Part 3

Setelah kepergian Hani resepsionis pun menelpon tuan Andy dan mengatakan kalau petugas pemeriksa tidak bisa datang.

"Apa maksud mu, barusan yang datang itu petugas pemeriksaan bukan"? tanya Andy dengan resepsionis itu.

"bukan tuan, wanita yang barusan datang adalah nona Hani yang ingin melamar pekerjaan di perusahaan ini" jawab resepsionis dan membuat Andy menjadi patung dan tak berkutik.

"Ya ampun jadi cewek yang baru saja datang itu bukan petugas pemeriksa!! Shiittt" Andy pun melempar vas bunga yang ada di samping nya.

Andy mengira Hani adalah petugas pemeriksa yang di kirim tuan Mahendra untuk mengecek semua data namun Andy salah orang dan uang 10 juta lenyap begitu saja.

Andy sebagai direktur di anak cabang perusahaan Mahendra tetapi Andy tidak jujur dan sering kali korupsi maka dari itu Andy menyogok petugas pemeriksa agar tutup mulut rapat rapat dan tidak mengadu ke tuan Mahendra bahwa semua buruh sedang mogok berkerja karena upah mereka belum di cairkan oleh Andy.

***

Kini malam pun sudah menyambut dengan bintang yang bertebaran di langit dan Hani masih tetap semangat untuk melayani para tamu restoran.

Beda dengan Hana yang ingin menutup cafe nya namun Masi ada satu pelanggan yang masih setia duduk sembari menggambar dan sesekali melirik ke arah Hana.

"Maaf tapi bisa kah kau pergi, aku mau menutup cafe ini sudah larut malam"? kata Hana sembari berdiri di samping meja pria itu

Dan dengan gerakan cepat pria itu pun menutup gambaran nya agar Hana tak bisa melihat apa yang sedang pria itu gambar.

Hana pun mengernyitkan dahi nya dan penasaran apakah yang di gambar pria itu hingga duduk Berjam jam lama nya di cafe.

Belum sempat Hana menanyakan sesuatu pada pria itu langsung berlalu pergi tapi sebelum pergi pria itu menyimpan uang di atas meja dan segera pergi begitu saja tanpa sepatah kata pun dan membuat Hana geleng geleng kepala.

Setelah pria itu pergi Hana pun menutup cafe nya dan segera pulang ke rumah untuk istirahat.

Saat di perjalanan tiba tiba saja ban motor Hana bocor dan tidak ada satu pun bengkel yang buka karena sudah larut malam.

Hana pun memberhentikan motor nya dan menelfon Hani untuk datang menjemput nya. namun Hani tidak mengangkat telfon nya karena Masi sibuk di restoran yang akan segera tutup.

Dan dari kejauhan nampak seorang pria yang memakai jaket, topi hitam dan masker sedang mendekati Hana sontak saja Hana merasa takut. Hana mengira pria itu adalah orang jahat dan segera berlari meninggalkan motor nya.

Dan pria itu terus mengikuti Hana yang sedang berlari karena panik Hana pun meminta tolong kepada 3 orang pria paruh baya dan ternyata mereka adalah preman.

"Tot tolong tolong saya, pria itu mengikuti ku sedari tadi" Hana berbicara dengan ngos-ngosan dan sangat panik sembari menunjuk pria yang mengikuti nya sedari tadi.

Cowok yang sedari tadi mengikuti Hana pun berhenti  dan memperhatikan gerak gerak ketiga preman itu yang sedang bernegosiasi dengan Hana.

"Hah, apa kau sudah gila!! aku kesini mau minta tolong bukan untuk menyerahkan diri ku ke kalian!!" bentak Hana karena ketiga pria itu meminta imbalan dengan Hana, setelah mereka menghabisi pria itu Hana akan menemani mereka bertiga tidur semalaman.

***

Jangan lupa like dan komen yah biar author makin semangat 🤗Hana bagaikan seekor tikus yang masuk di kandang kucing dengan meminta bantuan kepada ketiga preman itu.

"Ahh sial banget aku malam ini" batin Hana.

Dan saat tangan Hana di pegang oleng preman itu sontak pria yang sedari tadi mengikuti Hana langsung menggenggam erat tangan preman itu.

"Jauh kan tangan kotor kau dari dia" ucap pria itu sembari memberikan tatapan tajam.

"Tenang bro kita akan menikmati gadis ini bergiliran dan..," belum selesai preman itu berbicara, pria yang sedari tadi mengikuti Hana pun langsung memberikan  bogeman dan terjadi lah baku hantam satu lawan tiga.

Hana pun mengambil kesempatan emas ini untuk segera kabur meninggalkan parah preman itu yang sedang berkelahi.

Setelah beberapa menit pria itu berhasil melumpuhkan para preman dan menoleh kebelakang mencari Hana namun Hana sudah berlari sangat jauh hingga motor nya pun di tinggal kan begitu saja.

Bruuk..

Saat pria itu menoleh kebelakang seorang preman bangun dan memukul kepala pria itu hingga pingsan.

**

Hana pun berusaha berlari dengan cepat dan sesekali menoleh kebelakang, berharap para preman itu tidak mengikuti nya namun saat menoleh Tampa sengaja Hana menabrak seseorang pria yang sedang berjalan

"Aaww" pekik Hana saat badan nya mendarat bebas di tanah.

"Arrgghh kenapa aku sial banget malam ini"  batin Hana.

"apa kau tidak apa apa"? tanyak pria itu sembari mengulurkan tangan untuk membantu Hana berdiri.

bukan nya meraih tangan pria itu Hana malah melongo melihat ketampanan pria yang sedang berdiri sedikit membungkuk di hadapan nya.

"Hay apa kah kau baik baik saja"? pria itu pun mengulang perkataan nya dan sontak Hana pun merasa gugup.

"Eh i iya aku baik kok" jawab Hana gugup

"Maaf aku ngak sengaja, sebagai permintaan maaf aku akan mengantarmu pulang, apakah kau mau?" tanyak Alvin, Yah pria itu adalah Alvin putra tuan Mahendra.

"Ah i iya a aku mau mau" Hana gugup.

Alvin pun mengantar Hana pulang dengan berjalan kaki.

***

Lusi pun sangat khawatir menunggu Hana pulang karena baru kali ini Hana tidak memberi kabar bahwa dia akan lembur. berbeda dengan Hani yang sedari sore telah memberi kabar bahwa dia akan lembur.

Setelah satu jam akhirnya Hana pun sampai di rumah dengan keadaan menangis dan berantakan.

"Mama" Hana pun menangis meraung saat berada di pelukan Lusi. Hana begitu takut dan gemetaran.

"kenapa sayang? apa yang terjadi? siapa yang gangguin kau?" begitu banyak pertanyaan dari Lusi namun tak satu pun di jawab oleh Hana. Hingga seorang pria muncul dari balik pintu dan membuat Lusi melongo.

"apa yang kau lakukan pada anak ku, hah?"Lusi mengira bahwa Alvin yang telah melakukan sesuatu ke Hana.

"Mama bukan dia yang gangguin aku, malah dia yang selamat kan aku saat aku berlari dari kejaran preman itu" jelas Hana membela Alvin.

Hana pun melepaskan pelukan Lusi dan berdiri di hadapan Alvin untuk berterima kasi atas bantuan nya.

"Oh iya apakah kalian tau pabrik minyak terbesar di kota ini" tanya Alvin "aku sudah berjalan sedari tadi tapi tidak menemukan pabrik itu" kata Alvin lagi.

"Kau bertanya pada orang yang tepat, mama ku berkerja di pabrik itu, dia adalah ketua sekaligus pengawas di pabrik itu" jelas Hana.

"Wah kebetulan sekali, apakah saya bisa meminta nomor telepon tuan Andy" tanya Alvin

"kenapa tidak, tunggu sebentar saya akan mencatat nomor nya untuk kamu" Hana pun masuk ke dalam kamar untuk mengambil buku dan pulpen untuk segera menulis nomor telepon tuan Andy.

"terima kasih banyak, kalau begitu saya permisi dulu" setelah mendapat kan nomor tuan Andy, Alvin pun pamit pulang.

"Kamu ngak apa apa kan sayang" kata Lusi sembari memeriksa tubuh Hana.

"Hana baik kok mam" Hana berbicara namun pandangan nya terus melihat ke arah Alvin yang telah berlalu pergi.

"Orang nya sudah pulang, ngak usah di liatin terus" Lusi menggoda Hana saat melihat Hana Yg celingak-celinguk melihat Alvin.

"Eh mama apaan si, aku mau tidur yah mam" Hana pun segera masuk ke dalam kamar tapi sebelum masuk Hana sempat mencium pipi Lusi.

***

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN YAH BIAR AUTHOR MAKIN SEMANGAT 🤗

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!