Kehamilan ratu Manolia membawa kegembiraan bagi kerajaan itu. Apa lagi rakyat sangat bahagia karena karena kehadiran putri Manolia membawa keberkahan sendiri untuk mereka.
Pasalnya hasil panen perkebunan mereka yang biasanya di panen hanya dua kali dalam setahun, kini menjadi tiap bulan panen karena pertumbuhan perkebunan mereka begitu cepat.
Ratu Manolia mampu merebut hati rakyatnya. Setiap kali ia melewati tempat yang kering, seketika menjadi hijau. Belum lagi anak-anak rakyat jelata yang sedang sakit, ia tidak segan mendekati mereka dan mengelus anak-anak itu, pasti terlihat sehat. Itulah sebabnya mereka selalu berharap ratu Manolia sering-sering keluar dari istana untuk mengunjungi mereka.
Tapi saat ini ratu tidak bisa melakukan kegiatan sosialnya saat sedang mengandung. Tubuhnya sendiri menjadi payah dan sangat sulit untuk menerima perkembangan bayinya. Ia merasa tubuhnya selalu panas dan meminta untuk berendam di dalam bathtub setiap malam membuat raja sangat cemas.
Kadang ratu harus menyelinap tengah malam untuk mandi di telaga saat suaminya sudah terlelap. Ia harus membuat suaminya tertidur pulas agar ia bebas berendam di telaga yang agak jauh dari istananya.
Ratu Manolia ingin sekali kembali ke istananya, namun selalu tidak diijinkan oleh ayahnya membuat ia frustasi. Ayahnya hanya bisa mengutus para peri khayangan untuk melayani atau menemani ratu Manolia jika dia keluar dari istana.
Seperti malam ini saat ia mandi di telaga dalam keadaan hamil yang mulai terlihat seperti usia kandungan lima bulan.
"Apakah ayahku tidak memberikan aku ijin kembali ke istana langit?"
"Maafkan kami Tuan Putri, anda tidak diijinkan kembali ke istana hingga suami anda melanggar persyaratan yang diajukan oleh yang mulia." Ujar peri itu.
"Tapi aku sangat tersiksa di sini karena kehamilanku. Apakah kalian bisa membantuku agar rasa panas di tubuhku bisa cepat hilang?" Pinta putri Manolia.
"Anda bisa terbebas dari rasa panas hanya dengan satu cara, putri."
"Apa itu?"
"Di percepat masa persalinannya. Jangan mengikuti persalinan seperti manusia biasa. Dengan begitu anda tidak merasakan hawa panas lagi."
"Apa kalian gila? Mana mungkin aku harus melahirkan anak ini dengan cepat? Tidak...! Aku tidak mau suamiku makin curiga kepadaku dan itu akan berdampak buruk padaku di mata para kalangan istana dan rakyatku."
"Kalau begitu anda harus menerima resiko jika anda mengikuti cara manusia menunggu masa kehamilan mereka secara normal." Timpal peri membuat putri Manolia makin tertekan.
Ia tidak tahu lagi dengan cara apa ia bisa bertahan menjalani masa kehamilannya dalam kondisi tubuh yang merasakan panas setiap saat.
"Baiklah. Aku akan berkonsultasi dengan tabib istana untuk mengetahui bagaimana caranya proses persalinan bayi manusia bila dilahirkan dengan cepat." Timpal Manolia yang enggan keluar dari danau itu.
"Baik putri." Peri itu menjaga di sekitar danau demi keamanan putri Manolia yang berubah wujudnya seperti bidadari dari kalangan dewi.
Tubuhnya sedikit lebih nyaman kini. Putri Manolia segera kembali ke istana sebelum raja bangun mencari dirinya. Baru saja ia merebahkan tubuhnya di samping sang suami, raja Jonas sudah bergumam memanggil namanya.
"Manolia. Kamu ke mana saja? Mengapa tidak menemaniku tidur?" Tanya raja Jonas tanpa ingin membuka matanya.
"Aku sedang berada di taman istana karena tubuh selalu berkeringat." Ucap Manolia bohong.
"Sebentar lagi akan memasuki musim salju, kamu tidak akan lagi merasakan kepanasan." Ujar raja Jonas membuat Putri tersenyum karena ia bisa meminta tolong kepada ayahnya agar di percepat menurunkan saljunya dengan begitu ia tidak lagi merasakan kepanasan.
"Terimakasih suamiku. Kamu baru saja menyelamatkan diriku." Ucap putri Manolia seraya mengecup bibir suaminya yang kembali terlelap.
Putri Manolia menemui perinya. Ia ingin ke-dua peri itu menyampaikan pesannya kepada ayahnya agar mempercepat menurunkan saljunya agar tubuhnya tidak merasakan kepanasan lagi.
Kedua peri itu kembali ke istana menyampaikan permintaan putri Manolia yang saat ini sedang hamil merasakan tubuhnya seakan di tempel bara api.
Dewa Yulius mengabulkan permintaan putrinya yang saat ini sedang mengandung anak manusia. Keesokan paginya saat putri Manolia terbangun ia mendengar gemuruh percikan sesuatu yang mengenai jendela kamarnya membuat hawa disekitarnya begitu dingin.
Raja Jonas nampak masih meringkuk di bawah selimutnya kedinginan membuat putri Manolia menghangatkan tubuh sang suami untuk mengurangi rasa dingin pada Raja Jonas.
Rasa hangat dari tubuh istrinya mampu membuat raja Jonas membuka matanya sambil melihat tubuh polos istrinya yang tidak merasakan kedinginan sekalipun badai salju di luar sana mampu membekukan tubuh manusia biasa.
"Baby...! Apakah kamu tidak kedinginan?" Tanya raja Jonas yang mulai tergiur dengan tubuh istrinya.
"Aku sedang merasakan kesegaran salju saat ini. Dengan begitu aku bisa memejamkan mataku."
"Mungkin saat ini kamu sedang merasakan bawaan hamil jadi kondisi tubuhmu merasakan hawa panas yang berlebihan." Ujar sang suami.
"Apakah semua wanita hamil mengalami seperti apa yang aku alami?" Tanya putri Manolia penasaran.
"Setiap wanita hamil memiliki masing-masing bawaan hamil. Ada yang merasa tubuhnya panas, marah nggak jelas, gelisah, mual dan kadang merasa pusing hingga sulit makan. Dan kamu mengalami salah satunya." Jelas raja Jonas.
"Apakah itu berlangsung hingga melahirkan?" Tanya putri Manolia ingin tahu lebih banyak keadaan wanita bumi yang sedang hamil.
"Entahlah. Yang aku dengar hampir semua wanita mengalami keanehan dalam dirinya saat mengandung bayi mereka. Jika yang mengalaminya hingga menjelang persalinan mereka, aku kurang paham karena aku hanya memiliki satu istri dan ini adalah pengalaman pertamaku menjadi calon ayah." Ujar raja Jonas memeluk istrinya.
"Ini sangat membuatku tersiksa. Kalau begitu apakah aku bisa membuka jendela itu biar dinginnya bisa menyeruak masuk dalam kamar kita?" Pinta putri Manolia mendapatkan protes dari raja Jonas.
"Apakah kamu ingin mati beku, sayang? Aku tidak kuat menahan dinginnya."
"Hawa tubuhku akan membuatmu hangat dan aku bisa merasakan kesejukan dengan salju itu." Pukas putri Manolia dengan permintaan gilanya.
"Baiklah. Kalau begitu kamu sendiri yang membuka jendelanya!" Titah raja Jonas.
Putri Manolia turun dari tempat tidurnya dan berjalan dengan tubuh polosnya menuju jendela. Ia membuka jendela kaca itu dan seketika angin yang membawa butiran salju itu masuk dalam kamarnya dan itu membuat tubuh putri Manolia merasa nyaman.
Tapi tidak dengan raja Jonas yang kembali menggigil dalam balutan selimut tebal. Putri Manolia memeluk suaminya hingga keduanya saling menikmati dingin dan hangat secara bersamaan.
Keduanya akhirnya bercinta di tengah badai salju yang bergemuruh di luar sana. Dan anehnya badai salju hanya terjadi di dalam lingkungan istana. Sementara di luar wilayah istana, cuaca masih berlangsung normal membuat kota itu dilanda kebingungan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments