Bab 5

Setelah kesibukan di pagi hari ini, Zen langsung bergegas menuju kantor nya. Sesampi nya Zen di kantor, suasana kantor sudah sepi karena jam kerja karyawan sudah di mulai.

Zen melangkah kaki menuju lift, di lift Zen berpapasan dengan Vanka. Vanka ialah sahabat Zen di Inggris semasa SD dulu kini Vanka bekerja di perusahaan Zen. Vanka pula fasih dalam berbahasa Indonesia karena sering di ajarkan oleh Zen.

"Aduh ibu direktur telat" Goda Vanka.

"Sialan kamu Van" Balas Zen kesal.

"Aku bercanda ibu direktur" Ucap Vanka cekikikan.

"Kamu mau kemana? Kepala humas divisi keuangan kok kelayapan sih" Goda balik Zen.

"Nyari suami orang" Balas Vanka kelur dari lift sambil menjulurkan lidah nya.

Dasar sahabat gila. Gerutu dalam hati Zen.

Zen tiba di lantai ruangan nya, Zen melangkah kaki dan melihat Kenya. Zen masuk kedalam ruangan nya dan duduk di kebesaran nya, Kenya datang yang sebelumnya mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Ada kabar apa?" Tanya Zen.

"Perusahaann yang menanam kan modal nya di perusahaan kita akan berkunjung besok pagi" Balas Kenya.

Hari ini Zen sangat sibuk hingga melupakan makan siang nya, senda telah tiba Vanka memasuki ruangan Zen sebelumnya Vanka mengetuk pintu dan diizinkan masuk oleh Zen.

"Zen apa pekerjaan mu sudah tuntas?" Tanya Vanka.

"Sebentar lagi sudah selesai, ada apa Vanka?" Balas Zen.

"Ayo kita ke mall" Ajak Vanka.

Karena merasa penat dan suntuk atas pekerjaan hari ini, Zen mengiyakan ajakan Vanka. Kedua gadis itu berjalan beriringan dan memasuki mobil Zen yang berwarna kuning.

Zen melajukan mobil nya menuju mall terkenal di kota Inggris, usai tiba Zen mamarkirkan mobil nya sekilas Zen melihat wajah yang ia kenal. Wajah Avin, Zen memandang nya lekat namun seketika Vanka membuyar kan tatapan nya.

"Lihat Zen?" Tanya Vanka.

"Tidak, ayo masuk" Balas Zen mengajak Vanka masuk.

Zen dan Vanka membeli pakaian yang cocok untuk di pakai kerja, usai puas Zen dan Vanka berniat makan sejenak di restauran yang ada di mall. Lagi-lagi Zen memandangi wajah yang sangat mirip dengan Avin namun Zen menepis penglihatannya. Hari sudah gelap, Zen dan Vanka memilih pulang.

~

Avin pergi ke Inggris lebih awal karena ia ingin mencari Zen namun semua sia-sia saja, Avin mencari di mall besar dan tempat lainnya namum tak ada hasil dengaan kecewa Avin pulang ke apartemennya.

Pagi yang cerah sinar sang surya menyeruak masuk kedalam kamar nya, Zen terbangun dari tidur. Zen mendengar suara keributan yang tak asing di telinga nya, Zen keluar kamar untuk melihat nya.

Zen melihat kedua orang tua nya yang sedang ribut karena berebutan ingin bertemu Zen, sedangkan nenek hanya menonton nya.

"Berhenti!" Ucap Zen berteriak.

Semua menoleh pada sumber suara.

"Anak ayah" Ucap Pak Ali.

"Itu anak ku" Balas Bu Tari ketus.

"Berhentilah ayah ibu! Zen kesini inggin mencari ketenangan!" Ucap Zen marah.

Zen berlari menuju kamar, orang tua nya malih sibuk ribut. Nyonya Lista mendengus kesal, Nyonya Lista menyusul Zen namun kamar nya di kunci, Nyonya Lista pergi menaiki mobil nya menuju kantor di pikir nya Zen pasti tidak akan pergi ke kantor hari ini.

Di dalam kamar Zen hanya menangis, sesekali Zen keluar kamar untuk pergi ke dapur untuk mengambil minuman keras di pikir nya Zen akan terasa tenang jika meminum minuman keras ini.

~

Di kantor semua merasa di awasi karena Nyonya Lista yang turun tangan, Nyonya Lista menyambut perusahaan Vin's Corp. Nyonya Lista bersikap ramah pada CEO nya.

"Good morning Mrs" Sapa CEO Vin's Corp.

"Saya fasih berbahasa Indonesia, dan pakai lah bahasa Indonesia" Balas Nyonya Lista ramah.

"Selamat pagi nyonya perkenalkan nama saya Ravin Hellansyah" Sapa Avin menyodorkan tangan nya.

"Pagi Pak Ravin, saya Nyonya Lista. Saya menggantikan cucu saya Zenaya Callista, beliau berhalangan hadir" Balas Nyonya Lista ramah.

Avin membelalakan mata nya mendengar nama Zenaya Callista di sebut kan, namun Avin menahan semua pertanya kepada Nyonya Lista sampai meeting nya selesai.

Pertemuan selesai, semua utusan dari Vin's Corp pergi meninggalkam gedung ZEN Group tapi tidak dengan Avin. Avin mengejar Nyonya Lista yang akan hendak naik lift namun terhenti karena teriakan Avin.

"Ada Pak Ravin?" Tanya Nyonya Lista.

"Apa nyonya ada waktu? Saya ingin berbincang sebentar" Balas Avin ramah.

"Oh ayo silahkan masuk kedalam ruangan cucu saya" Balas Nyonya Lista mengajak Avin.

Avin mengikuti langkah wanita paruh baya itu memasuki ruangan Zen, hendak masuk Avin melihat banyak foto Zen terpajang.

"Apa yang akan bicarakan? Apa masalah bisnis?" Tanya Lista penasaran.

"Oh tidak nyonya" Balas Avin ramah.

Avin mengutarakan niat dan Nyonya Lista hanya tersenyum menjawab semua pertanyaan Avin, Nyonya Lista mengajak Avin untuk kerumah nya bertemu dengan Zen, Avin sangat senang dan mengikitu langkah Nyonya Lista.

Selang setengah jam Nyonya Lista sampai di kediaman bersama dengan Avin. Nyonya Lista di sambut oleh pelayan nya dan mempersilahkan Avin untuk duduk di ruang tamu.

"Panggil kan Zen kemari" Ucap Nyonya Lista.

Dengan sigap pelayan tadi pergi menuju kamar Zen, dan pelayan lainnya menyiapkan minuman untuk Avin.

Pelayan tadi mengetuk pintu kamar Zen namun Zen tak kunjung membuka, di pegang handle kamar Zen ternyata tidak di kunci pasti nona lupa waktu pulang dari dapur tadi.

Kamar Zen berantakan banyak botol minuman alkohol berteberan.

Sepertinya nona Zen mabuk terlalu banyak. Gerutu pelayan dalam hati.

Pelayan tadi kembali kepad Nyonya Lista dan membisikan apa yang terjadi, dengan berat hati Nyonya Lista tidak bisa mempertemukan Avin dengan Zen.

"Maaf Pak Ravin seperti nya Zen tidak ingin di ganggu pikirann nya sedang kacau" Ucap Nyonya Lista.

"Tak apa Nyonya saya bisa kembali besok" Balas Avin ramah.

Nyonya Lista mengantar Avin menuju teras, setelah mobil Avin hilang dari pandangan Nyonya Lista dengan sigap Nyonya Lista menghampiri kamar cucu nya.

Nyonya Lista menjewer daun telingan Zen, hingga Zen kaget dan terbangun dari tidur nya.

"Anak nakal apa-apa ini?" Tanya Nyonya Lista marah.

"Maaf kan Zen nek" Balas Zen menunduk.

Cepat mandi dan beresken ini semua ada hal akan nenek bicarakan.

"Apa ibu dan ayah ada?" Tanya Zen.

"Nenek tidak tau dan nenek tidak mau tau" Balas Nyonya Lista berlalu.

Dengan rasa pusing akibat alkohol Zen membersihkan kamar nya dengan celotehan usai bersih Zen mandi dan menemui nenek nya yang berada di meja makan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!