Setelah mendengar perkataan Lionel, bahwa dia yang bertanggung jawab atas kecelakaan lalu lintas yang Casey alami, Casey tidak segera berkomentar apa-apa.
Casey hanya diam menunggu Lionel, agar laki-laki itu bisa menjelaskan semuanya dengan terang-terangan kepadanya.
Namun, bertepatan di saat itu juga, pesawat yang mereka tumpangi telah tiba di negara tujuan, dan bersiap-siap untuk mendarat.
Lionel kemudian seolah-olah memanfaatkan kesempatan itu, untuk menunda penjelasannya kepada Casey, dengan berkata,
"Aku akan menemanimu sampai ke rumahmu. Di sana aku akan menjelaskan semuanya. Dan kamu juga bisa bertanya, apa saja yang ingin kamu tahu dariku."
***
Ketika Casey dan Lionel keluar dari pesawat pribadi milik Roberts grup, di bandara, Daniel terlihat telah menunggu mereka di sana.
Selain Daniel, ada dua orang lain yang terlihat sudah berumur, dan tampak seperti sepasang suami-istri.
Dan selain dari mereka itu, masih ada satu orang lagi, yang adalah seorang laki-laki, yang jika dilihat sepintas, tampaknya berusia sebaya dengan Lionel.
Daniel dan begitu juga sepasang suami-istri itu, terlihat senang saat Casey berjalan menghampiri mereka semua.
Sedangkan laki-laki yang satunya lagi, tampak berbeda, dengan raut wajahnya yang tidak bisa diartikan oleh Casey.
Sembari memeluk Casey, Daniel kemudian berbisik-bisik kepada Casey, dengan berkata,
"Mereka adalah Aaron dan orang tuanya. Walaupun kamu tidak mengingat siapa mereka, tapi setidaknya kamu bisa berpura-pura saja, seolah-olah kamu tidak melupakan apa-apa....
... Mereka menyayangimu, dan Grandpa tidak tega, jika melihat mereka sampai bersedih, karena kamu yang tidak bisa mengingat mereka."
"Baik, Grandpa!" sahut Casey, lalu melepaskan pelukannya dari Daniel.
"Halo, Casey! ... Apa kabarmu, my dear? Senang bisa melihatmu lagi," kata seorang wanita, yang jika menurut penuturan dari Daniel, wanita itu adalah mommy dari Aaron.
"Halo, Mistress Hamilton! ... Saya juga senang bisa bertemu dengan anda lagi," kata Casey, yang membalas sapaan wanita itu, sambil tersenyum.
Casey lalu berpelukan dengan mommy dari Aaron itu, yang sudah lebih dulu membuka tangannya lebar-lebar agar bisa memeluk Casey, kemudian mencium pipi Casey di bagian kiri dan kanannya.
Setelah itu, Casey lalu mendekat kepada seorang laki-laki yang tampak sudah berumur, yang sudah bisa diduga oleh Casey, bahwa laki-laki itu adalah daddy dari Aaron.
"Halo, Mister Hamilton!" sapa Casey kepada daddy dari Aaron, yang juga ikut memberikan pelukan hangat kepada Casey.
"Halo, Casey!" sapa daddy dari Aaron itu.
Kini tiba saatnya bagi Casey untuk saling menyapa dengan Aaron, seorang laki-laki yang tampan, dengan mata berwarna birunya yang terlihat lebih gelap, jika dibandingkan dengan warna mata Lionel.
Begitu pula bentuk tubuhnya yang tinggi tegap, dan masih mirip-mirip saja dengan bentuk tubuh Lionel.
Jika Casey bisa bicara jujur untuk memberikan penilaiannya sepintas, walaupun Aaron memiliki fisik yang terlihat sempurna, namun untuk keseluruhannya, rasanya Lionel masih terlihat jauh lebih baik daripada Aaron.
Sehingga Casey justru merasa bingung, akan apa yang merasukinya di masa lalu, sehingga dia bisa jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Aaron, seperti yang dikatakan oleh Lionel kepadanya.
Sembari mendekati orang yang tidak dikenalnya itu, Casey memaksakan dirinya agar bisa tersenyum, lalu menyapa laki-laki itu lebih dulu, "Hai, Aaron!"
"Hai, Casey!" Aaron balas menyapa, kemudian mencium kening Casey, sambil memberikan pelukannya kepada Casey.
Seolah-olah sedang menjadi seorang pemain sandiwara yang sudah profesional, Casey juga membalas pelukan dari Aaron itu, agar dia bisa terlihat baik-baik saja di depan semua orang.
Setelah Aaron melepaskan pelukannya, Casey kemudian berbalik dan melihat ke arah Lionel.
Menurut penilaian Casey, di saat ini, Lionel terlihat sedih atau mungkin kecewa, dan laki-laki itu tampaknya hanya memaksakan dirinya untuk tersenyum, sembari menyapa Daniel, dan kedua orang tua dari Aaron.
Aaron juga tidak luput dari sapaan Lionel, yang di saat itu juga, terlihat saling berjabat tangan antara Lionel dengan Aaron.
Setelah semuanya sudah saling menyapa, atas saran dari Daniel, maka mereka semua nantinya akan minum teh bersama, di rumah keluarga Roberts.
Dengan demikian, tanpa berlama-lama lagi, mereka kemudian beranjak pergi dari bandara, dan menuju ke rumah Daniel, yang juga menjadi rumah bagi Casey.
Casey ikut di dalam mobil Aaron, sementara Lionel bersama dengan Daniel, dan dalam satu mobil yang lainnya lagi, menjadi tumpangan bagi kedua orang tua dari Aaron.
Ketika mobil yang dikendarai oleh Aaron mulai melaju di jalanan, Casey terpikir untuk bertanya dengan berhati-hati kepada Aaron.
"Apa kamu tahu yang terjadi kepadaku?"
"Iya," jawab Aaron, singkat, tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan di depannya.
"Hmm ... Walaupun kamu sudah tahu, tapi kamu tidak pernah mau mengunjungiku?" tanya Casey, lagi.
"Apa yang kamu harapkan? Aku sibuk dengan pekerjaanku," jawab Aaron, yang tetap saja tidak mau melihat ke arah Casey, walaupun hanya sekedar melirik.
"Bukankah aku tunanganmu? Apa kamu tidak khawatir, jika terjadi sesuatu yang buruk padaku?" Lagi-lagi, Casey bertanya kepada Aaron.
Di saat itu, Aaron justru tampak seolah-olah terganggu, dengan pertanyaan dari Casey itu, sebelum dia kemudian berkata,
"Jangan melebih-lebihkan! ... Kamu berada di dalam perawatan rumah sakit yang terbaik. Kamu tidak membutuhkanku....
... Untuk apa kita membahas tentang hal ini lagi? Bukankah sebelumnya kamu sudah setuju, kalau pertunangan kita hanya untuk bisnis? Lalu kenapa kamu masih berlagak seperti orang bodoh?"
"Aku sudah katakan padamu. Jangan menuntut perhatian dariku, karena kamu tidak akan pernah mendapatkannya!" lanjut Aaron.
Perkataan dari Aaron itu, sudah lebih dari cukup untuk membuat kesimpulan, bahwa pertunangan mereka berdua, hanya akan berakhir buruk di masa depan.
Dan tentu akan lebih baik, jika Casey mencari cara, agar dia bisa membatalkan pertunangan itu, tanpa mengganggu hubungan bisnis.
Untuk selanjutnya, baik Casey maupun Aaron, benar-benar hanya terdiam, hingga mereka tiba di rumah Casey.
Bahkan sampai mereka berdua beranjak keluar dari mobil, masih tidak ada tanda-tanda, kalau Aaron ingin membicarakan sesuatu dengan Casey.
Begitu pula dengan Casey, yang memang pada dasarnya tidak mengenal Aaron, dan tidak terlalu mau perduli dengan apa yang mungkin sedang dipikirkan oleh laki-laki itu.
Ketika mereka semua sudah masuk ke dalam rumah, kemudian mengambil tempat duduk masing-masing di dalam ruang keluarga, Casey yang belum sempat duduk, kemudian berkata,
"Grandpa! ... Aaron! ... Mister and Mistress Hamilton! ... Saya benar-benar meminta maaf. Bukannya saya tidak mau untuk ikut minum teh bersama kalian....
... Tapi saat ini, saya masih merasa sangat lelah. Saya ingin beristirahat sebentar di kamar. Jadi saya berharap, agar kalian bisa memulainya tanpa saya."
Casey berkata jujur kalau dia merasa lelah.
Ditambah lagi, dia memang sedang tidak berminat untuk bergabung dengan Aaron, dan kedua orang tuanya.
Lagi pula, di saat ini Casey masih penasaran akan penjelasan dari Lionel, yang belum sempat diutarakannya kepada Casey.
"Lionel! ... Tolong antarkan aku ke kamarku!" ujar Casey beralasan, agar dia bisa segera mendapatkan privasi, untuk berbincang-bincang dengan Lionel.
Yang kemudian di saat itu juga, ditimpali oleh mommy dari Aaron, yang ikut berkata,
"Aaron! ... Kamu tentu bisa mengantarkan Casey ke kamarnya, bukan?"
"Baik, Mom!" sahut Aaron, kemudian berdiri dari tempat duduknya, lalu menghampiri Casey.
Walaupun Aaron akan menemaninya ke kamarnya, namun Casey tetap memberi tanda melalui gerakan matanya kepada Lionel, agar Lionel tetap ikut dengannya.
Dengan demikian, Aaron dan Casey berjalan bersebelah-sebelahan, dan Lionel menyusul mereka dari belakang.
Ketika mereka akan menaiki anak tangga, untuk menuju ke kamar Casey yang ada di lantai atas, ponsel milik Aaron tiba-tiba berbunyi.
Suara ponsel itu menarik perhatian Casey, hingga secara serta-merta menoleh ke samping, dan melihat Aaron yang menekan tanda 'Terima', di layar ponselnya.
Casey tersenyum sinis, karena dia sempat melihat nama kontak yang tertera di sana, yang bertuliskan 'Honey', dengan foto seorang wanita, yang menjadi tampilan figur kontaknya.
Cukup mengherankan, karena Aaron juga tampaknya tidak perduli, akan bagaimana perasaan Casey, jika dia berhubungan mesra dengan wanita lain.
Casey bisa berpikir demikian, karena walaupun Casey sedang berada di sampingnya, Aaron tetap berbicara dengan wanita di seberang teleponnya, dengan memakai gaya bicara yang mesra, dan bahasa yang romantis.
Berdasarkan apa yang bisa dilihat dan didengar, sudah bisa dipastikan, bahwa Aaron memang tidak memiliki perasaan apa-apa kepada Casey, karena Aaron sudah memiliki kekasih.
Casey tidak bisa membayangkan betapa bodohnya dirinya di masa lalu, jika memang benar dia mencintai Aaron, di masa-masa itu.
Karena jika dia memang mencintai Aaron, maka hatinya pasti akan merasa sangat sakit, kalau Aaron bertingkah seperti saat ini, di depannya.
Dan mungkin karena itulah yang menjadi penyebabnya, hingga otak Casey memilih untuk menghapus kenangan buruk itu dari ingatannya.
Casey tidak mau berlama-lama menyesali kebodohannya, karena itu hanyalah menjadi masa lalu, sedangkan Casey yang sekarang ini, adalah orang yang berbeda.
Walaupun Casey tidak merasa cemburu, tapi bukan berarti Casey mau direndahkan harga dirinya oleh Aaron.
Casey bertekad untuk membalas Aaron.
"Lihat saja nanti!" ujar Casey, berbicara sendiri, sambil tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Ririn Santi
bagus cassie
2023-04-05
0
$uRa
keren tor...penasaran.....
2023-04-04
0