Keesokan harinya...
"Gimana, San? Kamu udah ada uang untuk ongkos Bapak ke rumah Kakekmu?". Serbu Retno tatkala Sandra baru saja selesai mandi pagi.
"Ada, Bu. Tapi hanya ada 100 ribu ya." Ucap Sandra.
"Kok hanya 100 ribu, San? Mana cukup untuk uang bensin dan tol." Timpal Dimas yang tengah duduk di meja makan.
Sandra menoleh pada Sang Bapak dengan tatapan yang rumit. "Jadi harus berapa banyak Sandra kasih untuk ongkos, Pak? Sandra juga perlu pegangan untuk ongkos Sandra juga, Pak!"
"Kamu kan bekerja. Ya pasti setiap hari kamu ada pemasukan. Bapak gak minta setiap hari kok ke kamu. Bapak pergi pun untuk kepentingan adik-adikmu".Sahut Dimas.
"Sandra sekarang lagi gak punya pekerjaan, Pak." Ujar Sandra pelan.
"Apa?! Kok bisa, San? Bukannya kamu bilang kemarin baru saja mulai kerja?". Tanya Retno dengan terkejut.
Sandra menoleh pada Retno. "Bos Sandra di tempat lama orang gila, Bu."
"Orang gila bagaimana maksud kamu?". Tanya Retno lagi.
Sandra menghela napas pelan. "Dia merasa bisa membeli harga diri seorang wanita, Bu!".
Retno terkejut seraya mengelus dadanya. "Astaga, nak..."
"Orang seperti kita ini gak perlu pikirkan harga diri, San!" Ucap Dimas hingga membuat Sandra menatap sang bapak dengan tajam.
"Maksud Bapak apa?" Tanya Sandra menahan amarah.
"Orang gak punya seperti kita kalau mementingkan harga diri gak mungkin bisa maju".
Sandra tersenyum miring. "Maksudnya seperti Bapak?" Desis Sandra menyindir Dimas.
"Jaga bicaramu!" Sahut Dimas ketus.
"Sandra....." Ucap Retno pelan berusaha mengingatkan.
"Apa Sandra salah bicara? Bapak seperti ini karena mementingkan harga diri Bapak kan? Bapak gak mau bekerja serabutan karena merasa Bapak dahulu orang kaya jadi merasa tidak pantas untuk bekerja serabutan kan?"
"Sandra menjaga harga diri Sandra sebagai seorang wanita, Pak! Tapi pekerjaan apapun juga Sandra lakoni asal menghasilkan uang dan tidak melampaui batas!". Ujar Sandra sedikit emosi hingga Retno memegangi lengan Sandra.
"Tau apa kamu hah! Bapak sudah mencoba menjalankan berbagai usaha namun selalu bangkrut! Kamu anak kurang ajar!" Bentak Dimas.
"Lihat anakmu ini, Retno! Bagaimana kamu mendidiknya hah! Sampai berani melawanku!".Ujar Dimas beralih menatap istrinya dengan tak kalah sengit.
"Pak... Harga diri lelaki ada di tanggung jawabnya". Desis Sandra pelan menatap Dimas dengan perasaan kecewa.
"Aku akan beri 100 ribu pada Ibu. Aku harus siap-siap pergi untuk mencari pekerjaan pagi ini". Sandra pun melangkah pergi meninggalkan Dimas dan Retno yang menatapnya dengan masing-masing pikiran yang berkecamuk.
...🌻🌻🌻...
"Nah turun di sini neng. Nanti masuk ke dalam perumahan itu. Lokasi lapangan golf yang neng cari ada di dalam. Neng bisa pakai ojek yang mangkal untuk masuk ke dalam". Ucap Seorang supir angkutan umum seraya menunjuk pada ojek pangkalan yang berada tepat di sebrang pinggir jalan.
Sandra pun lantas turun dari angkutan umum dan memberi ongkos sebesar lima ribu rupiah pada sang supir. "Terima kasih ya pak!" Ujar Sandra yang di tanggapi oleh anggukan sang supir.
Tak membuang waktu lama, Sandra lantas segera menyebrang dengah.hati-hati dan menghampiri ke pangkalan ojek
"Bang, ke lapangan golf ya!" Ujar Sandra pada salah satu tukang ojek yang berdiri.
Sepanjang jalan menuju lapangan golf, Sandra di buat takjub oleh pemandangan yang Ia lihat. Pepohonan rindang di sisi kanan dan kiri jalan benar-benar memanjakan mata. Ditambah cuaca yang cukup sejuk membuat Sandra sedikit rileks sejenak melupakan segala beban hidup.
Tak membutuhkan waktu lama, tukang ojek itu berhenti tepat di sebuah parkiran. Sandra segera turun dari motor. "Berapa, Pak?". Tanya Sandra.
"15 ribu aja, Mbak" Ucap Sang tukang ojek.
Sandra merogoh kantung celana jeansnya dan memberikan uang sebesar 15 ribu pada tukang ojek. Sandra segera melangkah masuk ke dalam. Ia berhenti tepat di tengah sebuah aula, merasa kebingungan kemana Ia harus memilih arah.
Sandra mengedarkan netra matanya ke seluruh penjuru. Sudut ekor matanya menangkap sekelompok orang yang sedang berjalan menuju ke tempatnya berdiri. Sandra memutuskan untuk menanyakan ruangan HR pada mereka.
"Permisi..." Ujar Sandra sopan pada sekelompok orang yang memakai pakaian seragam seperti training olahraga lengkap dengan topinya.
"Saya mau tanya ruangan HR di mana ya?" Lanjut Sandra lagi.
"Oh ruang HR ada di sebelah sana". Ucap salah seorang dari mereka seraya menunjuk sisi kiri aula.
"Kamu ke arah sana, ikutin jalan setapak nanti ada ATM Center, nah gak jauh kok dari lokasi ATM itu ruangannya".
Sandra manggut-manggut seraya menatap ke sisi kiri aula dengan mengingat petunjuk jalan yang telah di beritahu.
"Mau ngelamar kerja?" Tanya seorang yang lain lagi pada Sandra.
Sandra mengulas senyum manis seraya mengangguk. "Iya.. Siapa tau ada lowongan pekerjaan di sini" Ujarnya.
"Baiklah kalau begitu saya permisi. Terima kasih untuk informasinya" Pamit Sandra seraya tersenyum.
Sandra lantas segera berjalan menuju sisi kiri aula dan menelusuri jalan setapak yang di apit oleh bunga-bunga yang tumbuh subur dan indah. Sandra menemukan ATM Center dan melihat sebuah ruangan dengan pintu yang terbuka. Sandra meyakini itu adalah ruangan HR yang Ia cari.
Sandra melangkah dengan hati berdegup kencang. Bukan pertama kalinya Ia mencoba melamar pekerjaan, namun tentu baru pertama kalinya Ia mencoba untuk melamar pekerjaan di tempat yang bahkan tidak pernah terlintas olehnya.
BRUUKKK!
Tak sadar karena melangkah dengan cepat, Sandra menabrak tubuh seseorang yang tengah berjalan dari sisi kanannya. Orang tersebut pun sedang berjalan dengan melihat ponselnya tanpa melihat ke sekitar. Beruntung ponsel orang itu tidak jatuh ke lantai.
Sandra segera membungkukkan sedikit tubuhnya. "Maaf, Tuan! Saya tidak sengaja". Ujar Sandra meminta maaf.
Orang tersebut pun hanya diam seraya mengusap sisi bahunya yang di tabrak oleh Sandra. "Tidak perlu minta maaf.. Saya juga tidak melihat anda lewat". Akhirnya orang itu membuka suara.
Sandra pun mendongakkan kepalanya dan tertegun seketika.
Sempurna... Apa dia malaikat?
Sandra mengerjapkan matanya berulang kali dan dengan cepat membuang muka. "Terima kasih. Saya permisi" Ujar Sandra buru-buru.
Pria itu hanya diam tak menjawab dan hanya melihat Sandra yang melangkah pergi memasuki ruang HR.
"Siapa, beb?" Tanya seorang wanita yang menghampiri dari belakang.
"Aku tidak tahu. Tidak sengaja tadi kami bertabrakan" Jelas pria itu seraya mengambil tas golf dari pundak sang wanita.
"Oh.. Ya udah kita pulang sekarang. Aku capek banget" Ujar sang wanita yang segera melangkah pergi meninggalkan sang pria di belakang.
Pria itu kembali menoleh sejenak ke arah ruang HR yang tertutup rapat dan segera melangkah pergi menyusul sang wanita yang telah lebih dulu menuju parkiran mobil.
...🌴🌴🌴...
Masih syeeppiiii... But is ok gak apa2. Semoga akunya tetep semangat😂🔥
Like nya, komen nya, subscribe nya yg belum subscribe ya! Makasiii❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
ιda leѕтary
Yg semangattt ya thor nulisnya, thor aku ada saran nih, gimana kalo setiap capter dikasih judul gitu biar tambah seruuu hehe ☺️
2023-03-20
3
DeKasiblings
Di tunggu terus updetnya kak thor🥰
2023-03-19
2
PrincessDY
ayo semangat thor...sedikit nanti berbukit jg💪💪💪
2023-03-19
3