...Happy reading 💕...
...Hope you enjoyed.....
...----------------...
"Sudah sepantasnya seperti itu! Jangan hanya diam saja.. Sekali-kali kau memang harus melawan." Amy berkata dengan begitu menggebu-gebu.
Sungguh, hanya dengan mendengar ceritanya saja benar-benar membuat Amy merasa sangat emosi. Amy tidak bisa membayangkan kalau sampai dirinya yang berada di posisi Elle.
"Lagi pula, mau sampai kapan kau bertahan dalam keadaan rumah tangga yang berantakan seperti ini Ell.. Kau masih muda, kau berhak mendapatkan kebahagiaan kau yang sepantasnya. Jangan mengorbankan dirimu sendiri hanya demi sebuah hubungan yang sudah jelas tidak akan berubah lebih baik."
Amy menggenggam kedua tangan Elle dengan lembut, wanita itu mencoba menyalurkan ketenangan untuk Elle yang masih terlihat memikirkan hal yang baru saja terjadi.
"Aku tidak tahu Am.. Aku tidak tahu harus berbuat seperti apa. Di satu sisi, aku merasa lelah akan semua ini. Di sisi lain, aku masih memiliki harapan kalau suatu saat nanti, kehidupan rumah tangga ku akan berubah menjadi lebih baik. Di sisi lainnya lagi, aku tidak ingin mengecewakan kedua orang tuaku. Kau tau sendiri kan orang tuaku menaruh harapan yang sangat tinggi pada pernikahanku ini."
Buliran bening kembali mengalir dari kedua mata Elle.
Amy menghembuskan nafasnya dengan sangat berat. Jika Elle sudah mengeluarkan air matanya, itu pertanda sahabatnya itu memang sedang tidak baik-baik saja.
Sejatinya, Elle bukan wanita lemah yang hanya bisa menangis dan merengek ketika dia memiliki masalah. Elle juga bukan tipikal wanita yang akan selalu mengadu ketika dia mendapat masalah.
Elle adalah tipikal wanita yang akan selalu membawa permasalahan itu dengan sikap santainya. Entah itu masalah kecil, maupun masalah yang sangat besar sekali pun. Elle akan selalu bersikap santai dalam menghadapi setiap permasalahannya.
Tapi, jika Elle sudah mengeluarkan air mata dan berkeluh kesah, itu pertanda kalau Elle memang benar-benar sudah tidak kuat lagi menanggung permasalahan itu.
"Aku tau Ell, aku mengerti apa yang kau rasakan saat ini.." Amy menghapus air mata Elle dengan lembut.
"Aku lebih dari mengerti mengenai harapan orang tuamu yang menginginkan anaknya memiliki kehidupan rumah tangga yang bahagia dan terjamin."
"Tapi Ell, pada kenyataannya, semuanya berbanding terbalik dengan harapan orang tuamu.. Aku tidak bermaksud mencampuri kehidupan rumah tanggamu, tapi aku tidak ingin kau terus menerus mengorbankan kebahagiaanmu sendiri Ell."
"Aku tidak kuat melihat harga dirimu yang terus menerus di injak-injak Ell.. Aku tidak kuat melihat kau menangis, aku benar-benar tidak kuat.. Hatiku juga ijut sakit di saat hatimu merasa sakit. Tidak bisa kah kau mengakhiri semua ini? Hmm??"
Amy menatap Elle dengan tatapan sendu, dia sedikit mempererat genggamannya pada kedua tangan Elle. Dia sangat berharap Elle akan segera mengakhiri penderitaannya.
Jujur saja, Amy lebih suka kalau Elle menjadi seorang janda yang bahagia dari pada harus menjalani kehidupan rumah tangga yang menderita.
Katakanlah Amy jahat karena mendorong Elle untuk mengakhiri kehidupan rumah tangganya. Tapi itu semua juga demi kebaikan Elle itu sendiri. Amy benar-benar tak kuasa melihat harga diri Elle yang selalu di injak-injak.
"Lagi pula, aku sampai saat ini masih merasa penasaran, apa yang sebenarnya di harapkan oleh suamimu dari pernikahan kalian. Jika dia memang tidak mencintaimu, kenapa juga dia harus setuju untuk menikahimu. Jika dia memang tidak suka padamu, kenapa juga pada awal pernikahan kalian dia harus bersikap baik padamu."
Elle menggelengkan kepalanya dengan lesu. "Aku juga tidak tahu.." Suara wanita itu terdengar sangat parau karena terus saja menangis.
"Hmm.." Amy menghela nafas untuk yang ke sekian kalinya. "Kalau kau memang akan terus mempertahankan rumah tanggamu. Setidaknya, sekali-kali kau harus memberikan perlawanan seperti apa yang tadi kau lakukan. Jika Dean tidak bisa membelamu, kau harus bisa membela dirimu sendiri."
Elle mengangguk kecil, dia sangat menyetujui apa yang baru saja Amy katakan. Karena jika dirinya tidak memberikan perlawanan, maka harga dirinya akan semakin di injak-injak.
"Kalau perlu, hajar saja suami mu itu jika dia tidak bisa memenangkanmu di keluarganya. Jangan sia-siakan hasil dari latihan bela dirimu itu, sesekali kau juga harus menggunakan hasil dari latihanmu itu untuk menghajar seseorang."
Elle mengerjapkan matanya, air matanya tiba-tiba saja berhenti mengalir. "Apa kau gila, aku bisa saja tersandung kasus kekerasan dalam rumah tangga."
"Hei.. Hal itu tidak bisa di kategorikan ke dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga. Membela diri itu bukanlah suatu kejahatan, kau juga tahu pasti mengenai hal itu."
Elle bersedekap dada, dia menatap Amy dengan mata yang memicing tajam. "Ck! Itu hanya berlaku ketika Dean yang lebih dulu melakukan tindakan kekerasan padaku! Jangan mencoba untuk menjadi sahabat yang membawa pengaruh buruk bagiku."
"What! Kau bilang aku membawa pengaruh buruk?" Amy menunjuk dirinya sendiri. "Ayolah.. Jangan bersikap naif.." Wanita itu berkata seraya mengibaskan tangannya. "Aku tahu, entah itu sedikit atau pun banyak, kau juga pasti memiliki hasrat untuk menghajar Dean."
Elle menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ti, tidaaaak.. Aku tid.."
Amy menaikkan sebelah alisnya.
"Ck, kau benar." Elle memalingkan wajahnya. "Terkadang, aku memang ingin menghajar Dean." Wanita itu menghela nafasnya dalam-dalam. "Sepertinya sesekali aku memang harus menghajar pria itu." Dia berkata dengan sedikit menggebu-gebu, suara wanita itu kini terdengar kembali normal.
Amy seketika saja memutar bola matanya. Lihatlah, betapa mudahnya sahabatnya itu dalam mengubah suasana hatinya, betapa mudahnya sahabatnya itu dalam mengubah isi yang ada di dalam pikirannya.
Kemana perginya Elle yang sebelumnya menangis tersedu-sedu?
Terkadang, Amy merasa sedikit jengah pada suasana hati Elle yang sangat mudah berubah. Juga pada pemikiran Elle yang terkadang bisa berganti dalam hitungan detik.
Tapi, tidak bisa di pungkiri. Hal itu juga lah yang membuat Amy bisa bersahabat dengan Elle dalam waktu yang sangat lama. Atau bahkan mungkin, Amy bisa bersahabat dengan Elle hingga maut memisahkan.
Amy menyukai pola pikir Elle yang sangat sederhana. Amy menyukai suasana hati Elle yang sangat mudah untuk berubah karena hal itu selalu bisa menghibur dirinya. Amy menyukai tingkah ajaib yang Elle miliki. Amy juga menyukai sikap Elle yang selalu bisa menghadapi segala situasi dengan cara yang santai.
Berbagai hal itu lah yang membuat Amy merasa sangat nyaman untuk bersahabat dengan Elle.
Elle sungguh wanita ajaib yang sangat langka untuk bisa di temukan.
Ya meskipun terkadang wanita itu akan mengucapkan kata-kata yang sangat pedas, namun Elle tetap jenis wanita yang sulit untuk di jumpai.
"Sudahlah, aku sudah tidak lagi memiliki suasana hati yang bagus untuk menangis. Kau benar-benar menghancurkan perasaan sedihku. Sebaiknya kau bertanggung jawab dengan memasak untukku, aku lapar." Elle berkata dengan acuh tak acuh.
Wanita itu lantas melenggang pergi menuju dapur dengan sangat tidak tahu malunya.
Amy menatap kepergian Elle dengan sudut matanya yang sedikit berkedut.
Kan.. Benar kan apa yang baru saja Amy katakan. Wanita tidak tahu malu yang sayangnya menjadi sahabatnya itu benar-benar memiliki tingkah yang sangat ajaib.
"Aaamm.. Cepat masakan sesuatu untukku, aku lapar!!"
Amy sontak saja berjengkit karena merasa terkejut saat tiba-tiba saja mendengar suara teriakan Elle yang sangat menggelegar.
Amy menghela nafas seraya mengelus dadanya. "Oh God.. Andai saja dia bukan sahabatku, sudah ku pastikan aku akan mencincangnya dan menjadikan dagingannya sebagai makanan serigala peliharaanku!"
"Amyyyy.."
"Astaga! Ck, haishhh!!" Amy kembali berjengkit. "Iya El, sebentar!"
Amy pun beranjak dari sana kemudian segera menuju dapur, di mana Elle kini tengah mengobrak abrik isi yang ada di dalam kulkas.
...-TBC-...
Thanks for reading..
Jangan lupa kritik dan saran..
Dan jangan lupa beri dukungan..
Karena sesungguhnya, semangat sensi dalam membuat karya adalah dukungan dari wakk wakk sekalian..
Pokoknya.. Salam sayang dari sensi 💕
Bye bye..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments