"Dit, gw udah di lobby apartemen nih. Lo bisa turun gak?". Ucap Sandra melalui sambungan telfon berbicara pada Dita, teman lamanya.
"Ok. Tunggu sebentar ya gw turun sekarang"
Sandra pun lantas menutup sambungan telfon dan memasukkan ponsel nya ke dalam tas. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru lobby apartemen.
Apartemen tempatnya berada kini bukanlah apartemen mewah. Memiliki masing-masing 40 lantai dengan dua tower yang bersebelahan. Tak perlu menunggu lama, gadis cantik bertubuh mungil yang di tunggu oleh Sandra terlihat baru saja keluar dari lift dan melambaikan tangan ke arahnya.
Sandra lantas berdiri dari sofa tempatnya duduk dan melangkah menghampiri Dita. Keduanya segera melepas rindu setelah cukup lama tidak pernah bertemu.
"Apa kabar, Sandra?! Ya ampun.. Lihat lo sekarang! Makin cantik aja sih!". Puji Dita seraya menyisir penampilan Sandra dari atas hingga ke bawah.
"Lo juga pangling banget sih sekarang, Dit! Udah berapa lama kita gak ketemu ya?". Timpal Sandra.
Dita terlihat berpikir sejenak. "Mungkin sekitar 2 tahun kurang lebih?".
Sandra menganggukkan kepala. "Kayaknya sih".
"Eh kita naik ke apartemen gw aja yuk! Lebih nyaman ngobrol sepuasnya daripada di sini!". Ajak Dita seraya menarik lengan Sandra menuju lift yang akan membawa mereka ke lantai atas.
Ting!
Pintu lift terbuka hingga ke lantai di mana unit apartemen Dita berada. Sandra mengekori Dita dari belakang hingga berhenti tepat di depan pintu. Dita memasukkan sebuah pin di daun pintu.
"Ayo masuk, San!" Seru Dita saat pintu terbuka.
Sandra lantas melangkah masuk dan membuka sepatunya. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut. Tipe studio yang mirip seperti hotel bintang 3. Nyaman menurut Sandra.
"Sorry ya berantakan hehehee..."
Sandra tersenyum. "Santai aja lah, Dit. Kayak sama siapa aja sih".
Sandra lalu mendudukkan dirinya di sebuah sofa kecil khusus dua orang yang berada tepat di depan jendela. Dita pun menghampiri dengan membawa 2 botol soft drink dari kulkas dan duduk di sisi Sandra.
"Nih minum dulu!". Ujar Dita seraya memberikan soft drink pada Sandra yang di terimanya dengan tersenyum.
Sandra pun meneguk soft drink itu hingga tersisa hanya setengah botol. Ia mengelap mulutnya dengan punggung tangan kanannya.
"Jadi, lo mau tanya apa sama gw? Tadi di telfon lo bilang mau tanya sesuatu ke gw kan?". Tanya Dita to the point setelah Sandra menaruh botol soft drinknya ke atas meja.
Sandra menatap Dita dengan seksama. Ia menarik napas perlahan sebelum mengutarakan niatnya.
"Hmmmm.. Gw sebenarnya mau tanya tentang kerjaan, Dit. Kira-kira lo tau gak di mana ada lowongan kerja? Siapa tau teman-teman lo ada yang cari karyawan atau bisa kasih info?" Ujar Sandra menatap Dita dengan raut wajah serius.
"Kerjaan?" Tanya Dita memastikan.
Sandra mengangguk. "Iya. Gw baru aja keluar kerja tadi pagi. Sekarang gw nganggur.. Gw gak mungkin nganggur terlalu lama, Dit". Keluh Sandra seraya mengingat kondisi keluarganya.
Dita terdiam sejenak. "Gw gak tau sih, San...."
"Tapi gw bisa usahain kalau lo mau kerja di tempat gw. Cuman..... Lo tau kan kerja gw apa? Gw gak rela juga kalau lo harus kerja di tempat begituan". Lanjut Dita menatap Sandra dengan ragu.
Sandra menggeser tubuhnya hingga menghadap sepenuhnya ke arah Dita. "Apa boleh kalau gw datang dulu ke tempat kerja lo? Gw mau lihat suasananya".
"Boleh lah.. Itu kan tempat hiburan. Lo bebas keluar masuk, San!". Ujar Dita seraya terkekeh.
"Tapi tunggu dulu deh!" Lanjut Dita seraya beranjak berdiri dan mengambil ponselnya dari atas nakas.
"Gw hubungin Mami dulu deh. Gw mau bilang kalau ada yang mau lamar kerja!"
Sandra mengerutkan dahinya bingung. "Mami? Mami itu siapa, Dit?".
"Mami itu panggilan untuk orang yang ngatur cewek-cewek LC seperti gw ini lho! Tamu yang mau booking kita harus lewat si Mami itu. Booking untuk temanin karaoke di tempat atau booking ke hotel. Keduanya lewat dia!" Ujar Dita menjelaskan dengan gestur tubuh yang santai sedangkan Sandra hanya bisa menelan ludah.
"Tapi bukannya di tempat kerja lo gak ada hotelnya? Hanya ada spa dan karaoke kan lo pernah bilang? Kalau kerja di spa-nya lebih aman gak, Dit?" Tanya Sandra.
Dita tiba-tiba saja tertawa terbahak-bahak hingga menepuk paha Sandra berulang kali. "Hahahahahahaa! Justru cewek yang kerja di spa-nya lebih gila daripada jadi LC, San!"
Sandra mengerutkan dahinya keheranan.
"Kok bisa lebih gila?"
Dita tersenyum. "Di sana semua bagian ada embel-embel plus plus, San. Jadi bukan murni sebagai spa biasa seperti yang ada di pikiran lo. Cewek spa plus plus bahkan bisa melayani tamu hingga 5-6 orang yang berbeda dalam satu hari".
Sandra melongo tak percaya mendengar penuturan Dita. What the.... 6 orang berbeda? Setiap hari? Whueekkss
"Tapi pendapatan yang kerja di spa itu per bulannya memang besar banget. Kalau LC seperti gw, ya kalau kita murni temanin nyanyi atau minum tetap di kasih tips sih. Tapi tentu lebih besar lagi kalau si tamu lanjut ngajak kita keluar, itu udah kena hitungan booking out sama Mami dengan atau tanpa ehem ehem ya". Jelas Dita panjang lebar.
Sandra menghela napasnya terlihat berpikir keras. Dita menggenggam tangan Sandra dengan lembut.
"Apa lo tetap mau kerja di tempat gw? Atau begini aja... Lo ikut gw malam ini ke sana. Nanti gw kenalin sama Mami. Lo bisa lihat situasi dan lingkungan kerjanya. Walau gw gak menyarankan lo untuk kerja di tempat gw sih karena gw tau lo, San. Semua keputusan ada di lo sepenuhnya".
"Gimana?". Tanya Dita.
Sandra lantas mengangguk setuju. "Oke gw ikut lo malam ini".
...🌻🌻🌻...
Sandra berdiri di hadapan seorang wanita yang di taksir oleh Sandra berusia sekitar 40 tahunan. Wanita tersebut menyisir tubuh Sandra dengan teliti.
"Usia kamu berapa tahun?" Tanya Mami.
"20 tahun". Jawab Sandra pelan.
"Kamu bisa minum minuman beralkohol? Saya tidak memaksa kamu wajib minum itu tapi tentu saya tidak selalu bisa mengontrol keinginan para tamu jika sudah berada di dalam ruangan karaoke, kan?".
"Apa kamu juga bisa di booking? Kamu pasti sudah mendengar cerita dari Dita tentang seluk beluk pekerjaan ini". Lanjut Mami menatap Sandra dengan serius.
Glek!
Sandra terdiam gugup sembari mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan. Kini Ia sedang berada di dalam ruang loker sekaligus ruang ganti bagi para LC.
Sandra menelisik beberapa wanita yang tengah berganti pakaian dengan cuek. Mereka semua datang memakai pakaian normal pada umumhya seperti celana jeans dan sweater namun tentu saja langsung di ganti dengan pakaian kurang bahan yang menunjukkan lekuk tubuh dan bagian-bagian tertentu yang dapat di intip dengan bebas.
Sandra menghela napas kasar. Nuraninya berontak meminta dirinya untuk segera keluar. Sandra tidak kerasan berada di dalamnya.
Ia lantas menatap Mami. "Maaf, Mi. Sepertinya saya tidak jadi untuk bekerja di sini" Ujar Sandra akhirnya seraya membungkukkan sedikit tubuhnya.
Terlihat oleh Sandra, wanita yang disebut Mami itu mengulas senyum. "Baiklah tidak masalah."
Sandra lantas segera berpamitan pada Mami dan hendak mencari Dita untuk memberitahukan bahwa dirinya akan segera pulang.
Tak lama kemudian, Sandra menemukan Dita yang tengah merias wajahnya. Tubuh mungil dengan kulit mulus Dita sudah terbalut dress bodycon yang sangat minim.
"Dit, gw gak jadi kerja di sini deh hehehe". Sandra terkekeh seraya menggaruk tengkuk lehernya. "Rasanya gw gak akan cocok. Pasti gw akan buat masalah terus sama tamu kalau maksain kerja di sini".
Dita tersenyum manis pada Sandra. "Baguslah, San! Gw juga gak rela kalau lo benar-benar kerja di sini. Lo bisa lihat kan? Kita sikut-sikutan di sini demi bisa mendapatkan tamu".
Sandra menganggukkan kepala memahami maksud Dita. "Kalau gitu gw pulang dulu ya! Lain waktu kita ketemu lagi. Maaf banget gw jadi ngerepotin lo, Dit!".
"Eh tunggu.. Tunggu." Sergah Dita seraya meraih tas nya dan merogoh sesuatu di dalamnya.
"Nih! Lo hubungin orang ini. Siapa tau lo cocok kerja di situ." Ujar Dita seraya memberikan sebuah kartu nama.
Sandra menerimanya dan melihat sekilas.
Golf Country Club?
"Tamu tetap di karaoke ini kerja jadi HR di Golf Country Club itu, San. Gw tadi berpapasan sama dia, ya gw tanya ada lowongan kerja atau gak di tempatnya."
"Siapa tau lo bisa jadi caddy golf di sana, San. Setidaknya lingkup kerja caddy lebih positif di banding di sini." Ujar Dita seraya memoles eyeshadow berwarna cokelat di kelopak matanya.
Caddy golf?
...🌴🌴🌴...
Like ya!😍
Subscribe yang belum subscribe😁
Komentarnya membuat semangat!🔥
Terima kasih dan kembali kasih😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
PrincessDY
di tggu up nya thor😍
2023-03-18
2
ιda leѕтary
Lanjutttt thorrr 😍
2023-03-18
1
Pacarseokjin
semoga dapet yg cocok yah sandra..koq aku jadi ikut pusing mikirin nyari kerja🤕🤕🤕
2023-03-18
4