“Val kamu nggak papa kan? maaf aku nggak tau kalau...” tanya Riska pada Valerie .
“Nggak papa, santai.”
“Btw, aku mau tanya sesuatu.” Ujar Riska seraya membenahi rambutnya. Bisa di lihat keraguan dari wajah Riska saat ini, yang semakin membuat Valerie penasaran. "Tanya aja." Ucap Valerie.
"Kamu ada hubungan apa sama pak Victon?"
Pertanyaan itu membuat Valerie menghentikan langkahnya. Enggan menjawabnya karena pasti ranahnya kesana, dan Valerie tidak mau di buat pusing.
"Nggak ada."
Singkat, padat dan jelas. Valerie segera berlalu meninggalkan tanda tanya yang memenuhi kepala Riska tentu saja.
.
.
.
Siaga Mode On!
Valerie kembali memasang mata elangnya menelisik seluruh sudut bangunan belum jadi itu. Jika perkiraannya benar, kemungkinan ada orang di balik kejadian ini.
“Arah jam 9, tetap waspada.” Ucap seseorang di balik earpiece Valerie. Matanya pun melirik ke arah tersebut, dan sedetik lebih cepat ia bisa melihat sosok hitam yang segera bersembunyi di balik tiang penyangga.
Menegangkan tapi cukup menyenangkan bagi Valerie yang menyukai tantangan. Langkah kakinya beriringan dengan Victon di sampingnya menuju keluar gedung.
Brakkk….gedubrak….. jdeng..... jdeng…
Semua orang terperangah kala Valerie sudah melayangkan tendangan memutarnya dan tepat mengenai tangan seseorang yang memegang pistol. Tendangan kuat itu membuat pistol tadi terpental entah kemana.
Satu hal yang membuat Valerie bingung. Menurutnya, sosok pria itu bisa di bilang cukup berani maju sendiri. Atau ternyata Valerie salah duga? ia takut jika prediksinya salah.
Demi melindungi semua nyawa, akhirnya mereka memilih untuk meninggalkan tempat itu segera. “Biar saya yang menyetir.” Ucap Valerie yang sudah mendahului kursi kemudi. Aldi hanya pasrah karena tidak ada waktu untuk berdebat.
brummm....
Kemampuannya yang sering membawa Coco balapan liar tidak ada bedanya dengan saat ia membawa mobil itu. Meski sudah di yakini jika menyetir mobil adalah salah satu keahliannya, Victon masih ragu dengan cara Valerie yang bisa di bilang ugal-ugalan. “Val, hati-hati.” Terasa seperti di ajak senam jantung, Victon benar-benar takut saat ini.
Di ikuti oleh pengawal lainnya di belakang sana, mata Valerie mendapati 2 motor besar yang tengah membuntuti. “Pegang erat-erat!.” seru Valerie. Jalan Raya sore itu cukup sepi sehingga Valerie bisa meluncur dengan mulus.
Dor….dor…
Serangan tak terduga itu membuat semua orang terperanjat. Valerie harus menancap gas lebih cepat lagi. Tiba di persimpangan ia pun berbelok dan mengambil arah berbeda. Tampak dua pria di belakangnya tengah mengelus dada berkali-kali karena kegilaan Valerie, mereka tak mau jika harus di ajak ke neraka bersama-sama.
“Val, aku masih mau hidup.” Ucap Victon seraya memegang hand grip dengan kuat.
Sama halnya dengan Aldi yang kini tengah berperang dengan jantungnya seraya melantunkan doa selamat. Heran sekali, perawakan gagah tapi nyalinya lemah. Valerie seakan tengah melindungi dua balita di medan perang, dan rengekan mereka justru membuatnya pusing saja.
Sreekkk…
Saat membuka kaca mobil, Valerie pun menodongkan pistolnya keluar. Dor…. Satu tembakan tepat menembus ban motor itu hingga si pengendara pun oleng. Masih ada satu lagi, sayangnya sosok di balik helm itu berada di sisi kiri.
Valerie pun kembali mengambil jalur balik arah, saat itu pula ia melesatkan pelurunya dan dor!….
yeah...!
Tepat dan mantap, para penguntit itu berhasil di lumpuhkan oleh gadis bernama Valerie itu. “Wow!! So cool.” Gumam Victon menatap gadis itu dengan berbinar.
"Kalian di mana? oke." Ucap Valerie pada benda kecil di telinganya.
.
.
.
Berbeda dengan Victon yang biasa saja. Sampai di perusahaan, Aldi keluar mobil dengan wajahnya yang pucat pasi.
huekk...
Keluar sudah semua isi perutnya. Valerie hanya menggeleng pelan melihat Aldi yang sengsara akibat di ajak balapan liar. "Kamu setress Val, euhhhh." lirih Aldi seraya memijat pelan kepalanya.
"Jujur! kamu seorang mata-mata?" Setenang itu Valerie, padahal Victon seakan di buat mati penasaran. Sebenarnya, dia kerap menghadapi situasi semacam ini kala membantu Jordan yang selalu melibatkannya dalam masalah. Tapi ini lain, meski Victon mengakui kemampuan gadis itu, kekagumannya benar-benar ia utarakan saat ini.
"Bukan."
"Wanitaku memang bukan sembarangan." Batin Victon seraya mengacungkan dua jempol tangannya sebagai bentuk penghargaan dan itu berhasil membuat Valerie terkekeh.
.
.
.
.
Tbc.
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan like dan vote nya. Terimakasih😁😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
jieun❤️
wah udh main tembak2ana aja nih
2023-04-12
1
Ucy (ig. ucynovel)
keren kok thor 👍
2023-03-23
1