Berangkat

Selamat Membaca 🤗

...🌹🌹---🌹🌹...

Di pagi hari dimana hari keberangkatan Mahasiswa UNY Program Studi Ilmu Sejarah ke Negeri Upin Ipin. Semua mahasiswa akan berkumpul terlebih dahulu di lapangan kampus untuk arahan dan pembekalan sebelum berangkat oleh Kepala Prodi.

Nasy, Cika, dan Putri yang sudah berangkat lebih awal tepatnya pukul setengah tujuh. Membawa beberapa koper untuk kebutuhan masing-masing disana nanti. Semua mahasiswa mendengarkan secara seksama arahan dari Kaprodi yang didampingi oleh empat orang dosen pendamping dan yang lainnya.

Setelah selesai memberikan arahan lalu diakhiri dengan berdoa bersama semoga perjalanannya lancar dan selamat sampai tujuan. Semua mahasiswa Ilmu Sejarah pamit menyalami tangan Kaprodi dan dosen yang lainnya. Begitu juga dua dosen pendamping ikutan pamit sesama dosen.

Mereka berangkat menggunakan bus kampus menuju Airport Internasional Adisutjipto Yogyakarta yang terletak di Jalan Raya Solo Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta. Jarak tempuh menggunakan bus sekitar 23 menit (6,1 km).

Semua mahasiswa di dalam bus bernyanyi bersama. Suasana seperti ini tidak akan membuat bosan suasana hati. Nasy hanya memerhatikan temannya bernyanyi sepanjangan jalan sekali-kali menoleh diluar kaca bus.

Sekitar 23 menit kemudian, dua buah bus yang membawa mahasiswa telah tiba di Airport. Semua mahasiswa turun dari bus membawa tas dan koper masing-masing. Untuk pembelian tiketnya telah pesan 2 hari sebelum hari keberangkatan yang sudah dilakukan oleh dosen pendamping Bapak Aris dan Bapak Agung.

Setelah sudah selesai prosesnya mereka semua mulai masuk ke dalam pesawat Air Asia kelas ekonomi. Dengan jarak waktu tempuh 2 jam 30 menit. Nasy yang baru pertama kali menaiki pesawat sedikit terasa mengerikan. Ia menjadi panas dingin ketika pesawat akan lepas landas dan akan kembali tenang ketika sudah di udara.

Nasy sekilas melihat pemandangan di luar kaca pesawat karena ia takut akan ketinggian. Cika yang disebelahnya terus memberikan ketenangan pada Nasy. Waktu 2 jam 30 menit bukan waktu cukup lama. Namun Nasy merasa sedikit mengantuk akibat melawan rasa takutnya.

Ia memejamkan mata bersender ke bahu Cika. Melihat Nasy yang memejamkan mata sebentar ia pun ikut menyusul. Seketika Nasy bergeming melihat pramugari menawari segelas minuman jus ke arahnya. Nasy hanya mengambil sebotol air mineral saja untuk menyegarkan tenggorokannya.

2 jam 30 menit kemudian, pesawat yang mereka tumpangi akan segera mendarat di KLIA Kuala Lumpur International Airport. Semua mahasiswa turun yang didampingi oleh dosen. Ketika berada di luar empat dosen pendamping tersebut telah memesan taksi dan hotel.

Hotel yang dipesan tidak jauh dari lokasi yang akan mereka kunjungi. Untuk mahasiswa kelompok 2 dosen pendamping memesan 5 kamar. Sedangkan mahasiswa kelompok 1 menginap di hotel yang lain dengan jumlah kamar yang sama. Karena jumlah setiap kelompok terdiri dari 15 orang mahasiswa.

Semua mahasiswa mengambil kunci kamarnya masing-masing dimana satu kamar untuk 4 orang karena memiliki dua ranjang. Adapula hanya 3 orang tidak lain Nasy, Cika, dan Putri satu kamar. Nomor kamar mereka yaitu 025 berada di lantai 3 (anggap saja seperti itu).

Ketika memasuki kamar, Nasy meras terkagum akan ruang kamarnya. Begitu rapi, cantik, dan wangi. Cika dan Putri langsung menjatuhkan diri diatas ranjang. Tidak dengan Nasy yang membuka pintu balkon melihat pemandangan diluar dari atas. Nasy meresapi udara yang segar dengan cahaya matahari bersinar.

"Masya Allah. Cantik sekali pemandangannya?" ucap Nasy kagum.

Cika dan Putri yang melihat Nasy berada diluar. Juga merasa tertarik untuk memantaunya dan merasa terkagum akan pemandangannya. Sangat berbeda dengan di Indonesia. Tanpa buang waktu mereka mengabadikan dengan selfie membelakangi pemandangan kota dan mengupload di Instagram dan Facebook.

"Wah... Cantik sekali. Kalau seperti aku tampaknya akan betah." ucap Putri.

"Ya kamu benar, Put. Bagaimana kalau pantainya sedangkan pemandangan dari balkon hotel saja indah." ucap Cika.

"Harus kita abadi sepertinya. Biar buat kenangan. Foto ayo?" ajak Putri.

Cekrek

"Masya Allah cantik sekali. Dari foto saja cantik sekali." ujar Putri melihat hasil jepretannya.

"Jangan lupa kirim ke whatsapp punya ku." ujar Nasy.

"Ok."

Ponsel Nasy berbunyi menampilkan hasil jepretan dan mengirimkan pesan singkat bahwa ia sudah tiba di Kuala Lumpur, Malaysia dan mengirim foto selfie nya kepada kedua orangtuanya. Nasy kembali mengambil fotonya sendiri dan pemandangan dihadapannya. Mengupload di aplikasi Instagram dengan caption 'Nikmat Allah mana lagi yang kau dustakan'.

Setelah puas menatap pemandangan diluar. Mereka pun bergantian untuk mandi karena waktu sebentar akan memasuki Shalat Zuhur ketika di Malaysia. Perbedaan waktu Indonesia dan Malaysia hanya 1 jam saja. Lebih cepat 1 jam waktu di Malaysia dibandingkan waktu di Indonesia.

Nasy yang sudah selesai mandi segera melakukan shalat zuhur. Begitu pula Cika dan Putri yang secara bergantian melakukan Shalat Zuhur. Selesai mereka mengecek ponselnya masing-masing melihat isi chat di grup Study Tour Kelompok 2 bahwa sebentar. lagi akan makan siang bersama diluar.

Dosen pendamping Bapak Aris dan Bapak Agung sudah merekomendasikan tempat makan di sekitar hotel dengan menu khas makanan Malaysia. Walaupun bukan tempat restoran tetapi suasananya cukup tenang. Menu yang mereka pesan beragam diantaranya Nasi Lemak, Gulai Lemak Ikan Parang Cili Api, dan lainnya.

1 jam kemudian mereka kembali ke hotel dengan berjalan kaki. Memasuki kamar masing-masing untuk beristirahat penuh. Besok baru lah mereka akan mulai melakukan penelitian. Sebelum berangkat mereka akan terlebih dahulu melakukan briefing bersama.

...🌹🌹---🌹🌹...

Pada keesokan pagi, Bapak Aris dan Bapak Agung beserta mahasiswa kelompok 2 keluar untuk sarapan pagi sekaligus mengadakan briefing bersama di restoran hotel. Semua mahasiswa pertama-pertama mendengarkan arahan dari Bapak Aris kemudian dilanjutkan Bapak Agung sambil menunggu pesanan mereka datang.

Nasy dan yang lainnya menyimak perkataan Bapak Agung. Tidak butuh waktu lama pesanan mereka sudah datang. Mereka semua melakukan sarapan pagi dulu kemudian akan dilanjutkan kembali. Mereka sangat menikmati hidangan restoran hotel. Nasy tanpa bicara juga ikut menikmati.

Satu jam kemudian mereka semua menunggu bus yang sengaja di sewa untuk selama 1 minggu kedepan. Mereka memasuki bus menuju ke tempat yang pertama ia datangi yaitu Masjid Negara Malaysia.

Masjid terbesar dan termegah di Kuala Lumpur yang berdiri dekat kantor pemerintahan. Dengan kubah berwarna biru dengan 18 titik berbentuk geometris. Maksudnya 18 titik sebagai simbol 13 negeri di Malaysia dan 5 rukun Islam. Luas tanah sekitar 5 hektar.

Rombongan kelompok 2 telah tiba di Masjid Negara Malaysia. Baru saja turun dari mobil mereka terkagum-kagum akan kecantikan dan kemegahan masjid tersebut. Nasy hanya melotot melihat arsitektur bangunan yang unik dan sangat indah.

"Masya Allah. Ya Allah sungguh indah rumah panggilan-Mu." ucap Nasy terperanjat dan kagum.

"Ya. Luas sekali kawasannya. Bentuk Kubahnya juga unik dan cantik." ujar Cika.

Semua menelusuri masjid tersebut sambil berfoto-foto. Nasy meminta ke Cika untuk memotret dirinya membelakangi masjid.

"Cika. Tolong fotoin aku ya." pinta Nasy.

"Oke. Sudah, aku hitung ya satu dua tiga."

Cekrek

"Bagaimana bagus tidak?" tanya Nasy.

"Perfect."

Mahasiswa mulai memasuki lorong masjid yang dihiasi dengan kaligrafi. Hingga menelusuri dalam masjid yang tidak kalah cantik, bersih, besar, dan wangi.

Ketua kelompok mulai mencari juru bicara yang akan diajak wawancara mengenai Masjid Negara Malaysia yang megah dan bersejarah ini. Salah satu Imam disana mulai menceritakan mengenai Masjid ini sedangkan mahasiswa lainnya mencatat, merekam, dan memotret. Nasy menyimak dengan serius penjelasan Imam tersebut.

Terakhir semua mahasiswa berfoto bersama sang Imam Masjid Negara Malaysia. Berpamitan untuk mendatangi beberapa tempat lagi. Hari ini mereka mengunjungi tempat yang katanya ada 3 masjid yang bersejarah diantaranya Masjid Negara Malaysia, Masjid Jamek Sultan Abdul Samad, dan Masjid India.

Mereka semua menaiki bus menuju ke tempat masjid kedua yaitu Masjid Jamek Sultan Abdul Samad.

Masjid Jamek Sultan Abdul Samad adalah masjid tertua di Kuala Lumpur. Masjid yang berdiri sejak 1909 diarsiteki oleh Arthur Benison Hubback dengan gaya arsitektur timur yang beraliran Mughal dan Moorist. Masjid Jamek dibangun oleh pedagang-pedagang Islam dari India pada masa penjajah Inggris.

Mereka tiba di lokasi Masjid Jamek dan merasa kagum. Nasy yang tidak berkata lagi bingung bagaimana mengekpresikan kagumnya lagi. Arsitekturnya berbeda dengan sebelumnya dengan bergaya India Islam Mughal dan Moorist.

Seperti sebelumnya, Nasy tidak ingin melewatkan momentum mengambil gambar untuk dikirim kepada kedua orangtua di kampung. Menelusuri sekitar masjid memang sangat indah. Bubuhan tulisan kaligrafi di tiang masjid. Melakukan wawancara kepada pemuka masjid akhiri foto bersama sebagai dokumentasi.

Kini beralih ke masjid yang ketiga sekaligus masjid terakhir yang akan mereka kunjungi. Masjid yang agak sama dengan Masjid Jamek dimana sama-sama bergaya arsitektur India. Nama masjid yaitu Masjid India.

Masjid India ini yang dibangun sejak tahun 1863 dengan bahan papan kayu, kemudian direnovasi hingga sekarang menjadi bangunan dengan 3 tingkat, sehingga memiliki daya tampung 3000 jamaah.

Masjid yang dibangun oleh para pedagang Islam dari India, sehingga sampa sekarangpun disekitar masjid India merupakan kawasan pertokoan dari keturunan orang India. Masjid India memiliki ciri yang khas seperti pada waktu kuthbah menggunakan bahasa Tamil.

Nasy dan lainnya juga menatap tanpa berkedip. Masjid yang berarsitektur yang lebih unik dari dua masjid mereka kunjungi. Dari jamaah yang berdatangan banyak dari bangsa India Tamil. Adapula dari kalangan orang biasa yang bukan dari bangsa Tamil.

Tanpa terasa waktu hampir mendekati shalat Zuhur. Mereka semua memutuskan untuk melakukan shalat di masjid bersejarah dan unik ini. Setelah melakukan shalat Zuhur berjamaah. Sang ketua kelompok yang bernama Bagas meminta izin menemui pemuka agama seperti Imam masjid.

Mereka mewawancarai dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang berbeda-beda. Nasy dan kedua temannya juga ikut bertanya karena penasaran. Serasa cukup tanya jawab meminta sang Imam masjid untuk berfoto bersama di luar masjid.

...Bersambung......

Mohon maaf untuk informasi yang dicantumkan mengutip singkat dari beberapa artikel di google 🙏

Jangan lupa like, vote, komen, follow, dan subscribe ya🤗

Terpopuler

Comments

Maheswarip

Maheswarip

Upin Ipin wkwkwkw

2023-03-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!