatkan ketinggiannya menjadi 421 meter (1.381 kaki) dan merupakan menara berdiri bebas tertinggi ke-7 di dunia. (Informasi dikutip singkat dari situs web wikipedia.com)
Sungguh ramai pengunjung yang mendatangi Menara tersebut dan berfoto. Tidak mau ketinggalan Nasy dan kedua sahabatnya berfoto-foto juga mengabadikan moment. Entah berapa foto yang mereka ambil lalu menguploadnya di Instagram, Facebook, Twitter, dan WhatsApp. Sampai ada yang mengirimi Nasy pesan singkat di WhatsApp.
Ting
Aiman
"Suka nampak."
Ya yang mengirimkan pesan singkat tersebut adalah Aiman yang memberikan komentar di status WhatsApp Nasy berupa foto background Menara KL.
Ting
Nasy
"Alhamdulillah, kapan lagikan bisa foto-foto disini." jawab Nasy diakhiri emoticon senyum.
Ting
Aiman
"Baguslah."
"Lah cuma itu saja yang ia bilang. Penghematan kata atau apa? Pelit sekali" ucap kesel Nasy tanpa membalas pesan dari Aiman.
Nasy langsung menutup aplikasi WhatsApp kembali ke aplikasi kamera. Ia ingin mengambil foto sebanyak-banyak lalu disimpan ke dalam laptop yang nantinya akan diperlihatkan pada kedua orangtuanya di kampung. Karena ini akan jadi terakhir kali ia akan berkunjung ke sini.
Setelah puas berkunjung ke Menara KL dan tampak matahari sudah di tinggi. Mereka semua memutuskan mencari tempat makan di sekitar untuk mengisi perut. Di sebuah rumah makan sederhana yang di dominasi masakan-masakan kampung saja. Begitu banyak yang mereka pesan terlihat menggugah selera.
Usai makan siang dengan santapan makanan yang begitu enak. Mereka tidak lupa singgah di salah satu masjid untuk melaksanakan shalat Zuhur bersama. Beberapa menit kemudian mereka sudah menyelesaikan shalat dan kembali melanjutkan perjalanan pulang ke penginapan. Perjalanan yang mereka tempuh ke penginapan kurang lebih dua setengah jam.
Tanpa terasa kurang lebih dua setengah jam mereka sudah sampai di penginapan. Nasy dan lainnya mulai memasuki lift menuju ke kamar mereka masing-masing. Nasy mendudukan diri ditepi ranjang untuk beristirahat juga mencharger ponselnya. Ia berdiri mengambil air botol mineral di atas nakas dan meneguknya.
Cika langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sedangkan Putri harus sabar menunggu Cika karena ia juga harus membersihkan diri. Keringat yang debu yang ikut menempel di tubuh membuat tubuh mereka menjadi gerah. Nasy yang juga ikut menunggu harus merebahkan tubuhnya sejenak.
Beberapa menit ke menit Cika dan Putri sudah menyelesaikan mandinya. Siap mengambil cemilan dan laptop untuk menonton Drakor. Terdengar percikan air dari kamar mandi, kemudian Nasy menyudahi memakai pakaian santai ikut bergabung menonton bersama Cika dan Putri. Tanpa sengaja Nasy melihat jam di laptop.
Nasy kaget dan segera beranjak mengambil koper yang berisi pakaian. Cika dan Putri yang heran melihat Nasy seperti orang terburu-buru. Nasy memoles wajah dengan make-up tipis dan memakai pakaian outfit rok kemeja dan pashmina.
"Nasy, kamu mau kemana? Kenapa seperti terburu-buru gitu?" tanya Cika heran.
"Maaf aku lupa memberitahu kalian kalau aku hari ini harus keluar sebentar dengan Aiman. Ia mau mengajak aku ketemu sama anaknya." ujar Nasy sambil memasukkan beberapa make-up dan ponsel ke dalam tas.
"Wah seperti bakalan jadi orang Malaysia nih." goda Putri.
"Kamu bisa saja. Tidak mungkin lah." ujar Nasy lagi sambil memakai sepatu.
"Ya sudah aku berangkat ya. Assalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam." jawab Cika dan Putri serentak.
Nasy menuju lift dan tidak lupa mengirimi pesan WhatsApp ke Aiman. Kalau ia sudah bersiap-siap dan akan menunggu di depan hotel. Tak lama pesan Nasy terbaca oleh Aiman langsung menyambar kunci mobil menjemput Nasy. Ia berpamitan dengan teman kampusnya kalau ia akan pulang lebih awal. Kebetulan juga ia tidak ada lagi jadwal masuk kelas.
Aiman sebenarnya seorang CEO yang memiliki perusahaan sendiri yaitu BW Corp. Dimana ia menyerahkan sang sekretaris untuk menghandlenya. Apabila terjadi suatu masalah yang sulit mengenai perusahaan barulah ia akan turun tangan.
Awalnya Ayah Aiman memiliki satu perusahaan. Ayahnya menyerahkannya ke Aiman untuk dijalankan. Perusahaan tersebut lama kelamaan menjadi berhasil, berkembang, dan sukses hingga mancanegara. Akhirnya Aiman membangun sebuah perusahaan kembali dari hasil keringatnya sendiri.
Sehingga ia mengembalikan perusahaan yang pernah ia pimpin ke sang ayah. Perusahaan Aiman juga menyusul perusahaan sang ayah menjadi berkembang pesat di bidang Properti. Sang ayah begitu bangga dengan anaknya tapi sayangnya ia begitu berhasil dalam bisnis tapi gagal dalam kehidupan rumah tangga.
...🌹🌹---🌹🌹...
Setelah beberapa menit kemudian Aiman tiba di depan penginapan Nasy. Nasy yang melihat mobil Aiman didepan langsung mendekati dan masuk. Tidak ada pembicaraan antara mereka hingga kurang lebih satu jam kemudian mereka telah tiba dirumah Aiman.
Mobil memasuki halaman rumah dan berhenti. Nasy melihat kediaman Aiman hanya terbengong. Rumah yang begitu indah, bersih, besar, dan mewah. Lamunan Nasy terhenti ketika Aiman membukakan Nasy pintu. Nasy keluar masih terlihat tercengang. Aiman pun berjalan yang ikuti Nasy dari belakang membuka pintu utama.
Aiman mengucap salam dijawab oleh ketiga pembantunya yang bernama Mak Imah, Mak Ijah, dan Mak Neti. Aiman melirik rumahnya terlihat sepi. Aiman mempersilahkan Nasy duduk di ruang tamu dan menuju ke dapur memerintahkan membuat minuman ke Nasy.
"Mak Imah." panggil Aiman.
"Ya tuan."
"Budak-budak dah balik dah?" tanya Aiman menuju ke dapur.
"Belum, tuan. Budak-budak belum balik lagi. Mungkin kejap lagi kot" jawab Mak Imah.
"Oh ya tolong buatkan air untuk tetamu saya di depan." perintah Aiman.
"Baik, tuan."
Mak Imah membuat air dan mengambil cemilan. Langsung ia bawa ke ruang tamu untuk disuguhkan ke Nasy. Nasy yang melihat seorang wanita paruh baya membawa nampan tersenyum manis.
"Terima kasih, buk." ucap Nasy tersenyum.
"Adek ni bukan orang sini eh." tanya Mak Imah sopan.
"Ya bukan buk. Saya berasal dari Indonesia sedang melakukan study tour buk." jelas Nasy.
"Oh...Panggil je Mak Imah. Kalau macam tu Mak balik ke dapur ya silah jemput minum."
"Ya Mak. Terima Kasih."
Mak Imah kembali ke dapur melanjutkan pekerjaannya. Aiman datang dari dapur menemani Nasy duduk di ruang tamu sambil memainkan ponselnya. Hanya terdiam diantara mereka berdua. Tiba-tiba suara mobil memasuk halaman rumah.
Muncul dua orang bocah 6 tahun berlari mengucapkan salam. Aiman menoleh ke belakang menjawab salam anaknya. Sang anak mendekati Aiman mencium tangan dan duduk di pangkuan Aiman.
"Assalamualaikum." ucap serentak si kembar.
"Wa'alaikumussalam." jawab Aiman.
"Wa'alaikumussalam." jawab Nasy juga.
"Papaaaa....." teriak si kembar berlari mendekati Aiman lalu duduk di pangkuan Aiman.
"Haiya...dah balik dah anak papa. Macam mana tadi kat sekolah best tak?" tanya Aiman.
"Sangat best pa. Tadi kan Syifa dan Syaifa main papan jungkat-jungkit terus buat gambar. Ya kan Sya?" ujar Syifa dengan gerakan tangan.
"Betul pa. Kitorang main dan buat gambar bagi warna. Cantekkkk..." ujar Syifa wajah menggemaskan.
"Oh ya ke?? Papa nak tengok boleh?"
"Alahhh...kitorang dah bagi cikgu dah tadi. Tapi esok kitorang akan buatkan gambar lagi cantek tuk papa."
"Okeh, girl."
Usai bicara Syaifa menoleh Nasy ke depan yang sedang memperhatikan tingkah dua bocah tersebut. Syifa pun ikut menoleh kemudian menatap Aiman berharap memberi jawaban.
"Ah ya. Kenalkan itu kakak Nasy. Kawan papa dari Indonesia. Pergi salam kakak." perintah Aiman ke sang anak.
"Hai...kakak." ucap Syifa dan Syaifa serentak sambil salim.
"Hai juga. Kalian cantik sekali dan sangat imut. Perkenalkan nama kakak Nazla Asyifa panggil saja Kak Nasy. Oke?"
"Oke." jawab serentak.
"Kak, Jom pergi main sama kitorang. Kitorang ada banyak mainan." ujar Syifa.
"Oh benarkah. Mari kita main."
"Pa, kitorang boleh ajak akak Nasy pergi main tak?" tanya Syaifa ke Aiman.
"Boleh sayang."
"Yeah. Jom kita main kak, kita masuk bilik kitorang, kita main masak-masak." ajak Syifa menarik tangan Nasy.
Nasy yang ditariknya oleh kedua anak Aiman akhirnya berdiri dan berjalan menuju tangga masuk ke dalam kamar Syifa dan Syaifa. Mereka berdua termasuk anak yang mudah menerima orang baru apalagi orang tersebut ramah dan baik kepadanya. Biasanya naluri anak kecil akan mengetahui mana yang hanya pura-pura baik dan ramah atau tidak.
Aiman melihat ke lantai memperhatikan gerak-gerik Nasy yang mudah akrab dengan kedua anaknya padahal baru saja bertemu. Aiman menarik sedikit senyumnya dan menyusul ke atas masuk ke kamarnya sendiri untuk mandi dan beristirahat sejenak. Karena sebentar lagi ia akan pergi ke kantor untuk memantau aktivitas disana.
Ia menitipkan Syifa dan Syaifa kepada Nasy dan tidak lupa di awasi oleh Mak Imah. Sedikit ragu dan khawatir jika mereka berdua ditinggal oleh seseorang yang baru beberapa hari ia kenal. Walaupun sikap Nasy sangat baik dan ramah. Namun tetap saja tidak bisa ia percaya sepenuhnya.
...Bersambung......
Jangan lupa, like, komen, follow, subscribe ya 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments