Wajah cantik putri Manolia terlihat sangat segar pagi itu. Rambutnya di sanggul keatas dengan gaun berleher rendah hingga memperlihatkan setengah dada sekangnya menyembul keluar seakan sedang mengintip suaminya untuk menggoda.
"Kau selalu membuatku terus bergairah Baby." Ucap raja Jonas yang terlihat sangat betah di kamarnya memandangi bidadari nya yang setiap saat menawan dirinya dengan pesona gadis itu.
Baru saja ingin mengajak lagi istrinya bercinta, terdengar ketukan dari luar sana membuat ia harus menghentikan aksinya.
"Sebentar baby...!"
Raja Jonas membuka pintu itu setengah sambil menanyakan keperluan panglima istana yang terlihat gelisah.
"Ada apa?"
"Barusan kami menerima berita kematian Raja Frans dan Raja Peter tewas di tangan seorang wanita dengan seribu bayangan. Ia telah membunuh beberapa pengawal Raja yang berada di belakang kereta raja sepulang dari istana anda, yang mulia." Ungkap Evan panglima istana.
"Seorang wanita? Apakah dia seorang pembunuh bayaran?"
"Tidak tahu yang mulia. Konon katanya gadis itu sangat cantik dan wajahnya sangat mirip dengan...-" Panglima terlihat ragu menyampaikan nama gadis penyerang itu pada Raja Jonas yang menatapnya dengan pandangan rumit.
"Cepat katakan! Siapa yang melakukan pembunuhan itu?" Desak Raja Jonas terlihat penasaran.
"Dari rumor yang tersebar, kalau mereka melihat istri yang mulia sendiri yang melakukan pembunuhan terhadap kedua raja itu, yang mulia." Bisik panglima kerajaan itu membuat raja Jonas mengerutkan keningnya.
"Bagaimana mungkin kalian menuduh istriku melakukan pembunuhan itu, sementara dia sendiri tidak sanggup untuk membunuh seekor nyamuk sekalipun. Pribadinya begitu lembut dan satu lagi, mana mungkin dia bisa keluar dari istana ini menempuh perjalanan yang cukup jauh dalam sekejap.
Jika dia keluar dari istana, bukankah penjaga istana sudah menahannya?" Tutur raja Jonas menyampaikan pendapatnya berdasarkan logikanya.
Mendengar penjelasan raja Jonas, membuat panglima terdiam dan berpikir secara logis." Anda benar yang mulia. Mungkin ada orang yang sengaja menyebarkan rumor ini hanya untuk memfitnah ratu Manolia." Ujar panglima kerajaan.
"Kumpulkan beberapa prajurit handal kita untuk menyelidiki kasus kematian misterius kedua raja itu. Sebenarnya aku bersyukur keduanya bisa tewas dengan cara mengenaskan karena aku sempat berpikir untuk membunuh kedua raja itu, namun dendam ku akhirnya terbalas juga." Titah raja Jonas.
"Baik yang mulia. Hamba segera laksanakan."
Panglima kembali ke markasnya untuk melaksanakan titah raja. Sementara Raja Jonas mulai bimbang dengan ucapannya sendiri karena ia merasa keanehan pada sang istri yang bisa jadi kecurigaan orang-orang di luar sana benar adanya.
Jauh di dalam kamar sang raja, putri Manolia mendengar semua apa yang sedang dibahas suaminya dan panglima istana, namun ia tetap bersikap santai selama suaminya tidak mengintrogasi dirinya karena itu adalah hal tabu bagi Raja Jonas jika tidak ingin kehilangan dirinya.
Raja Jonas menghampiri lagi istrinya yang sedang menyulam switer untuk suaminya. Raja Jonas mengajak istrinya bicara sambil melihat ekspresi wajah istrinya dengan apa yang akan ia bahas kini.
"Manolia...!"
"Iya Baby!"
"Keadaan istana sedang genting saat ini." Pancing raja Jonas.
"Apa yang terjadi, Jonas?"
"Mungkin sebentar lagi, di istana ini akan terjadi pembunuhan. Mungkin aku adalah korban berikutnya karena dua tamuku yaitu Raja France dan raja Piter di bunuh oleh orang yang tidak dikenal.
Dan rumor yang tersebar kalau mereka melihat seorang wanita cantik yang membunuh kedua raja itu." Imbuh raja Jonas sambil memperhatikan wajah istrinya yang tetap terlihat tenang dengan alat sulam miliknya.
"Apakah mereka sudah menemukan jejak pembunuh itu?" Tanya putri Manolia lalu berhenti menyulam.
"Sedang di selidiki oleh polisi istana yang terpilih di bidangnya." Sahut Raja.
"Apakah kamu mencurigai seseorang?"
"Aku tidak mau membuat spekulasi apapun jika tidak ada bukti yang bisa dijadikan petunjuk untuk menuduh seseorang. Biarkan penyelidik yang melakukan tugasnya untuk mengetahui wanita pembunuh itu." Imbuh Raja.
"Kalau begitu tunggu saja hasilnya dan tenangkan dirimu karena kematian mereka bukan tanggungjawab mu karena mereka mati bukan di wilayah kekuasaan mu." Ucap putri Manolia.
"Bagaimana kamu bisa tahu kalau mereka mati bukan di wilayah kekuasaan ku padahal aku tidak menyebutkan tempat itu di mana?"
"Berhenti suamiku. Jangan menyelidiki aku atau kau akan tahu akibatnya?" Ucap putri Manolia mengingatkan suaminya karena ini sudah menyangkut dengan persyaratan ayahnya.
Raja Jonas menghentikan interogasinya pada istrinya karena ia lupa akan konsekwensinya jika terlalu banyak bertanya pada istrinya.
Raja Jonas keluar dari kamarnya karena masih merasa ada yang janggal dengan perilaku istrinya yang terasa aneh menurutnya.
"Pernikahanku dengan putri Manolia makin membuatku tertekan. Aku merasa lebih baik mengakhiri pernikahan ini daripada akan datang malapetaka lebih besar di istana ini. Tapi, hatiku tidak bisa melakukannya karena aku terlanjur mencintai istriku.
Aku tidak akan bisa menemukan wanita yang setara dengan dirinya dari segi apapun kecuali sikap misteriusnya." Batin raja Jonas terlihat tidak rela melepaskan isterinya.
Tapi rasa penasaran dan juga kecemasannya tidak bisa lagi terbendung kini dengan apa yang dilakukan oleh sang istri.
Berjalannya waktu, kabar kematian kedua raja itu tidak bisa ditelusuri jejak pembunuhnya. Kasus kematian itu berhembus begitu saja. Raja Jonas tidak lagi mempedulikan lagi dengan kasus tersebut.
Tidak lama kemudian, muncul berita membahagiakan kalau putri Manolia akhirnya mengandung bayi pertama raja Jonas membuat raja Jonas begitu bahagia. Awalnya putri Manolia sendiri tidak mengetahui jika saat itu ia sedang hamil.
Tanda-tanda fisik yang menyatakan dia hamil diawali dengan demam tinggi hingga tubuhnya sangat lemah karena mengandung anak manusia yang bercampur dengan darahnya sebagai putri seorang dewa.
Butuh penyesuaian yang perlu perjuangan untuk menerima benih yang bercampur kedua spesies yang berbeda itu. Hingga akhirnya raja mendatangkan tabib istana yang sangat tersentak saat memeriksa keadaan putri Manolia yang bukan manusia biasa.
Karena selalu bersentuhan dengan alam gaib, jelas saja tabib itu mengetahui jika istri raja Jonas bukan berasal dari kalangan manusia. Iapun harus merahasiakan ini atau ia akan berurusan dengan para dewa yang selalu menolong dirinya dalam melakukan pengobatan pada manusia.
Melihat wajah tabib yang tidak asing bagi putri Manolia membuat istri raja Jonas tersenyum sinis di tengah sakitnya. Ia menatap tajam wajah tabib istana seakan mengatakan bahwa kau akan menerima hukuman mu jika kamu membuka mulut." Begitulah makna dari tatapan mata ratu Manolia pada tabib istana itu.
"Apa yang terjadi dengan istriku, tabib Jonah?"
"Yang mulia...! Saat ini yang mulia ratu sedang mengandung." Ucap tabib Jonah membuat raja Jonas mengembangkan senyumnya.
"Benarkah? Istriku akan melahirkan keturunanku? Apakah istriku akan melahirkan seorang pangeran?" Tanya raja Jonas.
"Masih terlalu dini untuk mengetahui jenis kelamin bayinya yang mulia." Ucap tabib Jonah hati-hati."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments